√ Klarifikasi Arti Dan Makna Assalamu’Alaikum Wa’Alaikumsalam [Lengkap]
Mengucapkan salam merupakan hal yang sangat dianjurkan dalam Islam sehingga hukumnya yakni sunnah, sedang dalam menjawabnya merupakan kewajiban setiap orang yang mendengarnya.
Hal tersebut ditujukan untuk mempererat persaudaraan antar insan sehingga tercipta kedamaian di muka bumi ini. Assalamualaikum dan waalakumsalam sendiri berisi impian atau doa yang baik.
Jadi dengan adanya salam semua orang senantiasa saling mendoakan untuk kebaikan. Untuk lebih memahami apa arti dan makna salam tersebut simak klarifikasi di bawah ini:
Arti dan Makna Assalamu’alaikum Wa’alaikumsalam
Salam yakni sesuatu yang dekat dalam kehidupan kita sebagai kaum muslim sehari-hari. Masuk rumah berucap salam, bertemu sahabat kita berucap salam, dan dalam pertemuan-pertemuan tertentu pembukaan dan penutupnya tak lain tak bukan yakni salam.
Dalam Islam, salam tersebut dilafalkan dalam Assalamulaikum, sedangkan jawabannya yakni waalaikumussalam.
Adapun lafal lengkapnya menjadi Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu, dan jawab lengkapnya menjadi waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu. Ada juga yang menyisipkan ta’ala sebelum lafal wabarakatuhu.
Mengenai artinya sendiri, salam merupakan kalimat yang diambil dari bahasa arab. Terjemahannya dalam bahasa indonesia dari Assalamualaikum adalah: semoga keselamatan menyertaimu.
Dan untuk lengkapnya Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuhu artinya, semoga keselamatan menyertaimu, beserta rahmat dari Allah, beserta barakah dari Allah juga. Sedangkan untuk balasan salamnya artinya juga sama.
Jika di-indonesiakan,
“Semoga keselamatan menyertaimu” untuk Assalamualaikum
“Dan semoga keselamatan (juga) menyertaimu” untuk waalaikumussalam
Salam tak lain yakni doa. Salam bermakna impian untuk Allah memperlihatkan keselamatan pada yang dituju. Pun bermakna impian untuk Allah memperlihatkan keselamatan juga kepada yang mengucap dan mengawali.
Perintah dan Anjuran
Berikut ini ada beberapa hadist rasulullah yang menyebutkan bahwa salam memang merupakan sesuatu yang penting dan utama. Sebagaimana salah satunya yang diriwayatkan oleh muslim,
“Kalian tidak akan masuk nirwana sehingga beriman, dan tidaklah beriman sehingga saling mencintai. Inginkah saya tunjukkan kepada kalian sesuatu yang kalau dilakukan, kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim)
Hadist diatas yakni penegasan kaum beriman antara satu sama lain untuk saling mengenal, mencintai, dan mendoakan keselamatan.
Karena dengan cara itu keimanan seseorang menjadi purna. Yaitu dengan saling mengasihi satu sama lain dan menyertakan salam untuk meneguhkannya.
Sementara, hadist lain dari debu hurairah menjelaskan soal teknis dan prosedur salam,
“Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “(Hendaklah) yang berkendaraan (mendahului) mengucapkan salam kepada yang berjalan kaki; yang berjalan kaki kepada yang duduk; yang sedikit kepada yang banyak”. (Muttafaq ‘alaih)
Hadist diatas menegaskan keutamaan salam dalam praktiknya dari subjek kepada objek. Pertama, orang yang sedang dalam kendaraan kepada pejalan kaki untuk berdoa memberi keselamatan –yang dijawab dengan harap keselamatan juga. Lalu pejalan kaki kepada yang duduk. Dan yang sedikit kepada yang banyak.
Teknis berucap dan menjawab salam ini memperlihatkan betapa kaum muslimin benar-benar menjaga korelasi sesama muslim dengan keharmonisan yang baik dan terjaga. Sambung menyambung memberi doa dalam bulat harap kebaikan yang tidak terputus.
Di mana Saja Sebaiknya Kita Ucapkan Salam?
