Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Cara Budidaya Cabe Dengan Contoh Hcs

Konten [Tampil]

Nama ilmiah Cabe, mau cabai merah atau
cabe hijau adalah Capsicum Annum var longum.Tanaman cabai ini
merupakan tumbuhan jenis perdu dari keluarga terong-terongan. Cabe berasal dari
benua Amerika tepatnya tempat Peru dan menyebar ke Negara-negara benua amerika,
Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia.





Tanaman cabai banyak mempunyai ragam tipe
pertumbuhan dan bentuk buahnya. Tahukah anda ? Diperkirakan terdapat tidak
kurang dari 20 spesies yang sebagian besar hidup di negara asalnya. Namun
masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, contohnya cabe
besar, cabai keriting, cabai rawit dan paprika.





Dari segi kandungan gizi, secara umum
cabe mempunyai banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein,
Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Vitamin A, Vitamin B1, dan Vitamin C.





Pemanfaatan cabai selain digunakan untuk
keperluan rumah tangga, juga sanggup digunakan untuk keperluan industri,
diantaranya yaitu industri bumbu masakan, industri masakan dan industri
obat-obatan atau jamu.





Jenis-jenis Cabe





Saat ini telah banyak benih cabai hibrida
yang beredar di pasaran dengan nama varietas yang beraneka ragam dengan
berbagai keunggulan yang dimiliki.





Beberapa jenis cabai yang telah
dikeluarkan yaitu : Jet set, Arimbi, Buana 07, Somrak,
Elegance 081, Horison 2089, Imperial 308 dan Emerald 2078.





Dan untuk cabai bibit unggul keriting
diantaranya, Papirus, CTH 01, Kunthi 01, Sigma,
Flash 03, Princess 06 dan Helix 036
, dan untuk cabai rawit bibit unggul adalah Discovery. Budidaya cabai di
Indonesia, banyak memanfaatkan jenis cabai berikut :





Tanjung-1





• Potensi hasil 18 ton/ha

• Warna buah merah

• Panjang buah 10 cm

• Cocok untuk dataran rendah

• Toleran terhadap hama pengisap daun





Tanjung-2

• Potensi hasil 12 ton/ha

• Cocok untuk dataran rendah





Lembang-1

• Potensi hasil 9 ton/ha

• Cocok untuk dataran tinggi





Syarat Untuk Tumbuh





Agar tumbuhan sanggup tumbuh dan berkembang
dengan optimal, maka pada ketika budidaya cabai perlu diperhatikan syarat-syarat
umum yang perlu dipenuhi :





Tanah





– Tanah berstruktur remah/gembur dan
kaya akan kandungan materi organik.

– Derajat keasaman (pH) tanah antara 5,5 – 7,0

– Tanah tidak becek atau terdapat genangan air

– Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan yang gelap dan menghalangi
sinar matahari





Iklim





– Curah hujan 1500-2500 mm pertahun
dengan penyebaran yang merata.

– Suhu udara 16o – 32o C.

– Saat pembungaan hingga dengan ketika pemasakan buah, keadaan sinar matahari
cukup (10-12 jam).





Teknis Budidaya





Berikut kita akan membahas mengenai
teknis budidaya tumbuhan cabai mulai dari pembenihan, pembibitan dan pemeliharaan. 
Teknis budidaya berikut yaitu hampir secara keseluruhan menerapkan contoh tanam
organik dengan menggunakan pupuk dan obat organik produk HCS





A. Persiapan Benih





Terdapat banyak sekali cara untuk
mempersiapkan benih cabe, berikut beberapa alternatif atau langkah yang dapat
kita lakukan :





