√ Kejadian Proklamasi Dan Terbentuknya Nkri
Konten [Tampil]
A. Kalahnya Jepang dengan Sekutu
KALAHNYA JEPANG DENGAN SEKUTU |
Ambisi Jepang untuk menguasai dunia terwujud dalam usahanya untuk menciptakan suatu Persemakmuran Asia Timur Raya (Negara-negara di Asia Timur dan Asia Tenggara berada dalam imbas Jepang). Hal inipun yang menciptakan Jepang memborbardir Pearl Harbour pada tanggal 7 Desember 1941, dengan tujuan untuk memudahkan usahanya membentuk Persemakmuran Asia Timur Raya.
Akan tetapi, langkah yang dibuat oleh Jepang ini malah menciptakan Amerika menjadi musuh berbahaya baginya. Amerika memproklamirkan perang terbuka dengan Jepang. Alhasil, dalam perang Laut Karang (4 Mei 1942) dan perang Guadacanal (6 November 1942), jepang mengalami kekalahan beruntun dari Amerika. Disusul dengan kekalahan selanjutnya yang dialami oleh Jepang pada perang Bismarck (1 Maret 1943).
Dalam rangka untuk mengakhiri peperangan dengan Jepang, Amerika pun menyerang Jepang dengan cara menjatuhkan bom atom k eke Nagasaki dan Hiroshima. Bom atom pertama dijatuhkan ke Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945, dan berselang tiga hari berikutnya, bom atom kembali dijatuhkan ke kota Nagasaki. Hal ini selain menciptakan kerugian material bagi Jepang, juga banyak warga Jepang yang mati. Hal ini pula yang mempersulit langkah Kaisar Hirohito untuk kembali melanjutkan perang, lantaran ditakutkan akan kembali jatuh korban yang lebih banyak. Oleh alasannya itu, pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang mengalah tanpa syarat kepada sekutu dengan cara menandatangani nota penyerahan kekuasaan di atas kapal Missouri. Maka dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu, maka terjadilah kekosongan kekuasaan di Indonesia yang sebelumnya telah dikuasai oleh Jepang.
Artikel Penunjang : Pahlawan - Pahlawan Nasional Indonesia
B. Persiapan Kemerdekaan Indonesia
PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA |
Seperti yang telah diceritrakan di atas, Jepang secara beruntun mengalami kekalahan dari tentara Sekutu yang dipimpin oleh Amerika. Maka Jepang mulai mengobral kesepakatan kepada Indonesia untuk memperlihatkan kemerdekaan kepada Indonesia apabila Indonesia mau membantu Jepang menghadapi sekutu. Maka dari itu, untuk memenuhi kesepakatan tersebut, dibentuklah Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)dengan diketuai oleh Dr.Radjiman Widoyoningrat pada tanggal 7 Agustus 1945, dan selanjutnya berkembang menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dipimpin oleh Soekarno dan Mohd.Hatta.
Namun, tanggapan kekalahan yang tidak sanggup dihindari lagi oleh Jepang, maka pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang mengalah tanpa syarat kepada sekutu. Hal ini menerima perhatian dari para p0juang kemerdekaan Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaan.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang menerbangkan Soekarno dan Mohd.Hatta selaku pimpinan PPKI dan Dr.Radjiman Widoyoningrat selaku mantan ketua BPUPKI ke Dalat, Vietnam untuk bertemu dengan Jenderal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa Jepang berada dalam ambang kekalahan dan akan segera memberi kemerdekaan kepada Indonesia, sehingga proklamasi kemerdekaan segera dalam beberapa hari ke depan. Namun sebenarnya, Jepang menghendaki kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 24 Agustus 1945.
Artikel Penunjang : BPUPKI dan PPKI
Di lain waktu, di Indonesia pada tanggal 10 Agustus 1945, SUtan Syahrir telah mendengar dari radi bahwa Jepang tel;ah mengalah kepada sekutu. Hal ini menciptakan para perjaka eksklusif menciptakan pergerakan untuk segera memproklamirkan kemerdekaan dan menolak kemerdekaan yang diberikan oleh Jepang.
