Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Pengertian Ekosistem, Komponen Pembentuk Dan Tipenya (Lengkap)

Konten [Tampil]

Pengertian Ekosistem, Komponen Pembentuk dan Tipenya (Lengkap) – Pada pembahasan kali ini kami akan menjelaskan perihal Kemalasan Sosial. Yang mencakup pengertian, dimensi, aspek dan faktor penyebab kemalasan sosial dengan pembahasan lengkap dan gampang dipahami.



Pengertian Ekosistem, Komponen Pembentuk dan Tipenya (Lengkap)


Untuk lebih detailnya silakan simak ulasan Seputar Pengetahuan berikut ini dengan secama.


Pengertian Kemalasan Sosial


Kemalasan sosial atau dalam istilah bahasa Inggris Social loafing yaitu menurunnya motivasi dan perjuangan setiap individu bila bekerja secara kolektif dalam suatu kelompok dibanding bila individu tersebut bekerja secara sendiri.


Definisi lain dari kemalasan sosial (social loafing) yaitu terjadinya penurunan perjuangan atau kinerja seseorang yang dikarenakan oleh kehadiran orang lain atau ketika didalam kelompok daripada pada ketika bekerja secara individu, independe atau seorang diri.


Istilah social floafing diperkenalkan pertama kali di tahun 2979 oleh Latane, Williams dan Harkins dalam Jurnal psikology yang berjudul Many Hands make light the work: The causes and consequences of social loafing.


Pengertian Social Loafing Menurut Para Ahli


Simak klarifikasi berdasarkan andal dibawah ini.


1. Baron dan Byrne (2004)


Pengertian social loafing berdasarkan Baron dan Byrne yaitu membiarkan orang lain melaksanakan pekerjaan, ketika menjadi pecahan dari kelompok. Social loafing cukup umum terjadi dalam aneka macam pekerjaan, baik yang sifatnya kognitif ataupun yang melibatkan perjuangan fisik. Social loatin memiliki dampaka negatif utamanya untuk organisasi ataupun kelompok. Salah satu imbas negatif dari social loatinf yaitu berkurangnya performa kelompok (group performance)


2. Karau dan Williams (1993)


Pengertian social loafing berdasarkan Karau dan Williams yaitu kecenderungan individu untuk mengurangi motivasi dan usahanya ketika bekerja dalam kelompok atau secara kolektif dibandingkan ketika bekerja sendiri. Mereka menurunkan perjuangan mereka lantaran yakin kiprah tersebut juga dikerjakan oleh orang lain.


Dimensi Social Loafing


Latane, Williams dan Harkins (1981) menyatakan ada dua dimensi pada social loafing, antara lain:



  • Dilution Effect

    Adalah yang mana individu kurang termovitasi alasannya yaitu merasa kontribusinya tidak berarti atau sadar bahwa penghargaan yang diberikan di setiap individu tidak ada.

  • Immediacy gap

    Adalah yang mana individu merasa terasing dari kelompok. Hal itu menjadi penanda semakin jauh anggota kelompok dari anggotanya maka ia akan semakin jauh dengan pekerjaan yang dibebankan padanya.


Aspek Social Loafing


Myers (2012) menjelaskan terdapat beberapa aspek terjadinya social loafing atau kemalasan sosial antara lain yaitu:



  • Menurunnya motivasi individu untuk terlihat dalam kegiatan kelompok

    Seseorang menjadi kurang termotivasi untuk terlibat atau melaksanakan suatu acara tertentu ketika orang itu berada pada kondisi bersama dengan orang lain.

  • Mereka kurang termotivasi untuk terlibat dalam diskusi alasannya yaitu berada dalam lingkungan yang mana ada orang lain yang mungkin mau melaksanakan respon yang kurang lebih sama kepada stimulus yang sama.

  • Sikap Pasif

    Anggota kelompok lebih menentukan untuk membisu dan menawarkan kesempatan untuk orang lain dalam melaksanakan perjuangan kelompok.

