√ Rujukan Karangan Wacana Ibu Dalam Bahasa Indonesia
Contoh Karangan Tentang Ibu dalam Bahasa Indonesia – Karangan berikut ini, bercerita perihal pengalaman penulis bertemu dengan ibu-ibu yang tangguh.
IBU
Ibu ialah insan pertama yang bersentuhan dan berkomunikasi dengan kita. Ibu ialah perempuan yang menyayangi kita bahkan semenjak ia belum bertemu secara pribadi dengan kita. Tidak ada ibu yang tidak menyayangi anaknya. Jikapun ada, itu niscaya bukan dari hatinya yang sebenarnya. Ibu ialah perempuan yang merawat kita semenjak kita masih berupa gumpalan daging dan darah. Ibu ialah perempuan yang bersedia memperlihatkan apa yang ia punya bahkan bertaruh nyawa dikala melahirkan kita.
Aku mengenal banyak ibu. Ada ibu guru, ibu rumah tangga, ibu penjual nasi uduk di sekolah, ibu penjual pulsa, ibu penjual koran, ibu penjual pulsa, ibu direktur perusahaan Ayah, ibu polisi kemudian lintas, ibu pegawai kantor kecamatan, dan masih banyak ibu lainnya. Tetapi, ada satu ibu yang selalu menempel di hatiku. Bagaimana tidak? Aku ialah penyebab ia menjadi gemuk, saya ialah penyebab ia jadi sulit tidur, saya juga yang membuatnya tersenyum, saya juga yang membuatnya menangis dan khawatir. Sejak saya ada, saya menjadi penyebab mengapa hatinya bergetar. Ia ialah seorang ibu rumah tangga yang mengabdikan hidupnya untuk mengurus keluarga. Ia ialah seorang ibu yang tidak memperlihatkan waktunya hanya untuk keluarga. Ia ialah pendidik bagi anak-anaknya, penyemangat dan malaikat untuk suami dan anaknya. Ia ialah tombak kehidupan di rumahku.
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-9290406911233137"
data-ad-slot="2698768695">
Aku perkenalkan seorang ibu yang menempel di hidupku. Ia berjulukan Ibu Riani. Wajahnya lembut manis memikat, ucapannya lugas penuh semangat, suaranya syahdu di telinga, gerak geriknya keibuan dan bersahaja. Ia ialah ibu yang melahirkanku. Ia yang berjanji pada Tuhan untuk bersedia menjaga dan merawatku sepenuh hati dengan segala kecukupan kasih dan sayang. Ibu Riani punya 3 orang anak. Aku yang pertama. Aku ialah si sulung. Si tengah ialah si manja tapi bijaksana. Sedangkan si bungsu ialah sentra perhatian. Ibu Riani tentunya bersikap berbeda dalam mendidik satu putri sulung dan dua adik laki-lakinya. Ibu Riani paham sekali bagaimana cara menciptakan anak-anaknya patuh dan penuh hormat tetapi juga menjadi sobat untuk bercerita perihal apapun yang dialami anak-anaknya.
Ibu Riani tidak pergi ke kantor untuk bekerja. Ia mengelola toko online dan blog penuh informasi bernilai puluhan juta rupiah. Ia dibantu beberapa eksekutif yang sigap, bahkan mereka terkadang menemani belum dewasa ibu Riani dikala bermain. Ibu tidak akan murka jikalau anak-anaknya tidak jujur. Sering kali ibu murka alasannya ialah anak-anaknya berkata ibu anggun dan sangat langsing. Mungkin ibu bukan murka tetapi ibu hanya murung alasannya ialah sekarang ibu sudah tidak langsing lagi kolam pragawati. Bagaimanapun ibu, bagi kami, ibu ialah permaisuri paling anggun di dunia. Ibu akan menjadi bidadari di hati kami.
Ibu ialah sosok yang sederhana dalam bercita-cita. Begitulah ia menyampaikan kepada kami. Namun tidak bagi kami. Cita-citanya sungguh mulia. Ibu bercita-cita menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya. Ibu bercita-cita untuk selalu memperlihatkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Ibu bercita-cita untuk senang bersama belum dewasa dan suaminya. Ibu ingin menjadi air di kala tanah menjadi gersang alasannya ialah sengatan matahari. Ibu ingin menjadi matahari di kala tanah terendam penuh air alasannya ialah hujan yang tak kunjung henti. Ibu ingin menjadi ibu yang terbaik untuk anak-anaknya. Ibu Riani, terimakasih telah melahirkanku ke dunia dan untuk segala cinta dan pengorbanan sejati. Ibu ialah segalanya bagiku.
Sumber https://www.kakakpintar.id