√ Turunkan Hama Dengan Meningkatkan Secara Optimal Tanaman Refugia
Kabartani.com – Pemeliharaan keanekaragaman hayati ialah pengelolaan populasi spesies dengan mempertahankan dan menjaga organisme tetap dalam keadaan bebas dan terjangkau.
Hal ini memungkinkan untuk terjadi penyesuaian populasi secara terus menerus oleh proses evolusi alam. Dan prinsip pemanfaatan ini bersifat berkelanjutan melalui administrasi konservasi terpadu berbasis daerah lindung.
Dalam upaya untuk konservasi keanekaragaman hayati, pelestarian perbedaan genetik merupakan prioritas utama. Konservasi musuh alami merupakan salah satu upaya dalam pelestarian perbedaan genetik tersebut.
Dalam konservasi musuh alami ini, tumbuhan liar sangat dibutuhkan. Tumbuhan liar potensial dimanfaatkan sebagai tumbuhan refugia bagi musuh alami.
Refugia ialah pertanaman beberapa jenis tumbuhan yang sanggup menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain bagi musuh alami ibarat predator dan parasitoid. Refugia berfungsi sebagai mikrohabitat yang dibutuhkan bisa memperlihatkan bantuan dalam perjuangan konservasi musuh alami.
Letourneaua et al., (2003) mengemukakan bahwa alternatif habitat pada agroekosistem sanggup dilakukan dengan pengelolaan gulma. Hal ini akan berdampak pada dinamika serangga dan meningkatnya peluang lingkungan musuh alami dalam pengendalian hama biologis.
Tumbuhan liar merupakan mikrohabitat bagi kelangsungan hidup suatu organisme tertentu. Dalam ekosistem pertanian, mikrohabitat buatan yang baik ialah jikalau dibentuk pada tepian atau di dalam lahan pertanian.
Heitzmen et.al. (1990 dan 1992 dalam Schmid 1992) menyampaikan bahwa gulma terpilih yang ditata dalam satu lajur di lahan pertanian, tidak memperlihatkan efek penggulmaan yang berarti bagi tumbuhan budidayanya, bahkan stabilitas ekologi pertanian itu meningkat.
Dadi (2010) melaporkan bahwa keanekaragaman jenis gulma besar lengan berkuasa terhadap kemelimpahan Arthropoda di ekosistem sawah. Kombinasi tumbuhan famili Asteraceae Prosiding FMIPA Universitas Pattimura 2013-ISBN: 978-602-97522-0-5 114 terbukti efektif menarik serangga Coccinella septempunctata dengan persentase ketertarikan sebesar 50% (Sukaromah dan Yanuwiadi (2006).
Dengan kata lain bahwa refugia ialah tumbuhan (baik tumbuhan maupun gulma) yang tumbuh disekitar tumbuhan yang dibudidayakan, yang berpotensi sebagai mikrohabitat bagi musuh alami (baik predator maupun parasit), biar pelestarian musuh alami tercipta dengan baik. Bagi musuh alami, tumbuhan refugia ini mempunyai banyak manfaat diantaranya ialah sebagai sumber nektar bagi musuh alami sebelum adanya populasi hama di pertanaman.
Suatu konsep pemecahan dilema yang sanggup diterapkan dalam pengendalian hama ialah dengan cara menanam tumbuhan yang dipakai sebagai refugia sehingga konservasi predator sanggup terus terjaga. Sementara ini potensi banyak sekali tumbuhan yang sanggup dipakai sebagai tumbuhan refugia bagi beberapa musuh alami hama masih terbatas informasinya, walaupun sudah ada penelitian dari Hidayati, (2007) bahwa Laba- keuntungan bermata tajam (Oxyopidae) cenderung untuk menentukan Setaria sp dan belalang sembah lebih menentukan Eleusine indica dibandingkan tumbuhan uji lainnya, demikian juga penelitian dari Agneswara, (2007) pada kumbang kubah (Coccinellidae) dan laba- keuntungan bermata tajam cenderung lebih tertarik pada tumbuhan liar Solanum ningrum L, pada penelitian Mukti (2007) kumbang kubah (Coccinellidae) cenderung lebih tertarik pada tumbuhan Bidens pilosa L, belalang sembah (Mantidae) cenderung lebih tertarik pada tumbuhan Borreria repens DC.
Di Amerika dan beberapa negara lain, kegiatan mandatory untuk mengatasi dilema resitensi hama dikenal dengan nama Insect Resistance Management (IRM). Menurut Dr. Graham Head dari Mosanto Company, seni administrasi IRM dalam menghambat potensi perkembangan resistensi dilakukan melalui tiga cara, yaitu :
(1) meminimumkan tekanan seleksi melalui tumbuhan refugia dan penggunaan toksin takaran rendah;
(2) menghilangkan alel gen yang bersifat resistan dari suatu populasi serangga dengan penggunaan toksin takaran tinggi; dan
(3) penerapan prosedur multi seleksi dengan contoh tumpang sari atau rotasi tanaman.
Amerika dan Kanada sudah menerapkan keharusan menanam tumbuhan refugia saat menanam tumbuhan trasngenik bt untuk mendukung kegiatan IRM. Tanaman refugia ialah tumbuhan sejenis non-Bt yang rentan yang ditanaman pada area pertanaman tumbuhan transgenik Bt.
Beberapa jenis tumbuhan refugia yang gampang ditemukan dan gampang dikembangkan di lokasi pertanaman padi di Indonesia diantaranya sebagai berikut :
- Bunga Matahari,
- Bunga Tanaman Kenikir,
- Bunga Kertas, dan
- Bunga Tapak Dara, dll.
Menggarisbawahi dari banyak sekali pendapat para andal bahwa pengelolaan banyak sekali tumbuhan dan banyak sekali jenis gulma terpilih, tertata di pematang sawah, akan besar lengan berkuasa terhadap kelimpahan musuh alami sehingga stabilitas ekologi pertanian meningkat. Salah satu penerapan konsep PHT dalam rangka pengendalian hama biologis pun akan terealisasi dengan baik. Tunggu apa lagi .. ?
Ditulis oleh : DAA. Pertiwi ( POPT Ahli Muda Dinas Pertanian DIY )
Sumber https://kabartani.com