C. Perbedaan Pandangan Antara Golongan Muda dan Golongan Tua
Beberapa tokoh golongan bau tanah ialah Moh.Yamin, Ki Hajar Dewantara, K.H.Mansyur, Iwa Sumantri, dan Buntara. Mereka yaitu golongan yang mengambil langkah kooperasi dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Mereka beropini bahwa proklamasi kemerdekaan tidak sanggup dilaksanakan secepatnya menysuul kekalahan Jepang, lantaran akan dikhawatirkan akan menjadikan terjadinya pertumpahan darah yang lebih luas. Maka dari itu, proklamasi kemerdekaan harus dilaksanakan sebagaimana dengan yang telah dijanjikan oleh Jepang.
PERBEDAAN PENDAPAT GOLONGAN MUDAH DENGAN GOLONGAN TUA |
Namun, beberapa tokoh golongan muda yaitu Sukarni, Adam Malik, Muwardi, Wikana, Chaerul Shaleh, dan Sutan Syahrir ini beropini lain. Mereka tidak ingin jikalau kemerdekaan Indonesia yaitu kemerdekaan abal-abal sebagai wujud hadiah dari Jepang. Mereka menginginkan jikalau kemerdekaan Indonesia dilakukan secepatnya sebelum kekuasaan diambil alih oleh sekutu.
Kendati berbeda pendapat mengenai penentuan waktu kemerdekaan, namun antara golongan bau tanah dan golongan muda oke bahwa yang pantas untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia yaitu Soekarno-Hatta.
D. Peristiwa Rengasdengklok
Para perjaka yang merasa bahwa kemerdekaan perlu dilakukan secepatnya, maka mereka menciptakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Pengangsaan Timur, Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1945. Rapat yang dipimpin oleh Chaerul Saleh itu melahirkan beberapa keputusan, antara lain :
1. Kemerdekaan Indonesia yaitu hak rakyat Indonesia
2. Segala ikatan, hubungan, dan kesepakatan dengan Jepang harus dibatalkan
3. Golongan muda harus diikutsertakan dalam menyatakan proklamasi.
Atas dasar tersebut, para tokoh golongan muda mengutus Wikana dan Darwis untuk menemui Soekarno dan memberikan perihal percepatan kemerdekaan Indonesia. Mereka pun menyampaikannya kepada Soekarno di kediamannya di jalan Pengangsaan timur no.56, Jakarta. Namun, Soekarno tetap pada pendiriannya untuk tidak melaksanakan proklamasi kemerdekaan tanpa adanya persetujuan dari anggota PPKI.
Dengan ditolaknya keputusan para golongan muda oleh Soekarno, maka mereka kembali melaksanakan pertemuan. Keputusan pun tetap pada rencana awal bahwa yang berhak memproklamirkan kemerdekaan Indonesia yaitu Soekarno-Hatta. Oleh lantaran itu, mereka sepakat untuk menjemput Soekarno-Hatta dan membawa mereka ke Rengasdengklok, sekitar 15 km dari jalan raya Jakarta-Cirebon. Mereka beropini apabila Soekarno-Hatta masih berada di Jakarta, mereka akan terus dipengaruhi oleh Jepang dan menghalanginya untuk memproklamirkan kemerdekaan.
Di Rengasdengklok, Soekarno-Hatta masih tetap pada pendiriannya untuk tidak memproklamirkan kemerdekaan sesuai dengan tuntutan para golongan muda. Mereka masih belum memperoleh informasi perihal menyerahnya Jepang kepada sekutu.
Di Jakarta, golongan muda yang diwakili oleh Wikana dan golongan bau tanah yang diwakili oleh Ahmad Soebardjo melaksanakan perundingan. Hasil negosiasi menyatakan bahwa Ahmad Soebardjo menyetujui untuk segera dilaksanakannya proklamasi. Oleh Karena itu, diutuslah Yusuf Kunto ke rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta biar dibawa kembali ke Jakarta.
