Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Pengertian Tauhid | 3 Macam Tauhid Dan Penjelasannya

Konten [Tampil]





style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-7354097963829271"
data-ad-slot="2738828734"
data-ad-format="link"
data-full-width-responsive="true">



Pengertian Tauhid – Tauhid merupakan kata dalam Bahasa Arab yang mempunyai arti mengesakan. Berasal dari kata wahada yuwahidu (وهد – يوهد) yang artinya menyebabkan sesuatu satu saja. Menurut istilah pengertian tauhid ialah menyebabkan Allah sebagai satu-satunya sesembahan (Tuhan) yang benar dengan segala kekhusyukannya.


Pengertian Tauhid


Sebagai umat Islam kita diwajibkan untuk mentauhidkan Allah semata. Banyak hal yang dijadikan sekutu Allah untuk disembah, menyerupai malaikat, para Nabi, Orang shaleh, atau makhluk Allah yang lainnya. Tentu saja itu termasuk daripada syirik dan dosa besar alasannya yakni Allah yakni Tuhan yang Maha Esa.


Tauhid kepada Allah dibagi menjadi tiga. Hal itu sesuai dengan akad para ulama sesudah mengkaji dalil-dalil yang bekerjasama dengan tauhid. Pembagian tauhid tersebut yakni menyerupai berikut ini.


1. Tauhid Rububiyah (pengertian tauhid)


Tauhid Rububiyah ialah bentuk mengesakan Allah dalam hal kejadian-kejadian yang hanya sanggup dilakukan oleh Allah sebagai Tuhan. Serta menyatakan bahwa Allah Ta’ala yakni Tuhan yang satu, Raja, dan Pencipta semua makhluk, serta Allah juga lah yang mengatur mereka.


Contoh tauhid Rububiyah, yaitu meyakini bahwa Allah yang membuat langit dan bumi beserta isinya. Meyakini Allah sebagai pemberi rizki, pencetus bintang-bintang, mendatangkan hujan dan badai, dan lain sebagainya. Hal tersebut juga telah disebutkan dalam QS. Al An’am: 1


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمٰتِ وَالنُّوْرَ ەۗ ثُمَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ


“Segala puji bagi Allah yang telah membuat langit dan bumi serta mengadakan gelap dan terang. Namun demikian orang-orang kafir masih mempersekutukan Tuhan mereka dengan sesuatu.”


Bahkan bahwasanya orang-orang kafir pun meyakini bahwa Allah lah yang membuat mereka. Seperti yang disebutkan dalam QS. Az Zukhruf: 87


وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ فَاَنّٰى يُؤْفَكُوْنَۙ






style="display:inline-block;width:300px;height:600px"
data-ad-client="ca-pub-7354097963829271"
data-ad-slot="4295452985">




“Dan kalau engkau bertanya kepada mereka, ‘Siapakah yang membuat mereka pasti mereka menjawab, Allah!’ jadi bagaimana mereka sanggup dipalingkan (dari menyembah Allah).”


Hal itu juga yang menjawab kenapa nama ayah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yakni Abdullah atau hamba Allah. golongan orang yang tidak bertauhid rububiyah biasanya merupakan kaum atheis.


2. Tauhid Uluhiyah (pengertian tauhid)


Merupakan wujud mengesakan Allah dalam segala bentuk ibadah baik lahir maupun batin. Ibadah sendiri mempunyai arti, yaitu segala sesuatu yang disukai oleh Allah baik perkataan maupun perbuatan. Biasanya ibadah telah diperintahkan Allah lewat para RasulNya.


Contoh dari tauhid uluhiyah, yakni shalat, puasa, zakat, qurban hanya dengan nama Allah atau untuk mencari ridha Allah semata. Berdzikir dan berdoa juga yang kita sebut hanya asma Allah saja. Mentauhidkan Allah dengan tauhid uluhiyah telah disebutkan dalam beberapa ayat Al Quran.


اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

“Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” [QS Al Fatihah: 5]


لَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ


….


“Sungguh telah Kami utus Rasul untuk setiap umat dengan tujuan untuk mengatakan, ‘Sembahlah Allah saja dan jauhilah thagut’….” [QS. An Nahl: 36]


3. Tauhid Asma’ wa Sifat


Wujud mengesakan Allah dalam hal Nama serta SifatNya yakni bentuk tauhid Asma wa Sifat. Allah mempunyai nama-nama serta sifat yang hanya dimilikiNya atau yang berpredikat paling. Bentuk penyimpangan dari tauhid asma wa sifat ialah menyerupakan sifat-sifat Allah kepada makhlukNya.


Misalnya saja memberi nama anak dengan nama Razak yang berarti Maha Pemberi Rezeki. Seharusnya didepan nama Razak ditambahkan nama Abdur atau hamba sehingga kita tidak disebuk sebagai pendua oleh Allah.


Mempelajari tauhid sangatlah penting. Jangan hingga kita terjerumus kedalam hal-hal yang berbau syirik atau selingkuh Allah alasannya yakni kita tidak paham akan taudih itu sendiri.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com