√ As Mempunyai Motif Terpendam Untuk Menargetkan Cina
Konten [Tampil]
AS mulai gelisah wacana perkembangan Cina dan mempunyai motif yang lebih dalam untuk menargetkan impor Cina dan perusahaan teknologi tinggi, kata pakar Universitas Cambridge.
"Saya menentang posisi AS 100 %," Profesor Alan Barrell menyampaikan kepada Xinhua dalam sebuah wawancara baru-baru ini, ketika mengomentari ketegangan perdagangan AS-Cina yang sedang berlangsung yang diprakarsai oleh Washington tahun kemudian dengan mengenakan tarif perhiasan untuk barang-barang Tiongkok.
"Saya tidak baiklah dengan perang dagang dan saya tahu mereka tidak pernah dimenangkan," katanya. "Aku punya perasaan berpengaruh wacana ini."
Sementara itu ia menyampaikan ia tidak percaya ketegangan dikala ini antara AS dan Cina yaitu wacana perdagangan. "Masalah dan masalahnya lebih besar yang ini semua wacana geopolitik," tambahnya.
Dengan cara yang sama, apa yang mendorong hukuman AS terhadap raksasa telekomunikasi terkemuka dunia Huawei dan perusahaan teknologi tinggi Cina melampaui kekhawatiran spionase yang dijanjikan berdasarkan profesor Cambridge.
"Dalam telekomunikasi, argumen bahwasanya bukan wacana apakah teknologi Huawei akan memakai 'bug' berbahaya bagi kepentingan Barat tetapi wacana keunggulan perusahaan Shenzhen dalam 5G dan teknologi lainnya dan ketakutan bahwa AS kini telah menjadi No. 2 atau bahkan 3 di bidang utama pengembangan teknologi ini, "kata Barrell.
"Masalah keamanan siber jauh melampaui problem sederhana wacana siapa yang menciptakan dan memasok perangkat keras," tambahnya.
Sarjana itu mencatat bahwa ketika Cina muncul dalam perdagangan, teknologi, dan ekonomi, Presiden AS Donald Trump menekankan "America First" dan mendorong negaranya untuk mencari ke dalam.
"Pertumbuhan Cina yang cepat menciptakan AS sangat gugup. Trump dan AS mencoba mengubah negara Barat melawan Tiongkok," katanya.
Menekankan bahwa dunia seharusnya mempunyai "begitu banyak kesempatan bagi kita semua untuk bekerja sama demi kebaikan semua orang," Barrell menyampaikan ia tertekan dengan apa yang telah dilakukan Amerika Serikat terhadap Cina dan Huawei.
"Ini yaitu masa yang sulit dalam sejarah dunia," dengan beberapa politisi "pindah ke 'silo'" ditentukan oleh apa yang mereka yakini kata sang profesor.
"Warga dunia baik di Timur dan Barat intinya kini ditahan untuk tebusan," kata Barrell. "Masalah bahwasanya yaitu geopolitik dan kemajuan Tiongkok sebagai pemimpin sains, teknologi, dan ekonomi di masa depan."
Mengutip Inisiatif Sabuk dan Jalan yang diusulkan Cina sebagai tumpuan lain ia menambahkan "Mengapa ... inisiatif berani ibarat itu begitu sinis dianggap di Barat? Ketakutan dan kekhawatiran wacana kehilangan kontrol dan eksploitasi menguntungkan mungkin mempunyai banyak hal untuk dilakukan dengan perilaku ibarat itu. "
Mengenai Cina, Barrell memuji upaya negara Asia dalam meningkatkan kerja sama global. "Cina dalam banyak pernyataan publik wacana para pemimpinnya dan dalam tindakan sepertinya nrimo dalam memimpin proses internasionalisasi dan kerja sama global," katanya.
Secara khusus sarjana itu menyampaikan Cambridge menyambut baik investasi dan donasi besar dari Huawei. "Mereka mempunyai markas besar Eropa untuk R&D di Cambridge, ibukota R&D Eropa," katanya. "Dan mereka gres saja mengumumkan bahwa mereka membeli sebuah situs ... untuk membangun pabrik gres di sini."
"Cambridge senang! Inovasi Terbuka dan kerja sama yaitu semboyan di sini," tambah sang profesor.
Memperhatikan bahwa "orang lain dalam domain kekuatan global mempunyai pandangan berbeda" wacana perkembangan Cina, Barrell mendesak orang-orang di seluruh dunia untuk menciptakan pilihan.
"Kita sanggup yakin bahwa keseimbangan kekuatan di dunia antara Timur dan Barat tidak akan kembali ke posisi bersejarah," katanya. "Bisakah kita menjadi '1 Dunia' atau terpecah belah? Warga dunia harus memutuskan."