  • Pilihlah buah cabai yang benar-benar telah matang (berwarna merah),
    bentuknya tepat dan segar, serta tidak cacat dan terjangkit penyakit.
  • Jemur buah cabai tersebut hingga cukup kering dan keluarkan bijinya.
  • Atau dari poin no 1, anda pribadi mengiris buah secara memanjang dan
    mengeluarkan bijinya.
  • Kemudian lakukan pembersihan hingga higienis dan keringkan. Pengeringan
    dilakukan cukup dengan cara dijemur saja.
  • Pilihlah biji cabai yang bentuk, ukuran dan warnanya seragam, memiliki
    permukaan kulit yang bersih, tidak keriput dan tidak terdapat cacat.
  • Lakukan pula seleksi perendaman.  Biji cabai tersebut direndam dalam
    air, biji yang terapung jangan dijadikan benih dan dibuang saja.  Biji
    yang terpilih kemudian ditiriskan.
  • Buatlah larutan yang mengandung PHEFOC
    HCS
     dengan takaran : 1 tutup botol PHEFOC dilarutkan ke dalam 5 liter air
    (1 : 5).  Jumlah larutan yang disiapkan sesuaikan saja dengan kebutuhan.
  • Masukkan benih yang sudah ditiriskan tadi ke dalam larutan, dan biarkan
    selama 10 – 15 menit.  Tujuan perendaman ini biar nantinya tumbuhan cabe
    lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
  • Angkat benih dan tiriskan
  • Kemudian masukkan benih tersebut ke dalam air yang mengandung SOT HCS. Dosis SOT yaitu 1 :
    1, artinya 1 tutup botol SOT dilarutkan dalam 1 liter air. Biarkan benih
    terendam selama semalam.  Kemudian ditiriskan kembali.  Tujuan
    perendaman ini biar pertumbuhan tumbuhan nantinya menjadi lebih baik.




B. Persemaian





Sebelum tanam di tempat permanen,
sebaiknya benih disemai dulu dalam wadah semai yang sanggup berupa kolam plastik
atau kayu dengan ketebalan sekitar 10 cm yang dilubangi belahan dasarnya untuk
pengaturan air (drainase). Tempat semai pakailah yang simpel dan murah meriah,
syukur-syukur gratisan, contohnya menggunakan nampan plastik yang sudah tidak
terpakai lagi.

Persiapannya yaitu sebagai berikut :





  • Isikan dalam wadah semai media berupa tanah berpasir  dan pupuk
    bokashi
     dengan perbandingan 1 : 1
  • Lakukan penyemprotan media semai tersebut dengan menggunakan SOT dengan
    dosis 1 tutup botol SOT dilarutkan dalam 5 liter air. Dalam kondisi tertutup,
    biarkan media semai tersebut selama 1 – 2 hari.
  • Kemudian tebarkan benih secara merata di media persemaian, bila
    memungkinkan berilah jarak antar benih 3 x 3 cm atau 5 x 5 cm sehingga waktu
    tanaman dipindah/dicabut, akarnya tidak mengalami kerusakan.
  • Setelah benih ditebar, taburkan tanah di atasnya secara tipis. Kemudian
    letakkan wadah semai tersebut di tempat teduh dan lakukan penyiraman secukupnya
    agar media semai tetap lembab.




C. Pembibitan dalam
Polybag





Terdapat dua cara yang biasa dipakai
pada proses sesudah pembenihan ke proses penanaman. Cara pertama adalah Proses
Satu Langkah
, artinya bibit dari persemaian pribadi ditanam di media penanaman
lapangan (kebun, pot atau polybag) sesudah umur benih atau bibit di persemaian
mencapai umur 20 hari atau sudah mempunyai 4 helai daun.  Cara kedua
adalah Proses Dua Langkah, dengan proses
sebagai berikut :





  • Benih yang telah berkecambah atau bibit cabai umur 10-14 hari (biasanya
    telah tumbuh sepasang daun) dipindahkan ke tempat pembibitan.
  • Siapkan tempat pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm atau bumbungan
    dari materi daun pisang sehingga lebih murah harganya. Masukkan ke dalamnya
    campuran tanah dan pupuk bokashi yang sudah difermentasi dengan SOT HCS
  • Pindahkan bibit cabai ke wadah pembibitan dengan hati-hati. Pada ketika bibit
    ditanam di polybag/bumbungan, tanah di sekitar akar tumbuhan ditekan-tekan agar
    sedikit padat dan bibit bangun tegak. Letakkan bibit di tempat teduh dan
    sirami secukupnya untuk menjaga kelembabannya. Pembibitan ini untuk
    meningkatkan daya pembiasaan dan daya tumbuh bibit pada ketika pemindahan di tempat
    terbuka.
  • Bibit bisa ditanam di polybag, di pot atau lapangan sesudah berumur 21-40
    hari, atau sudah mempunyai 4 helai atau lebih daun.




