Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Kala Pra Sejarah Di Indonesia

Konten [Tampil]
Masa pra sejarah merupakan suatu periode dalam sejarah kehidupan insan dimana belum dikenalnya goresan pena atau aksara. Masa ini juga dikenal dengan sebutan zaman nirleka yang berarti zaman tanpa aksara. Zaman ini ditandai dengan masa kehidupan insan yang masih memakai tradisi verbal (oral tradition) untuk merekam dan mewariskan masa lalunya alasannya belum mengenal dan juga  cara hidup yang masih primitif dalam segala aspek kehidupan. Namun seiring berjalannya waktu, kehidupan insan yang terdiri dari bermacam-macam bangsa dan kelompok  terus mengalami kemajuan dan perkembangan dalam segala hal. Proses kemajuan dan perkembangan kehidupan setiap bangsa terjadi secara bervariasi dan berbeda-beda, oleh alasannya itu zaman pra sejarah setiap bangsa terjadi selama kurun waktu yang berbeda-beda pula. Sebagai contoh, bangsa Mesir Kuno diperkirakan oleh para jago meninggalkan masa pra sejarah dan memasuki zaman sejarah pada 4000 SM, sementara bangsa Indonesia gres meninggalkan masa pra sejarah sekitar 300 M. Hal ini sanggup terjadi akhir alasannya proses perkembangan dan kemajuan peradaban seiap bangsa yang berbeda-beda.
 Masa pra sejarah merupakan suatu periode dalam sejarah kehidupan insan dimana belum dik √ Masa Pra Sejarah di Indonesia
MASA PRASEJARAH DI INDONESIA
1. Perkembangan Kehidupan Masa Pra Sejarah di Indonesia 
Perkembangan kehidupan masyarakat pra sejarah di Indonesia secara garis besar sanggup dibedakan menjadi tiga masa, dimana pada awal periode di awali dengan masa ketika insan masih hidup secara nomaden dan hanya sekedar berburu/mengumpulkan kuliner (food gathering). Pada masa ini, mereka masih hidup hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Mereka hidup dengan cara berburu untuk mengumpulkan makanannya dan hanya bergantung pada hasil alam. Karena itu mereka tidak pernah tinggal menetap, mereka mencari daerah tinggal yang sanggup memenuhi kebutuhan mereka, dan ketika lingkungan tersebut sudah tidak sanggup memenuhi kebutuhan mereka lagi, mereka akan mencari daerah tinggal baru. Alat yang dipakai pada masa ini merupakan alat-alat sederhana yang terbuat dari batu, mirip kapak genggam yang sanggup mendukung acara berburu mereka.

Kemudian seiring berjalannya waktu, kehidupan masyarakat zaman pra sejarah pada masa itu pun semakin berkembang dan beralih ke masa dimana masyarakat mulai menemukan cara untuk menghasilkan makanannya sendiri (food producing). Pengetahuan dan pola pikir yang semakin berkembang menciptakan mereka lebih mengenal dan memahami kondisi lingkungan daerah tinggalnya. Pada ketika itu mereka mulai bercocok tanam sebagai cara untuk menghasilkan makanannya sendiri selain dari berburu. Mereka banyak menanam tanaman jenis umbi-umbian dengan sistem ladang berpindah, ialah mereka bergantung dengan kondisi kesuburan tanah dan curah hujan lingkungan tersebut, apabila lingkungan yang dijadikan lokasi bercocok tanam kurang menghasilkan maka mereka akan mencari lahan lain untuk bercocok tanam. Pada masa ini mereka mulai sanggup mengontrol kebutuhan kuliner mereka sehinga mereka mulai sanggup tinggal menetap. Selain itu peralatan yang dipakai pada masa ini juga semakin canggih dan bervariasi mirip gerabah yang dibentuk dari tanah liat yang dibakar, serta terdapat beberapa pelengkap yang terbuat dari kerikil dan kayu.  

Setelah masa food producing, masyarakat pada masa itu mulai memasuki masa perundagian. Pada masa ini, mulai muncul banyak jenis pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tertentu, misalnya bidang pembuatan rumah, pengolahan aneka macam jenis logam dan perhiasan. Pada masyarakat di masa tersebut dikenal istilah undagi yaitu orang mempunyai keterampilkan dalam pekerjaan tertentu. dampak dari hal ini, kehidupan masyarakat pada masa itu mengalami perkembangan yang pesat terutama dalam bidang teknologi. hal ini terlihat dari banyaknya hal-hal gres yang ditemukan dan semakin canggihnya peralatan sehari-hari yang digunakan. Beberapa peninggalan pada masa itu antara lain mirip neraka dan kapak corong yang terbuat dari perunggu serta beberapa peninggalan bangunan mirip menhir (sejenis tugu dari batu) dan punden berundak (bangunan mirip tangga dari batu).

2. Kepercayaan Masyarakat Masa Pra Sejarah
Seiring berkembangnya pola kehidupan masyarakat pada zaman pra sejarah, muncul pula aneka macam pola pikir yang meyakini adanya kekuatan lain dari luar diri mereka.Terdapat aneka macam macam acara spiritual yang dilakukan oleh masyarakat pada masa itu. Secara garis besar sistem kepercayaan masyarakat pada zaman pra sejarah sanggup dibagi kedalam beberapa kelompok diantaranya :

a. Animisme
Yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang yang masih sanggup mempengaruhi kehidupan di dunia. Mereka percaya bahwa roh-roh tersebut sanggup mendiami aneka macam jenis objek mirip batu, pohon dan sebagainya. Mereka juga melaksanakan aneka macam acara spiritual mirip memperlihatkan sesajian atau acara penghormatan lainnya terhadap roh-roh tersebut.

b. Dinamisme
Jika animisme merupakan kepercayaan terhadap roh, maka dinamisme merupakan kepercayaan terhadap kekuatan gaib. Masyarakat pada asa itu percaya bahwa segala sesuatu mempunyai kekuatan mistik yang sanggup mempengaruhi keberhasilan maupun kegagalan mereka dalam kehidupan. Kegiatan spiritualnya pun tidak jauh berbeda dengan kepercayaan animisme, mereka melaksanakan aneka macam ritual untuk menghomati segala objek yang mereka anggap keramat.

c. Totenisme
Merupakan kepercayaan terhadap beberapa binatang tertentu mirip ular, harimau, sapi dan sebagainya yang dianggap suci dan mempunyai kekuatan mistik sehingga pantas untuk mereka puja. Pada masa itu, mereka membangun aneka macam jenis bangunan dan peti-peti mayit khusus untuk melaksanakan acara atau ritual penghormatan teradap kepercayaannya.

Sumber http://www.ilmudasar.com