Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Cara Mengukur Kesuburan Tanah Dan Kandungan Unsur Hara Tanah Dengan Tehnik Moet

Konten [Tampil]

KABARTANI.COM – Cara Mengukur Kesuburan Tanah Dan Kandungan Unsur Hara Tanah Dengan Tehnik MOET. Dalam dunia pertanian kesuburan tanah merupakan hal dasar yang harus diperhatikan biar perjuangan pertanian kita berhasil. Kesuburan tanah sangat ditentukan oleh kandungan unsur hara tanah baik itu unsur mikro ataupun usnsur makro.


Untuk itu kita sanggup melaksanakan diagnosa atau pengecekan kandungan unsur hara pada tanah sendiri, dengan tehnik MOET ( Minus-One Element Technique ). Tehnik MOET ini dikenalkan oleh  pakar  agronomi Dr. Cesar Mamaril.


Dr. Mamaril menekankan kegunaan dan manfaat teknik hara minus satu yang dirancangnya.  Dari 16 hara esensial yang dibutuhkan tanaman, 13 jenis diperoleh dari tanah yakni nitrogen (N), posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), belerang (S), tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), dan boron (Bo). Tiga lainnya dari udara dan air, yakni karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Kekurangan salah satu hara esensial ini akan menyebabkan tumbuhan tidak tumbuh normal.


Konsep MOET


Dengan konsep MOET dimaksudkan biar petani cukup menambahkan saja hara yang menurut analisis kurang pada tanah yang akan ditanami.


Informasi perihal hara esensial yang kurang sanggup dideteksi dengan cara melaksanakan formulasi pemupukan  yang pada setiap pemupukan ada satu unsur hara yang tidak diikutkan (teknik minus satu unsur hara/MOET). Dengan tidak menawarkan satu jenis hara akan dilihat apa dampaknya pada pertumbuhan tanaman. Itu dipraktekkan pada contoh-contoh tanah yang diambil dari lahan pertanaman.


Pada kit MOET yang dipakai pada pertanian padi di dataran rendah Pilipina, formulasi pemupukan MOET dibatasi pada unsur-unsur hara untuk N, P, K, S, Zn dan Cu. Alasannya adalah  bahwa di bab terbesar pertanian padi dataran rendah Pilipina keenam unsur hara itu selalu kurang. Kaprikornus disusun 7 formulasi pemupukan sebagai uji status hara tanah, yakni: Minus N (tidak mengandung N tetapi lima hara lainnya ada); Minus  P; Minus K; Minus S; Minus Zn; Minus Cu; dan Lengkap (semua ke enam unsur hara ada).


Pelaksanaannya sederhana saja. Wadah uji memakai pot-pot atau wadah plastik yang sanggup menampung 4 kg sampel tanah berair (jumlah pot  sama dengan jumlah formulasi pemupukan).  Dari lahan satu hektar yang cukup seragam sebaiknya  diambil secara sampel tanah dari 35 lokasi. Untuk lahan yang tingkat kesuburan bergradasi ibarat lahan miring dibutuhkan sampel dari lebih banyak lokasi. Sampel diambil sebelum tanah diolah/dibajak.


Bibit yang berumur 12 hari sebanyak paling sedikit 5 batang kemudian ditanam ke dalam masing-masing pot dengan formulasi pemupukan masing-masing. Tanah dibiarkan tetap berair tetapi tidak tergenang air sampai tumbuhan sudah cukup mantap. Pengairan semua tumbuhan dilakukan dengan air dari sumber yang sama dengan yang dipakai pada lahan pertanian padi yang dikelola. Sesudah 10 hari, sebagian tanaman  padi dalam pot dicabut, tinggalkan  hanya dua batang yang dinilai terbaik.


Bukti Visual


Dalam 30 hari setelah pindah tanam bibit (ke pot) sudah akan terbukti secara visual perbedaan pertumbuhan tumbuhan antara pot. Juga bida dibandingkan pada tumbuhan di pot dengan formulasi pemupukan lengkap. Dapat disaksikan mana yang tumbuh baik, mana yang kurang baik dan di pot  dengan formulasi mana (yang minus hara apa). Bisa disimpulkan tumbuhan dalam pot yang mana kekurangan unsur hara apa.  Atau tanah dari lokasi mana kekurangan unsur hara apa.


Bila tumbuhan pada semua pot berisi tanah sampel dari satu lokasi anggun dan seragam pertumbuhannya, maka tanah di lokasi bersangkutan tidak kekurangan unsur hara yang masuk dalam formulasi.


Untuk memperoleh ketepatan analisa yang lebih akurat, setelah 45 hari semenjak pindah tumbuhan padi dalam pot  dicabut dan biomasanya ditimbang. Dengan bukti visual demikian, petani akan tahu tanah di lokasi mana yang perlu diberi  pemupukan unsur hara apa. Petani tinggal menentukan unsur hara mana yang masih perlu ditambahkan sesuai dengan dosis sesuai proposal para penyuluh pertanian. Selain irit biaya, penggunaan sistem analisis hara tanah MOET juga mengurangi pengaruh merugikan pupuk terhadap lingkungan serta  menambah hasil dan pendapatan bagi petani.


Harus diakui model uji MOET ini merupakan temuan sangat cerdas tetapi sederhana, murah dan mudah  serta sanggup dapat dilakukan sendiri oleh petani kecil. Dr. Mamaril mengaku merancang konsep MOET itu dikala masih bekerja sebagai peneliti IRRI yang bertugas di Indonesia.




Sumber https://kabartani.com