D. Penyiapan media
tanam Cabe menggunakan Polybag :





  • Siapkan polybag tempat penanaman berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi
    lubang kiri kanannya untuk pengaturan air.
  • Buat adonan dengan komposisi tanah, pupuk kandang/bhokasi dan sekam
    dengan perbandingan 2:1:1 sebanyak yang dibutuhkan. Penggunaan sekam bertujuan
    untuk memperbaiki drainase sehingga air tidak tergenang dalam polybag.
  • Semprot dengan PHEFOC Pengendali Hama Tanaman (produk PT
    HCS) untuk mematikan hama pengganggu dalam media tanah dan tunggu beberapa jam.
  • Bahan-bahan tersebut disiram dengan air yang bercampur SOT HCS (dosis : 1 tutup botol
    SOT per 5 liter air) hingga merata. Bisa pula ditambahkan 5 gr Urea + 10 gr ZA
    per polybag kemudian disiram dengan air biar pupuk larut dalam tanah.
  • Masukkan adonan tersebut ke dalam polybag setinggi 3/4 dari volume
    polybag dan dibiarkan selama 5-7 hari biar media tanam lebih siap.
  • Bibit yang telah berumur 21 hari sudah siap ditanam dalam polybag.
  • Pilih bibit cabai yang baik yaitu yang pertumbuhannya tegar, warna daun
    hijau, tidak cacat/terkena hama penyakit
  • Siapkan polybag yang akan ditanami. Sebaiknya polybag yang telah siap
    ditanami sudah ditempatkan pada tempat masing-masing apabila memang sudah ada
    rencana, biar tidak terjadi pemindahan lagi. Padatkan permukaan media tanah dan
    siram dengan air kemudian letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari
    langsung.
  • Wadah media bibit dari plastic harus dibuka dulu sebelum ditanam. Hati-hati
    supaya tanah yang menggumpal akar tidak lepas. Bila wadah bibit memakai
    bumbungan pisang sanggup pribadi ditanam lantaran daun tersebut akan hancur
    sendiri.
  • Tanam bibit tersebut di polybag penanaman. Tanamlah bibit tepat di bagian
    tengah dan tambahkan media tanahnya hingga mencapai sekitar 2 cm dari bibir
    polybag
  • Waktu penanaman pada pagi/sore hari untuk mengurangi penguapan.
  • Bibit ditanam sebatas pangkal batang dengan posisi tegak lurus, tanah di
    sekitar batang dipadatkan biar perakaran lebih berpengaruh kemudian dilakukan
    penyiraman.

    Apabila cuaca panas, sebaiknya tumbuhan diberi pelindung dari pelepah pisang
    yang ditekuk menjadi dua belahan kemudian disungkupkan menutupi bibit menyerupai
    bentuk segitiga sama kaki. Pemberian pelindung ini dimaksudkan supaya bibit
    yang gres ditanam tetap segar dan tidak mengalami kelayuan.




E. Penanaman Cabe
menggunakan Pot





Budidaya cabai juga sanggup dilakukan
menggunakan pot.  Untuk melaksanakan penanaman cabai dalam wadah/pot, yang
perlu diperhatikan yaitu diameter dan kedalaman wadah, hal ini terkait dengan
perakaran cabai yang menyebar menembus cukup dalam antara 30-50 cm.

Pot yang baik yaitu yang memenuhi kriteria berikut :





  • Mampu mendukung perkembangan perakaran.
  • Bagian bawah pot harus berlubang untuk merembeskan atau membuang air yang
    berlebihan.
  • Dasar pot dipilih yang berkaki untuk membantu aerasi dan drainase.
  • Pot tidak terlalu berat biar gampang dipindahkan.
  • Tidak gampang lapuk dan pecah.
  • Dinding pot harus bisa merembeskan air dan udara keluar biar suhu tanah
    tetap stabil.
  • Jenis pot yang digunakan sanggup berupa pot tanah liat, pot plastik, pot
    porselin, pot semen, pot ban bekas, pot kaleng bekas dan pot anyaman bambu.
    Beberapa jenis pot ini tidak mempunyai sifat pot yang baik sehingga pada siang
    hari yang panas, suhu pot cepat naik dan tumbuhan menjadi layu. Karena itu,
    beberapa jenis pot perlu dilubangi didindingnya.