  • Pelebaran Tanggung Jawab

  • Usaha untuk meraih tujuan kelompok yaitu perjuangan bersama yang dilakukan para anggotanya.

  • Free ride atau mendompleng pada perjuangan orang lain

    Individu yang memahami bahwa masih ada orang lain yang mau melaksanakan perjuangan kelompok cenderung termakan untuk mendompleng (free ride) pada individu lain dalam melaksanakan perjuangan kelompok itu.

  • Penurunan kesadaran akan penilaian dari orang lain

    Pemalasan sosial juga sanggup terjadi lantaran dalam situasi kelompok terjadi penurunan terhadap pemahaman atau kesadaran akan penilaian dari orang lain (evaluation apprehension) kepada dirinya.


Faktor Penyebab Terjadinya Social Loafing


Latane, Williams dan Harkins (1979) menyatakan terdapat faktor yang menjadi penyebab adanya social loafing, antara lain:


Atribusi dan Kesetaraan

Proses atribusi yang sanggup menimbulkan seseorang melaksanakan loafing atau pemalasan, alasannya yaitu mereka beranggapan orang lain tidak kompeten dan tidak ada keuntungannya mengeluarkan perjuangan yang lebih keras dari anggota kelompok yang lain.


Pengaturan Sasaran Tidak Maksimal

Tujuan kelompok yang tidak maksimal menimbulkan seseorang melaksanakan loafing atau pemalasan, lantaran mereka menganggap orang lain tidak kompeten dan tidak ada gunanya mengeluarkan perjuangan yang lebih keras dari anggota kelompok yang lain.


Kontingensi Tidak Seimbang

Seorang individu menjalankan loafing lantaran berangggapan perjuangan yang dikeluarkannya dengan hasil yang didapat nantinya tidak seimbang lantaran berada dalam kelompok.


Evaluasi Kelompok

Seseorang cenderung akan menjalankan loafing apabila dirinya sendiri atau orang lain tidak ada yang mengevaluasi pekerjaannya.


Kohesi Kelompok

Seorang individu yang berada dalam kelompok yang tidak kohensif akan cenderung menjalankan loafing lantaran sesama anggota kelompok tidak begitu mengenal satu sama lain.


Distribusi Keadilan

Anggapan individu bahwa hasil kerja setiap anggota kelompok tidak akan memperoleh penghargaan akan memperoleh reward yang sama akan menimbulkan individu mengurangi usahanya dalam kelompok.


 Pada pembahasan kali ini kami akan menjelaskan perihal Kemalasan Sosial √ Pengertian Ekosistem, Komponen Pembentuk dan Tipenya (Lengkap)


Kolektivitas Individu

Individu yang berasal dari budaya individualis cenderung akan melaksanakan social loafing daripada individu yang berasal dari budaya kolektivis. Hal itu dikarenakan individu dengan budaya kolektivis akan lebih berorientasi pada kelompok dan menempatkan tujuan kelompok sebagai hal yang penting.


Kinerja Rekan Kerja

Seoragn individu akan melaksanakan loafin apabila merasa perjuangan anggota kelompok yang lain akan tinggi menjadikan ia tidak harus mengeluarkan perjuangan yang lebih keras.


Motivasi Berprestasi

Individu yang motivasi berprestasinya rendah akan lebih melaksanakan loafing alasannya yaitu motivasi individu untuk berprestasi rendah sehingga tidak ada motivasi yang sanggup mengeliminasi kecenderungan individu untuk melaksanakan loafing.


Ukuran Kelompok

Semakin besar anggota kelompok akan meningkatkan kecenderungan seseorang untuk melaksanakan social loafing. Individu akan merasa kontribusinya terbagi dengan anggota kelompok yang lain.


Demikianlah telah dijelaskan perihal Pengertian Ekosistem, Komponen Pembentuk dan Tipenya (Lengkap), semoga sanggup menambah wawasan dan pengetahuan kalian. Terimakasih telah berkunjung dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya.



Sumber http://www.seputarpengetahuan.co.id