Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Fungsi Bahasa Dan Hakikatnya Sebagai Komunikasi Bilingualisme

Konten [Tampil]

Fungsi Bahasa dan Hakikatnya Sebagai Komunikasi Bilingualisme – Bahasa merupakan alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki manusia. Jika dilihat dari teori-teori linguistik ihwal kajian bahasa, maka akan diperoleh rumusan-rumusan yang mengahasilkan ciri yang merupakan hakikat bahasa. Ciri-ciri yang merupakan hakikat bahasa itu antara lain yaitu bahwa bahasa itu merupakan sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbiter, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.



Fungsi Bahasa dan Hakikatnya Sebagai Komunikasi Bilingualisme


Bahasa merupakan alat komunikasi atau interaksi yang dimiliki insan di dalam kehidupan sosial. Sebagai sebuah sistem, bahasa selain bersifat sistematis bahasa juga bersifat sistemis. Maksudnya, bahasa itu mempunyai teladan tertentu, tidak tersusun secara acak.


Sistem bahasa berupa lambang-lambang dalam bentuk bunyi. Artinya, lambang-lambang itu berbentuk bunyi, yang lazim disebut suara ujar atau suara bahasa. Setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep.


Lambang suara bahasa bersifat arbiter, artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya tidak bersifat wajib, bisa berubah, dan tidak sanggup dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepsi makna tertentu (Chaer dan Agustina, 2004:12). Selain lambang suara bahasa itu bersifat arbiter, ada juga yang bersifat konvensional (sederhana) artinya setiap penutur bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya.


Bahasa itu bersifat produktif artinya, dengan sejumlah unsur yang tak terbatas, namun sanggup dibentuk satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas (Chaer dan Agustina, 2004:13). Bahasa itu bersifat dinamis, maksudnya bahasa itu tidak terlepas dari aneka macam kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu sanggup terjadi. Perubahan-perubahan yang sering dialami bahasa yaitu tataran fonologis, morfologis, sintaksis, semantik, dan leksikon.


Bahasa itu bermacam-macam artinya, meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah, struktur, atau teladan tertentu yang sama, namun lantaran bahasa itu dipakai oleh penutur yang heterogen yang tentunya mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis, semantik, dan leksikon.


Bahasa sanggup dikatakan bersifat manusiawi  hanya insan saja yang memiliki. Hewan dan makhluk hidup yang lain tidak mempunyai indikator dalam memakai hakikat bahasa. Pandangan ilmu linguistik, bahasa merupakan alat komunikasi ekspresi yang dipakai berinteraksi dengan lingkungan sekitar.


Fungsi Bahasa


Secara sederhana bahasa yaitu alat untuk berinteraksi atau alat berkomunikasi dalam arti alat untuk memberikan pikiran, gagasan, konsep atau juga perasaan. Secara umum fungsi dari bahasa untuk memberikan pikiran dianggap terlalu sempit.


Di sini bahasa berfungsi sebagai alat untuk membicarakan objek atau insiden yang ada di sekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya. Fungsi bahasa yang referensial inilah yang melahirkan paham tradisional bahwa bahasa itu yaitu alat untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana pendapat si penutur ihwal dunia di sekelilingnya.


Jika dilihat dari segi pengkodean, maka bahasa itu dipakai untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Di dalam fungsi bahasa di sini yaitu metalingual dan metalinguistik., yakni bahasa difungsikan untuk menjelaskan arti bahasa itu sendiri.


Bahasa sebagai Komunikasi Manusia


Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai oleh insan dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Ada dua macam komunikasi bahasa, yaitu komunikasi searah dan komunikasi dua arah, sebagai pengirim dan akseptor informasi. Dalam komunikasi searah ini biasanya bersifat memberitahukan, sedangkan dalam komunikasi dua arah secara bergantian si pengirim bisa menjadi akseptor dan akseptor bisa menjadi si pemberi informasi (pengirim).


Bahasa itu sanggup memengaruhi sikap manusia. Maka apabila si penutur ingin mengetahui respon si pendengar terhadap tuturannya, beliau bisa melihat umpan balik yang sanggup berwujud sikap tertentu yang dilakukan pendengar sehabis mendengar tuturan si pendengar. Sebagai alat komunikasi bahasa itu terdiri dari dua aspek yaitu, linguistik dan non linguistik.


Kedua aspek ini saling berkomunikasi dan membangun komunikasi bahasa itu. Aspek linguistik dan non linguistik tersebut berfungsi sebagai alat komunikasi, bahu-membahu dengan konteks situasi membentuk atau membangun situasi tertentu dalam proses komunikasi.


Bilingualisme


Peristiwa kebahasaan yang terjadi dikarenakan adanya kontak bahasa oleh gaya berbahasa penutur. Masyarakat penutur yang tertutup, tidak tersentuh oleh masyarakat tutur lain dikarenakan faktor letak geografis yang jauh atau sengaja tidak mau berinteraksi dengan masyarakat tutur lain.


Masyarakat tutur yang menyerupai ini yang dikatakan sebagai masyarakat tutur monolingual. Sebaliknya, masyarakat tutur terbuka, artinya yang memunyai hubungan dengan masyarakat tutur lain tentu akan mengalami kontak bahasa dari masyarakat tutur lain.  Masyarakat tutur yang menyerupai ini yang dikatakan sebagai masyarakat tutur multilingual. Kontak bahasa penutur multilungal merupakan gejalah adanya bilingualisme.


Istilah bilingualisme merupakan pengembangan istilah dari bahasa Inggris (bilingualism) dalam bahasa Indonesia disebut juga sebagai kedwibahasaan. Secara harifah istilah bilingalisme, yaitu berkenaan dengan penggunaan dua bahasa atau arahan bahasa. Secara sosiolinguistik, bilingualisme yaitu penggunaan dua bahasa oleh penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian (Mackey dan Fishman dalam Chaer dan Agustina, 2004:84).


Fungsi Bahasa dan Hakikatnya Sebagai Komunikasi Bilingualisme √ Fungsi Bahasa dan Hakikatnya Sebagai Komunikasi Bilingualisme


Seorang penutur sanggup disebut sebagai seorang bilingual atau dalam bahasa Indonesia disebut juga dwibahasawan, jikalau ia sanggup memakai dua bahasa. Untuk sanggup memakai dua bahasa, orang harus menguasai dua bahasa. Bahasa pertama yaitu bahasa ibunya yang biasa disingkat dengan B1, dan bahasa kedua yaitu bahasa yang menjadi bahasa keduanya yang biasa disingkat dengan B2.


Bloomfield dalam bukunya yang populer Language (1933:56) menyampaikan bahwa bilingualisme  yaitu kemampuan seorang penutur untuk memakai dua bahasa dengan sama baiknya. Kaprikornus berdasarkan Bloomfiel seseorang sanggup dikatan sebagai penutur yang bilingual jikalau sanggup memakai B1 dan B2 dengan baik.


Namun konsep Bloomfield banyak dipertanyakan, alasannya bagaimana cara mengukur seorang penutur sanggup memakai B1 dan B2nya dengan baik? dan apakah ada penutur yang sanggup memakai B1 dan B2 secara baik, jikalau ada maka penutur tersebut mempunyai kesempatan berguru menngunakan dua bahasa yang lama.


Demikianlah pembahasan kita kali ini mengenai Fungsi Bahasa dan Hakikatnya Sebagai Komunikasi Bilingualisme, biar artikel diatas sanggup bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih 🙂



Sumber http://www.seputarpengetahuan.co.id