Ucapan salam dan menjawabnya yang dekat dalam kehidupan kaum muslim sehari-hari kemudian dianjurkan nabi untuk ditempatkan pada beberapa ruang dan waktu tertentu. Contohnya yakni sebagai berikut:
1. Ketika memasuki rumah
Anas bin Malik ra. mengatakan, Rasulullah saw bersabda kepadanya, “Wahai anakku, kalau engkau masuk kepada keluargamu maka ucapkanlah salam, pasti akan menjadi barakah bagimu dan bagi keluargamu.” (HR Tirmidzi)
Hadist diatas yakni pentingnya salam untuk menjaga kebaikan dan keselamatan di dalam rumah. Doa dari orang yang masuk rumah untuk selalu menyambung harap kebaikan yang melindungi rumah dan keluarga dari sesuatu yang kurang baik dan dapat mencelakai. Al-quran sendiri juga ikut menegaskan hal tersebut,
“Maka apabila kau memasuki rumah-rumah, hendaklah kau memberi salam kepada (penghuninya, yang berarti memberi salam pada) dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang penuh berkah lagi baik.” (QS An-Nur: 61)
2. Ketika berjumpa kaum muslim meskipun hingga beberapa kali
“Jika seseorang di antara kau bertemu saudaranya kemudian mengucapkan salam kepadanya, maka apabila mereka berdua terpisahkan oleh sebatang pohon, dinding atau kerikil kemudian berjumpa lagi, hendaknya ia mengucap salam (lagi) padanya.” (HR Abu Dawud)
Hadist di atas merupakan keutamaan pesan rasulullah biar sesama kaum muslim saling menjaga kedekatannya dan menyertakan kebaikan atas hal tersebut.
Bahkan keterpisahan sebentar pun tak menghalangi salam yang merupakam doa keselamatan untuk terus diucap-jawabkan. Dalam keterangan yang lain, rasulullah juga menambahkan ketegasan salam itu meskipun kaum muslim berada tidak jauh darinya,
Dari Abu Hurairah ra, (tentang hadits orang yang tidak baik shalatnya) bahwa ia tiba kemudian shalat, kemudian menghadap Rasulullah saw dan mengucap salam kepadanya, maka Rasulullah pun menjawab salamnya seraya berkata, ‘kembalilah engkau dan (ulangi) shalat, alasannya yakni engkau belum shalat.’ Maka orang itu pun kembali untuk shalat, kemudian menghadap nabi dan mengucap salam kepadanya, dan hal itu ia lakukan hingga tiga kali.” (Muttafaq ‘alaih)
3. Ketika meninggalkan majelis
Dari Abu Hurairah ra. berkata, bahwa Rasulullah bersabda, “Apabila seseorang hingga ke sebuah majelis, hendaklah ia ucapkan salam dan kalau hendak bangkit (meninggalkan majelis), hendaklah mengucapkan salam. Yang pertama tidaklah lebih utama dari yang terakhir.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
Hadist di atas memperlihatkan betapa salam merupakan epilog dan sapa perpisahan yang baik. Hal tersebut alasannya yakni sesama muslim yang akan berpisah masih senantiasa menjaga dan memperlihatkan ucapan kebaikan serta keselamatan.
Teruntuk orang yang akan meninggalkan majelis, ini juga menjadi impian biar orang yang masih berada di majelis akan mendoakan keselamatannya hingga kawasan yang dituju.
4. Ketika bertemu anak-anak
Dari Anas ra, Ia lewat pada belum dewasa seraya mengucapkan salam pada mereka dan berkata, “Adalah Rasulullah saw. melaksanakan hal itu.” (Muttafaq ‘alaih)
Hadist di atas memperlihatkan bahwa contoh rasulullah memang teramat baik. Bahkan dengan belum dewasa yang masih kecil saja rasulullah tetap berucap salam yang berarti mendoakan keselamatan kepadanya. Tak ada rasa tinggi hati atau bahkan rendah diri untuk melaksanakan hal tersebut.
5. Saling mendahului mengucap salam kepada sesama saudara muslimnya
“Sesungguhnya orang yang paling besar kecintaan dan ketaatannya kepada Allah swt yakni orang yang mendahului mengucapkan salam.” (HR Abu Dawud)
Rasulullah dalam keterangan ini menegaskan untuk sesama muslim tidak usah saling menunggu atau siapa yang lebih kaya dan miskin untuk mengucap salam.
Tapi segeralah siapapun untuk memulai. Semua sama dihadapan Allah dan rasulnya. Dalam hadits lain rasulullah juga menegaskan,
“Dari Abu Umamah ra, Rasulullah ditanya, ‘Ya Rasulullah, dua orang bertemu, siapa di antara mereka yang harus memulai sal;am?’ Rasulullah menjawab, ‘ Yang paling cinta dan taat kepada Allah swt.’” (HR Tirmidzi)
Sumber aciknadzirah.blogspot.com