Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Kegunaan Asap Cair Sebagai Biopestisida Sampai Pengawet

Kabartani.com – Asap cair sanggup dipakai dalam aneka macam aplikasi industri secara meluas. Industri yang dimaksud dalam hal ini termasuk bidang pangan maupun non pangan. Dibidang pangan, asap cair sanggup dimanfaatkan sebagai materi pengawet makanan. Manfaat tersebut menjadi penting mengingat seringkali produsen pangan berani memakai formalin sebagai materi pengawet produknya.


Sedangkan di bidang non pangan, asap cair sanggup dipakai sebagai koagulan lateks, fungisida atau pestisida alami, pengawet kayu untuk melindungi kayu dari serangan rayap, dan cukup banyak manfaat lainnya.


1. Sumber Energi Biofuel


Asap cair merupakan salah satu jenis produk hasil pirolisis biomassa yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sumber energi alternatif. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa asap cair yang dipirolisis dari limbah pertanian ibarat serbuk kayu jati, mengandung sejumlah senyawa biofuel sehingga sangat sesuai untuk dikembangkan sebagai sumber energi alternatif.


2. Biopestisida Alami


Asap cair mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai biopestisida yang ramah lingkungan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asap cair mengandung sejumlah senyawa yang sanggup berfungsi sebagai anti jamur. Senyawa karbonil dalam asap cair sanggup menghambat pertumbuhan mikrobia dengan berpenetrasi ke dalam dinding sel dan menginaktivasi enzim yang terdapat dalam sitoplasma dan dinding sitoplasma.


3. Bahan Pengawet Kayu


Kandungan senyawa pada asap cair mempunyai sifat sebagai anti jamur dan anti bakteri. Oleh alasannya itu, asap cair berpotensi untuk sanggup dipakai sebagai materi pengawet kayu khususnya meubel.


4. Bahan Pengawet Makanan


Penggunaan asap cair sebagai materi pengawet kuliner dilatarbelakangi salah satu teknik pengawetan kuliner yang telah diterapkan oleh masyarakat semenjak ratusan tahun yang lalu. Metode tersebut diketahui sanggup mempertahankan kualitas kuliner dengan adanya senyawa antioksidan dan antimikrobia.


Aplikasi penggunaan asap cair sebagai materi pengawet didasari atas pertimbangan bahwa penggunaannya lebih menghemat waktu dibandingkan metode tradisional. Disamping itu, pengguna memungkinkan untuk mengontrol jumlah konsentrasi yang sempurna terhadap produk.


Umumnya penggunaan asap cair sebagai materi pengawet kuliner dikombinasikan dengan perlakuan lain ibarat penggaraman, teknik pengemasan, dan pengaturan suhu penyimpanan produk pangan tersebut. Upaya tersebut untuk menghasilkan pengaruh sinergis terhadap mikroorganisme perusak.


Darmadji dan Triyudiana (2006) mengemukakan bahwa konsentrasi asap cair dan usang perendaman berkorelasi aktual terhadap kandungan senyawa benzopyrene pada produk kuliner yang diawetkan dengan asap cair.


Kandungan benzo(a)pyrene yang diizinkan dalam produk kuliner ialah sebesar 1 ppb atau 0,001 ppm. Salah satu upaya yang sanggup dilakukan untuk meminimalkan keberadaan benzopyrene yang bersifat karsinogen pada produk kuliner yang diawetkan ialah melalui pengenceran asap cair sebelum diaplikasikan pada produk makanan.


Simak juga :




Sumber https://kabartani.com