√ Mengenal Teknologi Padi Salibu, Sekali Tanam Dapat Panen Sampai Tiga Kali
Kabartani.com – Budidaya padi salibu merupakan varian teknologi budidaya ratun, yaitu tunggul sehabis panen tanaman utama yang tingginya sekitar 25 cm, dipelihara selama 7-10 hari atau dibiarkan hingga keluar tunas baru.
Apabila tunas yang keluar kurang dari 70% maka tidak disarankan untuk dilakukan budidaya salibu. Jika tunas yang tumbuh > 70% maka potong kembali secara seragam hingga ketinggian 3-5 cm, lalu dipelihara dengan baik hingga panen.
Beberapa laba yang sanggup diperoleh dari penerapan budidaya padi salibu adalah: hemat tenaga kerja, waktu, dan biaya, alasannya yaitu tidak dilakukan pengolahan tanah dan penanaman ulang, selain itu menekan kebiasaan petani memperabukan jerami sehabis panen (Erdiman, 2013).
Budidaya padi salibu sanggup meningkatkan produktivitas padi per unit area dan per unit waktu, dan meningkatkan indek panen dari sekali menjadi dua hingga tiga kali panen setahun. Jika dibandingkan dengan teknologi ratun konvensional, salibu bisa menghasilkan jumlah anakan yang lebih banyak dan seragam, dan produktivitas bisa sama bahkan lebih tinggi dari tanaman utamanya.
Penerapan budidaya padi salibu dengan memanfaatkan varietas berdaya hasil tinggi, tentu akan lebih menggairahkan acara usahatani, alasannya yaitu sanggup diperoleh komplemen hasil yang sangat kasatmata (Erdiman, 2015 komunikasi pribadi).
Beberapa verietas padi yang telah dikaji dan ditanam dengan sistem salibu di beberapa lokasi bisa berproduksi dengan baik, menyerupai varietas Batang Piaman, Cisokan, Inpari 19, Inpari 21, Logawa dan lain-lain.
Menurut Susilawati et al. (2011) beberapa varietas padi bibit unggul dan padi tipe gres menyerupai Hipa 3, Hipa 4, Hipa 5, Rokan, dan Cimelati terbukti bisa menghasilkan ratun dengan baik, yang diyakini juga bisa menghasilkan tanaman salibu dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan Erdiman (2014), budidaya padi salibu bisa berproduksi sama atau lebih tinggi dibandingkan tanaman utamanya, rata-rata umur padi salibu bisa sama atau lebih pendek dari tanaman utamanya.
Di ujicoba di kecamatan Pegasing, Aceh Tengah
Ujicoba yang dilakukan oleh para penyuluh pertanian bersama petani di Pegasing ini memberikan hasil yang cukup baik. Hari Sabtu (10/6/2017), mereka mulai memanen padi hasil penerapan teknik salibu ini. Para penyuluh terlihat gembira, begitu juga dengan petani yang terlihat sumringah melihat hasil panen padi salibu ini.
Tanpa harus menyediakan dan menanam bibit baru, ternyata mereka bisa kembali memanen padi di lahan yang sama. Kebetulan lahan uji coba teknik salibu ini memang memakai varietas unggul Inpari 28 yang produktivitasnya di kecamatan ini berkisar 6,5 ton per hektar, dan hasil panen teknik salibu pada lahan yang sama, produktivitasnya juga tidak jauh berbeda dengan hasil panen pertama.

Keberhasilan ini menciptakan para petani semakin yakin bahwa teknik salibu ini bisa mereka terapkan untuk meningkatkan produksi padi di kawasan ini. Dengan biaya produksi yang jauh lebih rendah, tentu saja provit margin yang akan didapat oleh para petani akan jauh lebih tinggi.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tengah, drh. Rahmandi, M Si yang sempat meninjau lahan penanaman budidaya padi teknik salibu ini beberapa hari sebelum panen, juga ikut besar hati dan merasa optimis bahwa teknik gres budidaya padi salibu ini bisa menjadi alternatif bagi petani untuk meningkatkan produksi padi di kawasan ini.
“Saya tidak menduga sebelunya bila teknik salibu ini bisa menghasilkan produksi yang hampir sama dengan penanaman yang memakai bibit baru, ini sebuah terobosan manis untuk mendongkrak produksi padi kita”. ujar Rahmandi.
“Dalam kesempatan ini, saya juga memberikan rasa terima kasih atas kreatifitas dan terobosan yang telah dilakukan oleh teman-teman penyuluh di kecamatan Pegasing ini”, pungkasnya.
Simak juga
- Inilah Keunggulan Padi M70D dan Padi M400
- Panen Setahun 4 Kali Dengan Padi M-70D Yang Hanya Berumur 70 Hari
Untuk gosip selengkapnya mengenai bagaimana menerapkan teknologi panen kedua ini, saya akan bagikan Ebook Panduan Teknologi Budidaya Padi SALIBU.
Sumber https://kabartani.com