Pemeliharaan Cabai
Organik Pola HCS :





Terdapat beberapa langkah penting yang
perlu dilakukan pada ketika pemeliharaan :





  • Perompesan dilakukan terhadap tunas samping yang muncul sebelum pembungaan
    (masa generatif) biar tumbuhan tumbuh besar terlebih dahulu (masa vegetatif).
    Lakukan Perompesan daun-daun tua, bunga pertama dan seluruh tunas yang keluar
    dari ketiak daun di bawah percabangan pertama.
  • Lakukan penyiraman apabila tidak ada hujan, penyiraman dilakukan setiap
    hari hingga umur 2 minggu, sesudah itu penyiraman cukup dilakukan 2-3 kali
    seminggu atau sesuai dengan kondisi kelembaban tanah. Penyiraman tanaman
    sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 09.00 pagi, lantaran pada siang
    harinya tumbuhan banyak membutuhkan air untuk proses fotosintesis. Penyiraman
    sebaiknya dilakukan dengan menggunakan sprayer.
  • Pengajiran Ajir (lanjaran) ditancapkan dalam polybag di samping tanaman
    pada jarak 10 cm dari pangkal batang.  Hal ini untuk membantu menopang
    tanaman.
  • Pengikatan dilakukan pada ajir membentuk karakter “8“ sehingga tidak
    menghambat pertumbuhan batang. Pengikatan dilakukan pada ajir sebanyak tiga
    simpul setiap tumbuhan yaitu : di bawah cabang Y pada umur 10-15 hari setelah
    tanam (hst), di atas cabang Y umur 30-40 hst dan pada waktu pembesaran buah
    umur pada umur 10 – 15 hari hst, di atas cabang Y umur 30 – 40 hst dan pada
    waktu pembesaran buah 50 – 60 hst.
  • Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan yaitu setiap 2 minggu
    sekali dengan mencabut rumput/gulma di sekitar tumbuhan cabe.
  • Pemupukan sesudah usia 1 minggu,  semprot tumbuhan dengan SOT (3 tutup
    botol SOT dilarutkan dalam 14 liter air) dan lakukan seminggu sekali pada
    tanaman. Umur 30 dan 60 hari sesudah tanam : masing-masing 1/3 belahan dari sisa
    campuran Urea dan ZA pada pemupukan dasar.Setelah 2 ahad dipupuk dengan Urea
    sebanyak 5 gr/tanaman atau 1 ons dilarutkan dengan air dan siramkan untuk 20
    tanaman, dan dilakukan setiap 2 ahad sekali hingga umur 2,5 bulan. Penggunaan
    pupuk kimia hanya diberikan max 30 % dari penggunaan Urea ketika tanpa menggunakan
    SOT.
  • Hama yang lebih banyak didominasi menyerang adalah kutu
    daun, thrips dan lalat buah
     sedangkan penyakit yang timbul diantaranya layu
    bakteri dan virus mozaik yang menjadikan stagnasi dan kematian
    tanaman.Pengendaliannya : Untuk mengendalikan hama lalat buah sanggup digunakan
    perangkap yang telah diolesi dengan Antraxtan/ lem yang mengandung “eugenol“
    untuk menarik lalat buah yang ditempatkan setiap sudut lokasi pertanaman cabe
    dalam polybag. Untuk mengendalikan serangga pengisap daun mirip Thrips,
    Aphid, penyakit busuk buah kering (Antraknosa) yang disebabkan cendawan,
    gunakan fungisida dengan menggunakan PHEFOC Produk HCS. Dosis dan aplikasi
    masing-masing obat tersebut sanggup dilihat pada labelnya. Secara lebih detail
    mengenai Hama dan Penyakit Tanaman Cabe silahkan baca di tulisan Mengenal
    Lebih Dekat dengan Hama dan Penyakit yang Sering Menyerang Tanaman Cabe.




Masa Panen dan
Pemetikan Cabe :





Pada umur 60 hari sesudah tanam, cabe
dalam polybag sudah masuk fase generatif yaitu mulai berbunga dan pematangan
buah hingga umur 70 hari sesudah tanam. Panen pertama dilakukan pada umur 75-80
hari kemudian panen berikutnya setiap 3-4 hari sekali / sesuai dengan kondisi
buah.





  • Pemetikan dilakukan dengan hati-hati biar percabangan/tangkai tumbuhan tidak
    patah.
  • Setelah pengunduhan lakukan penyemprotan dengan SOT dan PHEFOC bergantian
    selang seminggu dan begitu juga seterusnya.


Sumber https://kabartani.com