Malam harinya, Soekarno dan Mohd.Hatta pergi ke rumah Nishimura untuk membicarakan lebih lanjut perihal persiapan kemerdekaan. Namun, Nishimura ingkar kesepakatan dan menyampaikan bahwa mereka tidak sanggup mengambil keputusan apapun perihal sumbangan kemerdekaan bagi Indonesia, hal ini menurut perintah dari Tokyo yang menyampaikan bahwa Jepang harus menjaga status quo nya. Soekarno dan Hatta merasa kecewa dengan jawaban Nishimura. Menanggapi hal ini, Soekarno dan Hatta berpikir memang tidak ada gunanya lagi berdialog dengan Jepang.
Setelah dari rumah Nishimura, mereka melanjutkan perjalanan ke rumah Laksamana Maeda guna menyiapkan rapat untuk menyusun teks proklamasi. Tempat yang dipilih bertujuan untuk menghindari konfrontasi dari tentara Jepang mengingat Laksamana Maeda yaitu Kepala Kantor Penghubung angkatan Laut di Daerah kekuasaan Angkatan Darat, dikarenakan Laksamana Maeda bersedia untuk menjamin keselamatan mereka sambil menyusun naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Artikel Penunjang : Organisasi - Organisasi Pergerakan Nasional
E. Penyusunan Teks Proklamasi
PENYUSUNAN TEKS PROKLAMASI |
Penyusunan teks proklamasi dilakukan di rumah kediaman Laksamana Maeda di jalan Imam Bojol No.1, Jakarta. Penyusunan teks proklamasi dilaksanakan oleh Soekarno, Mohd.Hatta, Achmad Soebardjo, dan disaksikan oleh Soekarni, B.M.Diah, Sudiro, dan Sayuti Melik. Pada kalimat pertama, “kami rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan kami” kemudian berkembang menjadi “kami bangsa Indonesia dnegan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”, kalimat ini disampaikan oleh Achmad Soebardjo. Kemudian kalimat kedua dari Soekarno yang berbunyi “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara secermat-cermatnya sereta dalam tempo yang sesingkat-singkatnya” kemudian diperbaiki oleh Mohd.Hatta menjadi “Hal-Hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggrakan dnegan cara secama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”. Berikut yaitu naskah proklamasi yang ditulis oleh Soekarno sesudah melalui perbaikan-perbaikan :
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menJatakan kemerdekaan Indonesia. Hal2 Jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17-8-‘05
Wakil2 bangsa Indonesia
Setelah melalui waktu perumusan yang panjang, kemudian timbul duduk perkara baru, yaitu perihal siapa yang akan menandatangani naskah proklamasi. Soekarno manyarankan biar semua yang hadir menandatangani naskah proklamasi sebagai “wakil-wakil bangsa Indonesia”. Usulan Soekarno kemudian menerima sanggahan dari para golongan muda. Lalu oleh Soekarni mengusulkan kepada Soekarno-Hatta yang menandatangani naskah proklamasi atas nama bangsa Indonesia, hal ini didasarkan kepada imbas dwitunggal yang dimiliki oleh kedua tokoh tersebut, yang bahwa imbas Soekarno-Hatta sangat luas di dalam bangsa Indonesia. Usul ini kemudian sanggup diterima oleh semua yang hadir. Kemudian, Soekarno menyerahkan naskah yang telah ditulis tangan kepada Sayuti Melik untuk diketik.
