√ Makna Dan Filosofi Petruk
Konten [Tampil]
PETRUK .............adalah anak Gandarwa (sebangsa jin), menjadi anak angkat kedua Semar sesudah Gareng.Nama lain Petruk ialah Kanthong Bolong, artinya suka berdema. Doblajaya, artinya pintar. Diantara saudaranya (Gareng dan Bagong) Petruklah yang paling pandai dan pandai bicara.
Petruk tinggal di Pecuk Pecukilan. Ia mempunyai satu anak yaitu Bambang Lengkung Kusuma (seorang yang tampan) istrinya berjulukan Dewi Undanawati. Sebagai punakawan Petruk selalu menghibur tuannya ketika dalam kesusahaan mendapatkan cobaan, mengingatkan ketika lupa, membela ketika teraniaya. Intinya sanggup momong, momot, momor,mursid dan murakabi.
Sementara itu ternyata Adipati Karna juga berhasrat mempunyai jimat tersebut. petruk ditusuk dengan keris pusaka yang ampuh yaitu Kyai Jalak, Petrukpun mati seketika. Atas kesaktian ayahnya (Gandarwa) Petruk dihidupkan lagi. Kemudian ayahnya tersebut ingin menolong Petruk dengan berubah wujud menjadi Duryudana. ketika Karna bertemu Duryudana jimat kalimasada diserahkan kepadanya. Betapa terkejutnya Karna mengetahui telah diperdaya oleh Gandarwa. Akhirnya jimat tersebut oleh Gandarwa diserahkan kembali kepada Petruk, dan ia menasehati jikalau menghadapi musuh Petruk harus hati-hati dan jimat tersebut diminta untuk diletakkan di atas kepalanya. Ternyata sesudah jimat tersebut diterapkan sesuai tawaran ayahnya Petruk menjadi sangat sakti, tidak mempan senjata apapun. Karna-pun sanggup dikalahkannya.Tak terasa risikonya Petruk terpisah dengan tuannya Bambang Irawan. Petrukpun mengembara, semua negara ditakhlukkannya termasuk negara Ngrancang Kencana. Petruk menjadi raja disana dan bergelar Prabu Wel Keduwelbeh. Sedangkan raja yang orisinil menjadi bawahannya. Begitulah ketika Punakawan jikalau sudah mengeluarkan kesaktiannya tidak ada manusiapun yang sanggup menandinginya.
Ketika akan mewisuda dirinya, semua raja negara bawahan yang ditaklukkannya hadir termasuk Astina. Yang belum hanya Pandawa, Dwarawati, dan Mandura. Semula ketiga raja negar tersebut tidak mau hadir, tetapi sesudah Pandawa dan Mandura dikalahkan risikonya Raja Dwarawati (Prabu Kresna) menyerahkan hal ini kepada Semar. Oleh Semar Gareng dan Bagong diajukan sebagai wakil dari Dwarawati. Terjadilah peperangan yang sangat ramai antara Prabu Wel Keduwelbeh dengan Gareng dan Bagong, peperangan tidak segera berakhir alasannya ialah belum ada yang menang dan belum ada yang kalah, hingga ketiganya berkeringat. Gareng dan Bagong risikonya sanggup mengenali amis keringat saudaranya Petruk dan yakin bahwa orang yang mengajak bertarung itu bahwasanya ialah Petruk, maka mereka tidak lagi bertarung kesaktian tetapi malah diajak bercanda, berjoged bersama, dengan aneka macam lagu dan tari. Wel Geduwelbeh merasa dirinya kembali ke habitatnya, lupa bahwa ia menggunakan pakaian kerajaan. Setelah ingat .... ia segera lari meninggalkan Gareng dan Petruk. Wel Geduwlbeh dikejar oleh Gareng dan Bagong sesudah tertangkap, sang prabu dipeluk dan digelitik oleh Bagong hingga Petruk kembali ke wujud aslinya.
Setelah terbuka semua Petruk ditanya oleh Kresna mengapa ia bertindak ibarat itu. ia beralasan bahwa tindakan itu untuk mengingatkan tuannya bahwa segala sikap harus diperhitungkan terlebih dahulu. Contohnya dikala membangun candi Sapta Arga, kerajaan ditinggal kosong sehingga kehilangan jimat Kalimasada. Bambang Irawan jangan gampang percaya kepada siapa saja. Kalau diberi kiprah hingga tuntas jangan dititipkan kepada siapapun. Setelah menjadi raja jangan sombong dan meremehkan rakyat kecil, alasannya ialah rakyat kecil jikalau sudah marah/ memberontak pimpinan sanggup berantakan. Dengan cara inilah Petruk ingin menyadarkan tuannya, alasannya ialah jikalau secara terang-terangan niscaya tidak dipercaya bahkan mungkin dimarahi.
Bagaimanapun Petruk merasa bersalah, kemudian ia minta maaf. Pandawapun risikonya memaafkan Petruk dan dengan bahagia hati mendapatkan nasihat Petruk.
