√ 4 Pola Perubahan Makna Spesialisasi Dalam Bahasa Indonesia
Beberapa pola perubahan makna dari jenis-jenis pergeseran makna sudah pernah ditampilkan di artikel-artikel yang lalu. Adapun artikel-artikel tersebut ialah contoh perubahan makna ameliorasi, contoh perubahan makna peyorasi, contoh perubahan makna sinestesia, contoh perubahan makna asosiasi, dan contoh perubahan makna generalisasi. Artikel ini pun juga akan menyangkan beberapa pola perubahan pada suatu jenis pergeseran makna, di mana jenis pergeseran makna tersebut ialah makna spesialisasi.
Makna spesialisasi atau penyempitan makna kata merupakan makna kata yang terbentuk oleh proses penyempitan makna pada suatu kata yang memiliki makna yang luas. Adapun beberapa pola perubahan pada makna kata ini sendiri ialah sebagai berikut ini!
1. Sarjana
Kata ini awalnya memiliki suatu makna yang luas, yaitu orang-orang yang pintar. Setelah digeneralisasi, kata ini pun memiliki makna khusus yaitu gelar bagi para mahasiswa yang telah menempuh pendidikan strata-1. Untuk lebih memahami perubahan ini, maka perhatikanlah dua pola kalimat berikut!
- Untuk duduk kasus tersebut, lebih baik kita tanyakan saja kepada para sarjana.
- Ananda resmi menyandang gelar sarjana ekonomi pada hari Sabtu yang lalu.
Kata sarjana pada kalimat pertama masih bermakna umum orang yang pintar. Sementara itu, kata sarjana pada kalimat kedua merupakan kata yang sudah disempitkan maknanya menjadi, gelar bagi para mahasiswa yang telah menempuh pendidikan strata-1.
2. Guru
Mulanya, kata ini memiliki makna umum orang yang mengajarkan suatu ilmu kepada orang lain, terlepas orang itu mengajar di sekolah ataupun di luar sekolah. Namun, sehabis dispesialisasi, kata ini pun memiliki makna khusus, yaitu orang yang mengajar di suatu sekolah. Untuk memahami perubahan makna ini, perhatikanlah dua pola kalimat berikut ini!
- Pesilat itu tengah berguru pada seorang pertapa.
- Sudah 27 tahun Pak Nu’man menjadi guru di SMAN tersebut.
Kata guru pada kaliimat pertama masih memiliki makna yang umum, sedangkan kata guru pada kalimat kedua sudah memiliki makna yang khusus.
3. Madrasah
Pada mulanya, kata madrasah dimaknai sebagai suatu instansi sekolah atau pendidikan, baik itu yang berbasis umum maupun berbasis agama. Namun, sehabis dispesialisasi, kata itu pun kemudian memiliki makna yang khusus, yaitu sekolah atau instansi pendidikan yang berbasis agama Islam. Untuk lebih memahami perubahan makna ini, perhatikanlah dua buah kalimat berikut!
- Anak-anak telah mengikuti upacara bendera yang diselenggarakan di lapangan madrasah SDN Nusanegara.
- Setelah lulus Taman Kanak-kanak nanti, orang bau tanah Haikal akan menyekolahkan anaknya di Madrasah Ibtidaiyah 2 Bandung.
Kata madrasah pada kalimat pertama masih mengandung makna asalnya yang masih bersifat umum. Sementara itu, kata madrasah pada kalimat kedua maknanya sudah memiliki makna khusus di dalamnya.
4. Sastra
Pada mulanya, kata sastra mempunyai makna umum tulisan. Namun, sehabis dispesialisasi, makna kata ini pun dipersempit menjadi sebuah karya tulis yang mengandung nilai estetsi serta mengandung unsur-unsur tertentu di dalamnya. Untuk lebih memahami makna ini, perhatikanlah dua pola kalimat di bawah ini!
- Adikku sedang mencar ilmu membuat sastra di buku tulisnya.
- Novel Max Havelaar karya Multatuli merupakan salah satu karya sastra Indonesia yang monumental.
Kata sastra pada kalimat pertama masih mengandung makna umum tulisan, sedangkan pada kalimat kedua, kata sastra sudah memiliki makna khusus sebuah karya tulis yang mengandung nilai estetsi serta mengandung unsur-unsur tertentu di dalamnya.
Demikianlah beberapa pola perubahan makna spesialisasi dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat untuk para pembaca sekalian.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com