√ Pembenihan Ikan Patin Dengan Teknik Kejutan Suhu
Kabartani.com – Berbagai upaya untuk meningkatkan produksi suatu sistem budidaya ikan telah banyak dilakukan. Salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut yakni dengan bioteknologi untuk menghasilkan ikan-ikan dengan mutu genetik yang baik.
Perbaikan mutu genetik sanggup dilakukan dengan 4 cara yaitu: seleksi, sec control, hibridisasi, dan manipulasi kromosom. Alternatif dalam manipulasi kromosom yakni dengan cara pembentukan ikan triploid, dimana ikan ini memiliki ukuran sel dan tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan ikan normal.
Pembentukan ikan triploid sanggup dilakukan melalui kejutan suhu, tekanan dan kimia. Kejutan suhu merupakan cara yang paling gampang dibandingkan dengan cara yang lainnya. Berikut ini tahapan-tahapan dalam pembenihan ikan patin memakai teknik kejutan suhu untuk pembentukan ikan triploid :
A. Bahan dan Peralatan
- Induk patin matang kelamin
- Suntikan, kertas tisue
- Bak/fiber, trai
- Hormon ovaprim, akuarium
- Artemia, styrofoam atau bejana kecil
- Aerator, termometer
- Piring, bulu ayam
- Kompor pemanas air
B. Seleksi Induk
- Induk telah matang gonad
- Berat induk betina 4-5 kg (umur 3-5 tahun)
- Berat induk jantan 2-3 kg (umur 2-3 tahun)
- Perut membesar kearah anus dan jikalau diraba terasa lembut (untuk induk betina)
- Perut ramping dan jikalau diurut keluar cairan berwarna putih susu (untuk ikan jantan)
- Alat kelamin berwarna merah cerah
- Gerakan lambat (untuk induk betina)
C. Pelaksanaan
1. Penangkapan induk dilakukan dengan hati-hati semoga ikan tidak mengalami luka, caranya yaitu dengan menyusutkan air kolam pemeliharaan terlebih dahulu. Bila ditemukan induk matang kelamin, induk pribadi diangkut dan dipindahkan dalam bak/fiber dan diberok (induk diberi makan) selama 1 hari.
2. Pemijahan dilakukan secara buatan dengan cara menyuntikan hormon ovaprim dengan takaran hormon untuk induk betina yakni 0,8 ml/kg, sedangkan untuk induk jantan 0,2 – 0,3 ml/kg.
3. Penyuntikan dilakukan sebanyak 2 kali untuk induk betina dengan interval waktu 6 – 8 jam sehabis penyuntikan pertama, dan 1 kali penyuntikan untuk induk jantan. Penyuntikan induk jantan waktunya bersamaan pada penyuntikan kedua induk betina.
4. Setelah disuntik, induk ikan dimasukkan kedalam fiber dengan maksud memudahkan pengontrolan. Bila penyuntikan berhasil, 8 – 10 jam sehabis penyuntikan kedua dilakukan pengurutan (stripping) terhadap kedua induk.
5. Setelah telur dan sperma didapat, selanjutnya dilakukan pembuahan buatan dengan mencampurkan telur dan sperma kemudian diaduk sampai rata memakai bulu ayam. Telur-telur tersebut selanjutnya ditempelkan pada medianya sanggup berupa trai, kakaban atau lempengan kaca.
6. Kurang lebih 3 menit sehabis terjadi pembuahan, trai tersebut dicelupkan pada air yang memiliki suhu 40°C selama kurang lebih 30 detik, kemudian trai diangkat dan diletakkan pada akuarium yang memiliki suhu air kurang lebih 28 – 29°C. Setelah 18-24 jam kemudian telur tersebut akan menetas. Telur yang telah menetas dipelihara didalam akuarium, sedangkan yang tidak menetas harus dibersihkan dari akuarium.
7. Pemberian pakan dilakukan sehabis larva berumur 2 hari (setelah kuning telurnya habis), berupa amulsi kuning telur yang diberikan setiap 2 jam sekali. Kuning telur diberikan selama 2 hari, selanjutnya diberikan naupli artemia yang diteteskan terlebih dahulu.
8. Penyiponan kotoran dan sisa-sisa pakan dilakukan setiap hari dan penggantian air dilakukan setiap 4 jam sekali untuk menjaga kualitas air dalam akuarium.
9. Setelah berumur 15 hari, larva ikan sanggup dipindahkan ke kolam dederan, dengan kepadatan 150-200 ekor/m2. Lakukan pengontrolan suhu air semoga benih tidak stres. Waktu penebaran benih sebaiknya pagi atau sore hari.
10. Pendederan dilakukan selama 30 hari untuk kita memperoleh benih ukuran 8 – 12 cm. Benih dederan selanjutnya sanggup dipasarkan atau dibesarkan pada kolam pembesaran.
Sumber https://kabartani.com