Naskah orisinil yang ditulis tangan oleh Soekarno dikenal dengan nama Naskah Klad, sedangkan naskah yang diketik oleh Sayuti Melik dikenal dengan nama Naskah Otentik. Antara naskah Klad dengan naskah Otentik mempunyai beberapa perbedaan, perbedaan tersebut yaitu perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh Sayuti Melik dikala mengetik naskah Klad, perbaikan tersebut yaitu :
a. Kata “tempoh” diubah menjadi “tempo”.
b. Konsep “wakil-wakil bangsa Indonesia” diubah menjadi “atas nama bangsa Indonesia”.
c. Tulisan “Djakarta 17-08-‘05”, diubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 Tahoen ‘05”.
d. Setelah selesai diketik, naskah teks proklamasi tersebut ditandatangani oleh Soekarno-Hatta.
F. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA |
Pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno Jl.Pengangsaan timur No.56, Jakarta, dilakukanlah upacara pembacaan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Awalnya, proklamasi kemerdekaan bakal dihekat di Lapangan Ikada, namun tanggapan adanya ancaman keamanan oleh tentara Jepang, maka program proklamasi kemerdekaan dipindahkan ke kediaman Soekarno.
Acara dimulai pukul 10.00 WIB dengan kegiatan pembacaan naskah proklamasi oleh Soekarno kemudian disambung pidato oleh Soekarno. Lalu, dilanjutkan dengan pengibaran bendera merah putih yang telah dijahit oleh Fatmawati beberap ahari sebelumnya. Setelah itu, dilanjutkan dengan sambutan oleh Soewirjo (wakil walikota Jakarta dikala itu) dan Moewardi (pimpinan Barisan Pelopor).
Pada walanya, Trimurti diminta untuk melaksanakan pengerekan bendera merah putih, namun ia menolaknya dengan alasan sebaiknya pengerekan bendera dilakukan oleh prajurit. Oleh alasannya itu, ditunjuklah Latief Hendraningrat (seorang prajurit PETA) dan dibantu oleh Soehoed. Kemudian, muncullah seorang perempuan yang membawa nampan berisi bendera merah putih, sesudah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Berikut yaitu petikan pidato oleh Soekarno sebelum membacakan naskah proklamasi :
Saudara-saudara sekalian !
Saja sudah minta saudara-saudara hadlir disini untuk menjaksikan satu insiden maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berdjoang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun ! Gelombangnja agresi kita untuk mentjapai kemerdekaan kita itu ada naik dan ada turunnya, tetapi djiwa kita tetap menudju kearah tjita-tjita.
Djuga di dalam djaman Djepang, perjuangan kita untuk mentjapai kemerdekaan nasional tidak henti-henti. Didalam djaman Djepang ini, tampaknja sadja kita menjandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita menjusun tenaga kita sendiri, tetap kita pertjaja kepada kekuatan sendiri.
Sekarang tibalah saatnja kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri. Hanja bangsa jang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan sanggup berdiri dengan kuatnja. Maka kami, tadi malam telah mengadakan musjawarat dengan pemuka-pemuka rakjat Indonesia, dari seluruh Indonesia. Permusjawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah tiba saatnja untuk menjatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara ! Dengan ini kami njatakan kebulatan tekad itu. Dengarlah proklamasi
kami:
dilanjutkan dengan pembacaan naskah proklamasi
Jadi, Saudara-saudara!
Kita kini sudah bebas!
Tidak ada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita!
Mulai dikala ini kita membangun negara kita. Sebuah negara bebas, Negara Republik Indonesia-lamanya dan kekal independen. Semoga Tuhan memberkati dan menciptakan kondusif kemerdekaan kita ini!
G. Pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
PEMBENTUKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI) |
Dengan dibacakannya naskah proklamasi, maka dengan itu pula Indonesia telah terbebas dari belenggu penjajahan dan berhak memilih nasibnya sendiri. Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang dengan mengambil keputusan, mengesahkan, dan memutuskan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) sebagai Dasar Negara Indonesia. Dengan demikian, terbentuklah Pemerintahan Negara Republik Indoneisa dengan menganut sistem presidensial sebagai sistem pemerintahannya dan Republik sebagai bentuk negaranya, dengan kedaulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat yang dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibuat kemudian.
