√ Perubahan Perubahan Yang Aku Alami Sehabis Kuliah Di Arsitektur
Konten [Tampil]
Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa dikala kuliah nanti saya akan menjadi mahasiswa jurusan arsitektur. Dari yang dulunya bercita cita menjadi guru, hingga seketika tetapkan mengambil jurusan bernafaskan seni ini.
Banyak hal yang sudah saya lalui hingga memasuki tahun ketiga ini. Entah itu senang, sedih, menegangkan, mengharukan, dan hal hal lain yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata kata. Semuanya merupakan pengalaman hidup yang menciptakan makin besar lengan berkuasa dan semangat dalam menjalani kehidupan.
Setidaknya ada beberapa hal yang berubah dari saya sebelum dan setelah menjadi mahasiswa arsitektur. Apa sajakah itu? jangan ragu untuk terus membaca ya.
Poin ini yaitu hal yang paling menonjol. Sebelum menjadi mahasiswa arsitektur, waktu paling larut untuk tidur yaitu jam 1, itupun jarang. Paling jam 11 sudah tepar duluan.
Namun semenjak kuliah di arsitektur, saya bisa ke kampus tanpa tidur semalaman dan tidak merasa oleng atau persoalan pada konsentrasi, ya meskipun tidak seratus persen.
Mau tau hal lucu wacana begadang? Sebenarnya bila mahasiswa sangat amat super berakal mengatur jadwal dan meninggalkan hal hal yang tidak berfaedah, saya berani jamin ia tidak akan perlu begadang. Saya pribadi mengalami hambatan pada mengatur waktu dan melawan rasa malas serta sulitnya meninggalkan hal hal yang bekerjsama tidak bermanfaat.
Sejak kecil hingga dewasa, minuman wajib saya yaitu teh. Namun entah mengapa, semenjak kuliah di arsitektur kebiasaan itu perlahan berubah. Kopi sekarang menjadi pilihan saya dalam menemani waktu santai, apalagi dikala begadang.
Sebagai seseorang yang suka nonton drama korea atau film film luar negri, tentu kita akan fokus ke pemain dan alur cerita. Namun, semua berubah ketika saya telah menjadi mahasiswa arsitektur. sdikit sedikit niscaya saya akan mempause si film dikala layar tengah menampilkan bangunan yang keren. Atau ketika interior dari ruangnnya bagus, mata ini tidak akan bisa melewatkannya begitu saja.
Hal ini masuk akal mengingat bahwa untuk bisa merancang, kita harus banyak melihat dan mengamati apa yang ada di sekitar kita. Tidak ada satupun desain di luaran sana yang tidak mengambil studi perkara atau mempelajari bangunan sejenis terlebih dahulu. Maka dari itu, penting bagi kita mahasiswa arsitektur untuk memperkaya visual dengan banyak mengamati.
Entah mengapa, meskipun jam masuk kuliah selalu dimulai pukul 8 pagi, saya dan mitra kawan tidak pernah luput dari yang namanya terlambat masuk kelas. coba bayangkan, dikala Sekolah Menengan Atas kita dituntut untuk masuk kelas dikala pukul 7 pagi. Bahkan apel pagi dimulai pukul 6.30 dan saya pun masih bisa menghindari yang namanya terlambat.
Mungkin ini yang paling ekstrim. Bisa dibilang kuliah di arsitektur itu tidak mengecewakan menawarkan banyak tekanan. Mulai dari kiprah tugasnya yang berhamburan, hingga menghadapi dosen killer yang tak segan segan mengusir kita dikala melaksanakan kesalahan yang fatal ataupun tidak mengumpul tugas.
Untuk menghibur diri atau melarikan diri dari kenyataan, saya biasa melaksanakan hoby yang saya suka yaitu membaca novel. Tidak ada hari yang terlewatkan tanpa membaca novel, terutama novel berbahasa inggris.
Jika diibaratkan penyakit, maka kecintaan saya terhadap aktivitas ini sudah memasuki stadium akhir, sangat parah. Tak jarang alasannya saking frustasinya saya bisa mengabaikan kiprah dan menentukan membaca novel berjam jam, wkwkwkw.
Meskipun menawarkan banyak manfaat dan meningkatkan kemampuan berbahasa inggris, saya akui hoby saya ini sudah mulai tidak terkontrol dan kadang mengganggu kuliah saya. Maka dari itu, sara saya kepada teman pembaca adalah, aturlah waktu dengan baik. Tentukan skala prioritas dan sering seringlah memotivasi diri biar semua kiprah bisa dikerjakan dengan baik.
Bermodalkan nekat, saya berani menentukan arsitektur sebagai jurusan pilihan dengan kemampuan menggambar yang pas-pasan. Saya akui di awal awal cukup kesulitan dalam mengikuti perkuliahan, namun alasannya seringnya latihan dan mengerjakan kiprah menggambar, sekarang saya pede menyampaikan bahwa saya bisa menggambar, heheheh (meskipun masih buruk sih).
Satu hal yang menciptakan saya sangat gembira yaitu salah satu kiprah saya di semester 2 kemudian yang berupa bagan pasar sentral kendari di kota lama, dipajang di ruang jurusan arsitektur semenjak setahun belakangan. Rasanya nggak bisa di ungkapkan dengan kata kata pokoknya.
Intinya saya senag. Hasil gambar dari tangan saya sendiri bisa dihargai dengan begitu tingginya dan menjadi penghias ruang utama di jurusan ini. Jika teman penasaran, teman bisa melihatnya eksklusif di ruang jurusan arsitektur. itupun kalau belum di buka ya, heheh.
Oke, itulah curhatan saya yang bekerjsama nggak penting penting amat untuk diketahui. Tujuan saya menulis inipun hanya sekedar mengisi waktu luang. Namun apapun itu, semoga goresan pena ini bisa memberi manfaat baik secara eksklusif maupun tidak eksklusif kepada teman semua.
