Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Cara Menciptakan Kompos Daun-Batang Jagung

Konten [Tampil]

Kabartani.com – Daun dan batang jagung menyimpan banyak sekali unsur hara makro dan mikro yang diserap dari tanah. Selain sebagai pakan ternak, sisa tanaman ini sanggup dikembalikan ke dalam tanah untuk mengganti materi organik tanah yang dalam banyak kasus kadarnya terus menurun sepanjang waktu.


Pengembalian sisa tanaman ke tanah dalam bentuk kompos mempunyai tugas strategis dalam memelihara produktivitasnya secara berkelanjutan. Sekarang ini yang penting ialah bagaimana menciptakan kompos yang baik sangat terkait dengan:



  • Teknik pengomposan yang tepat, sesuai dengan kondisi agro-ekosistem wilayah (kering, basah/lembab, atau berair/rawa).

  • Mikroba dekomposer yang digunakan.


Pengomposan diatas permukaan tanah umumnya dipraktekkan didaerah basah/lembab (curah hujan tinggi). Pengomposan didaerah selalu berair menyerupai di tempat rawa pasang surut perlu dipilih cuilan lahan yang cukup tinggi semoga kelembaban materi tidak lebih dari 60%.


Sedangkan pengomposan didalam lubang cocok diterapkan didaerah kering (sulit air) untuk mengurangi penguapan dan kehilangan unsur N.


Prosedur Pengomposan


1. Lubang kompos dibentuk berukuran 1,5m x 1m x 1m (panjang x lebar x dalam) untuk menciptakan 1 ton daun-batang jagung dengan volume materi sekitar 2 m3 (BD daun-batang jagung ialah sekitar 500 kg/m3).


2. Daun-batang jagung dipotong-potong (dicacah) berukuran sekitar 15-25 cm, kemudian ditumpuk per lapisan didalam lubang dengan ketebalan 20 cm. Tiap lapisan dibasahi dengan seember air (10 liter), kemudian diberi mikroba pengompos dengan cara ditabur atau dipercikkan merata diatas permukaan bahan.


3. Setelah selesai, cuilan daun-batang jagung yang muncul dipermukaan (40 cm) ditutup dengan plastik berwarna gelap (tidak tembus cahaya). Pembalikan kompos dilakukan tiap minggu.


Tujuh sumber mikroba pengompos (dekomposer) yang dicoba ialah 4 dekomposer kemersial (M-Dec, Orgadec, Probion, dan EM4), dua dekomposer lokal yang disebut MOL (mikroba lokal) hasil karya petani (MOL bambu dan MOL pepaya), dan 1 sumber dekomposer dari hasil samping pembuatan biogas (limbah biogas).


Masing-masing dekomposer dicobakan pada tiap lubang kompos. Dengan demikian ada 7 lubang pengomposan untuk masing-masing dekomposer.


Dosis masing-masing dekomposer per lubang kompos atau per 1 ton daun-batang jagung adalah: M-Dec 1 kg, Orgadec 5 kg, Probion 2,5 kg + urea 2,5 kg, EM4 1 liter + gula pasir 0,25 kg, MOL-bambu 1 liter, MOL pepaya 2 liter + gula pasir 0,25 kg, limbah biogas 100 kg.


Proses pengomposan daun-batang jagung pada semua lubang kompos berlangsung baik yang dicirikan oleh fase-fase progresif degradasi bahan. Fase termofilik (peningkatan suhu tinggi (>40 derajat celcius) yang merupakan fase penting dalam proses perombakan materi organik terjadi berulang sesudah pembalikan kompos yang selanjutnya diikuti masa stabilisasi (curing state). Panas yang dihasilkan selama fase termofilik sanggup membunuh mikroba patogen dan benih gulma (rumput pengganggu).


Pada ahad ke-4, tekstur kompos sudah agak lunak dengan warna coklat tua. Hampir semua materi kompos daun-batang jerami ditumbuhi hifa jamur berwarna putih semenjak ahad pertama masa pembalikan kompos.


Perbedaan sifat biofisik yang menonjol dicirikan oleh aroma kompos yang berganti-ganti dari aroma alkohol (fermentasi) hingga aroma amonia dan tengik. Aroma amonia atau tengikk ini pada ahad ke-5 berkurang dan berganti dengan aroma alkohol atau aroma fermentasi.


Perbedaan sifat biofisik kompos dari banyak sekali perlakuan mikroba pengompos (komersial maupun lokal) tidak nyata.


Pendapat petani secara umum wacana proses pembuatan kompos daun-batang jagung didalam lubang tergolong mudah. Kualitas kompos yang dihasilkan dari banyak sekali mikroba dekomposer yang dipakai juga tergolong baik hingga sangat baik. Biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 ton kompos jagung (per lubang kompos) juga murah.


Penurunan Rasio C/N Kompos Daun-Batang Jagung oleh Berbagai Mikroba.


Dekomposer M-Dec bisa menurunkan rasio C/N daun-batang jagung dari 36:1 menjadi ≤25:1 sesudah 2 ahad masa pengomposan. Namun rasio C/N stabil untuk semua perlakuan dekomposer dicapai sesudah ahad ke-4 masa pengomposan dengan rasio C/N <15:1.


Dengan teknik pengomposan yang sama untuk semua perlakuan, karakteristik kompos yang dihasilkan oleh banyak sekali perlakuan mikroba dekomposer tidak terlalu jauh berbeda. Keunggulan mikroba dekomposer komersial terletak pada kemurnian mikrobanya yang sudah tentu akan menghasilkan kualitas kompos yang sama (konsisten) pada setiap kali dipakai sebagai pengompos.


Namun ketidakmurnian mikroba dekomposer lokal tidak mengakibatkan kemampuannya lebih rendah dibanding mikroba dekomposer komersial asalkan mekanisme dan prinsip-prinsip dasar pengomposan diikuti secara tertib.



Tabel karakteristik kompos dari banyak sekali pengompos pada Minggu ke-5 masa pengomposan





































































PengomposC/NN (%)P (%)K (%)KTK
M-Dec81.081.071.15103
Orgadec130.880.650.9264
Probion91.220.881.0676
EM4101.190.791.1373
MOL Pepaya61.070.611.0279
MOL Bambu120.921.191.1277
Limbah Biogas90.970.610.6666


Sumber https://kabartani.com