Sebagai presiden dan wakil presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang pertama, maka terpilihlah Ir.Soekarno dan Mohd.Hatta. hal ini didasarkan atas ususlan dari Otto Iskandardinata dengan mendapatkan persetujuan anggota PPKI. Presiden dan Wapres akan dibantu oleh sebuah komite yang berjulukan Komite Nasional.
Pada tanggal 19 Agustus 1945, PPKI kembali memutuskan beberapa hal terkait untuk menyempurnakan kemerdekaan Indonesia. Diantaranya membagi wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Borneo (Kalimantan), Sulawesi, Sunda Kecil, Maluku, dan Sumatera. Selanjutnya membentuk Komite Nasional Indonesia tingkat daerah, dan membentuk 13 kementrian.
Terakhir, pada tanggal 22 Agustus 1945, PPKI menetapkan pembentukan Komite Nasional, pembentukan Partai Nasional Indonesia, dan pembentukan Badan Keamanan Rakyat.
H. Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan
Hal pertama yang menjadi hambatan yaitu sesudah proklamasi kemerdekaan yaitu bagaimana seluruh rakyat Indonesia tau akan kemerdekaannya. Luasnya tempat Indonesia, moda transportasi dan komunikasi yang masih snagat terbatas, dan adanya hambatan dan larangan yang dilakukan oleh tentara-tentara Jepang menciptakan penyebaran info proklamasi kemerdekaan sangatlah sulit. Akan tetapi, hal tersebut tidak menyurutkan semangat juang para p0juang kemerdekaan.
Untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya, info proklamasi sangat cepat menyebar secara luas. Secara cepat, teks proklamasi telah hingga ke tangan Kepala Bagian Radio Kantor Dumei (sekarang kantor info ANTARA), Waidan B Palenewen. Ia mendapatkan teks tersebut dari seorang wartawan Domei yang ebrnama Syahruddin. Kemudian, ia memerintahkan kepada F.Wuz untuk segera mungkin menyiarkan info proklamasi ini selama 3 kali berturut-turut. Namun, belum smapai kali ke tiga F.Wuz melaksanakan tugasnya, masuklah seorang tentara Jepang dengan marah-marah dan memerintahkan biar segera menghentikan penyiaran info proklamasi.
Akan tetapi, perintah dari tentara Jepang tersbeut tidak diindahkan oleh Waidan B Palenewen dan F.Wuz. mereka tetap menyiarkan info proklamasi bahkan setiap setengah jam sekali hingga pukul 16.00 WIB. Akibat dari penyebaran ini, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan biar meralat dan menatakan kepada public bahwa info proklamasi sebagai kekeliruan. Dan pada tanggal 20 Agustus 1945, kantor berota tersebut disegel dan para pegawainya tidak boleh masuk. Namun, seorang perjaka berjulukan Yusuf Ronodipuro (pembaca info di Radio Domei) menciptakan pemancar radio yang gres dnegan dibantu oleh teknisi radio, diantaranya Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka menciptakan pemancar gres di Menteng 31 dengan aba-aba panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya info kemerdekaan disebarkan.
Penyebaran info kemerdekaan bukan hanya dilakukan dnegan penyebaran lewat radio saja, akan tetapi ada banyak cara yang dilakukan oleh perjaka dalam perjuangan untuk membuatkan kemerdekaan ke seluruh rakyat Indonesia. Mereka memasang plakat-plakat dan menuliskan slogan-slogan di dinding dan gerbong-gerbong kereta api.
Berita penyebaran kemerdekaan Indonesia juga disebarluaskan melalui perwakilan-perwakilan tempat yang hadi di dalam siding PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Mereka yaitu T.Muhammad Hasan dari Aceh, Sam Ratulangi dari Sulawesi, Ketut Pudja dari Bali, dan A.A Hamidan dari Kalimantan.
Sumber http://www.ilmudasar.com