Akhir kata, wassalamu alaikum.
Sumber http://lasidin.blogspot.com
saat masa masa menjadi maba |
Setidaknya ada beberapa hal yang berubah dari saya sebelum dan setelah menjadi mahasiswa arsitektur. Apa sajakah itu? jangan ragu untuk terus membaca ya.
1. Makara Jago Begadang
Poin ini yaitu hal yang paling menonjol. Sebelum menjadi mahasiswa arsitektur, waktu paling larut untuk tidur yaitu jam 1, itupun jarang. Paling jam 11 sudah tepar duluan.
Namun semenjak kuliah di arsitektur, saya bisa ke kampus tanpa tidur semalaman dan tidak merasa oleng atau persoalan pada konsentrasi, ya meskipun tidak seratus persen.
Mau tau hal lucu wacana begadang? Sebenarnya bila mahasiswa sangat amat super berakal mengatur jadwal dan meninggalkan hal hal yang tidak berfaedah, saya berani jamin ia tidak akan perlu begadang. Saya pribadi mengalami hambatan pada mengatur waktu dan melawan rasa malas serta sulitnya meninggalkan hal hal yang bekerjsama tidak bermanfaat.
2. Doyan Minum Kopi
Sejak kecil hingga dewasa, minuman wajib saya yaitu teh. Namun entah mengapa, semenjak kuliah di arsitektur kebiasaan itu perlahan berubah. Kopi sekarang menjadi pilihan saya dalam menemani waktu santai, apalagi dikala begadang.
3. Sering Salah Fokus
Sebagai seseorang yang suka nonton drama korea atau film film luar negri, tentu kita akan fokus ke pemain dan alur cerita. Namun, semua berubah ketika saya telah menjadi mahasiswa arsitektur. sdikit sedikit niscaya saya akan mempause si film dikala layar tengah menampilkan bangunan yang keren. Atau ketika interior dari ruangnnya bagus, mata ini tidak akan bisa melewatkannya begitu saja.
Hal ini masuk akal mengingat bahwa untuk bisa merancang, kita harus banyak melihat dan mengamati apa yang ada di sekitar kita. Tidak ada satupun desain di luaran sana yang tidak mengambil studi perkara atau mempelajari bangunan sejenis terlebih dahulu. Maka dari itu, penting bagi kita mahasiswa arsitektur untuk memperkaya visual dengan banyak mengamati.
4. Sering Terlambat
Entah mengapa, meskipun jam masuk kuliah selalu dimulai pukul 8 pagi, saya dan mitra kawan tidak pernah luput dari yang namanya terlambat masuk kelas. coba bayangkan, dikala Sekolah Menengan Atas kita dituntut untuk masuk kelas dikala pukul 7 pagi. Bahkan apel pagi dimulai pukul 6.30 dan saya pun masih bisa menghindari yang namanya terlambat.
5. Makin Gila dengan Novel
Mungkin ini yang paling ekstrim. Bisa dibilang kuliah di arsitektur itu tidak mengecewakan menawarkan banyak tekanan. Mulai dari kiprah tugasnya yang berhamburan, hingga menghadapi dosen killer yang tak segan segan mengusir kita dikala melaksanakan kesalahan yang fatal ataupun tidak mengumpul tugas.
Untuk menghibur diri atau melarikan diri dari kenyataan, saya biasa melaksanakan hoby yang saya suka yaitu membaca novel. Tidak ada hari yang terlewatkan tanpa membaca novel, terutama novel berbahasa inggris.
Jika diibaratkan penyakit, maka kecintaan saya terhadap aktivitas ini sudah memasuki stadium akhir, sangat parah. Tak jarang alasannya saking frustasinya saya bisa mengabaikan kiprah dan menentukan membaca novel berjam jam, wkwkwkw.
Meskipun menawarkan banyak manfaat dan meningkatkan kemampuan berbahasa inggris, saya akui hoby saya ini sudah mulai tidak terkontrol dan kadang mengganggu kuliah saya. Maka dari itu, sara saya kepada teman pembaca adalah, aturlah waktu dengan baik. Tentukan skala prioritas dan sering seringlah memotivasi diri biar semua kiprah bisa dikerjakan dengan baik.
6. Makin Jago Menggambar (semoga)
Bermodalkan nekat, saya berani menentukan arsitektur sebagai jurusan pilihan dengan kemampuan menggambar yang pas-pasan. Saya akui di awal awal cukup kesulitan dalam mengikuti perkuliahan, namun alasannya seringnya latihan dan mengerjakan kiprah menggambar, sekarang saya pede menyampaikan bahwa saya bisa menggambar, heheheh (meskipun masih buruk sih).
Satu hal yang menciptakan saya sangat gembira yaitu salah satu kiprah saya di semester 2 kemudian yang berupa bagan pasar sentral kendari di kota lama, dipajang di ruang jurusan arsitektur semenjak setahun belakangan. Rasanya nggak bisa di ungkapkan dengan kata kata pokoknya.
Intinya saya senag. Hasil gambar dari tangan saya sendiri bisa dihargai dengan begitu tingginya dan menjadi penghias ruang utama di jurusan ini. Jika teman penasaran, teman bisa melihatnya eksklusif di ruang jurusan arsitektur. itupun kalau belum di buka ya, heheh.
Oke, itulah curhatan saya yang bekerjsama nggak penting penting amat untuk diketahui. Tujuan saya menulis inipun hanya sekedar mengisi waktu luang. Namun apapun itu, semoga goresan pena ini bisa memberi manfaat baik secara eksklusif maupun tidak eksklusif kepada teman semua.
Akhir kata, wassalamu alaikum.