I nti pendidikan kebijaksanaan pekerti yang sanggup diambil dari kisah diatas :
Petruk tinggal di Pecuk Pecukilan. Ia mempunyai satu anak yaitu Bambang Lengkung Kusuma (seorang yang tampan) istrinya berjulukan Dewi Undanawati. Sebagai punakawan Petruk selalu menghibur tuannya ketika dalam kesusahaan mendapatkan cobaan, mengingatkan ketika lupa, membela ketika teraniaya. Intinya sanggup momong, momot, momor,mursid dan murakabi.
- momong ..................................... artinya sanggup mengasuh.
- momot ....................................... artinya sanggup memuat segala keluhan tuannya, sanggup merahasiakan masalah.
- Momor ...................................... artinya tidak sakit hati ketika dikritik dan tidak gampang gembira jikalau disanjung.
- Mursid ....................................... artinya pandai sebagai abdi, mengetahui kehendak tuannya.
- Murakabi ................................... artinya bermanfaat bagi sesama.
Sementara itu ternyata Adipati Karna juga berhasrat mempunyai jimat tersebut. petruk ditusuk dengan keris pusaka yang ampuh yaitu Kyai Jalak, Petrukpun mati seketika. Atas kesaktian ayahnya (Gandarwa) Petruk dihidupkan lagi. Kemudian ayahnya tersebut ingin menolong Petruk dengan berubah wujud menjadi Duryudana. ketika Karna bertemu Duryudana jimat kalimasada diserahkan kepadanya. Betapa terkejutnya Karna mengetahui telah diperdaya oleh Gandarwa. Akhirnya jimat tersebut oleh Gandarwa diserahkan kembali kepada Petruk, dan ia menasehati jikalau menghadapi musuh Petruk harus hati-hati dan jimat tersebut diminta untuk diletakkan di atas kepalanya. Ternyata sesudah jimat tersebut diterapkan sesuai tawaran ayahnya Petruk menjadi sangat sakti, tidak mempan senjata apapun. Karna-pun sanggup dikalahkannya.Tak terasa risikonya Petruk terpisah dengan tuannya Bambang Irawan. Petrukpun mengembara, semua negara ditakhlukkannya termasuk negara Ngrancang Kencana. Petruk menjadi raja disana dan bergelar Prabu Wel Keduwelbeh. Sedangkan raja yang orisinil menjadi bawahannya. Begitulah ketika Punakawan jikalau sudah mengeluarkan kesaktiannya tidak ada manusiapun yang sanggup menandinginya.
Ketika akan mewisuda dirinya, semua raja negara bawahan yang ditaklukkannya hadir termasuk Astina. Yang belum hanya Pandawa, Dwarawati, dan Mandura. Semula ketiga raja negar tersebut tidak mau hadir, tetapi sesudah Pandawa dan Mandura dikalahkan risikonya Raja Dwarawati (Prabu Kresna) menyerahkan hal ini kepada Semar. Oleh Semar Gareng dan Bagong diajukan sebagai wakil dari Dwarawati. Terjadilah peperangan yang sangat ramai antara Prabu Wel Keduwelbeh dengan Gareng dan Bagong, peperangan tidak segera berakhir alasannya ialah belum ada yang menang dan belum ada yang kalah, hingga ketiganya berkeringat. Gareng dan Bagong risikonya sanggup mengenali amis keringat saudaranya Petruk dan yakin bahwa orang yang mengajak bertarung itu bahwasanya ialah Petruk, maka mereka tidak lagi bertarung kesaktian tetapi malah diajak bercanda, berjoged bersama, dengan aneka macam lagu dan tari. Wel Geduwelbeh merasa dirinya kembali ke habitatnya, lupa bahwa ia menggunakan pakaian kerajaan. Setelah ingat .... ia segera lari meninggalkan Gareng dan Petruk. Wel Geduwlbeh dikejar oleh Gareng dan Bagong sesudah tertangkap, sang prabu dipeluk dan digelitik oleh Bagong hingga Petruk kembali ke wujud aslinya.
Setelah terbuka semua Petruk ditanya oleh Kresna mengapa ia bertindak ibarat itu. ia beralasan bahwa tindakan itu untuk mengingatkan tuannya bahwa segala sikap harus diperhitungkan terlebih dahulu. Contohnya dikala membangun candi Sapta Arga, kerajaan ditinggal kosong sehingga kehilangan jimat Kalimasada. Bambang Irawan jangan gampang percaya kepada siapa saja. Kalau diberi kiprah hingga tuntas jangan dititipkan kepada siapapun. Setelah menjadi raja jangan sombong dan meremehkan rakyat kecil, alasannya ialah rakyat kecil jikalau sudah marah/ memberontak pimpinan sanggup berantakan. Dengan cara inilah Petruk ingin menyadarkan tuannya, alasannya ialah jikalau secara terang-terangan niscaya tidak dipercaya bahkan mungkin dimarahi.
Bagaimanapun Petruk merasa bersalah, kemudian ia minta maaf. Pandawapun risikonya memaafkan Petruk dan dengan bahagia hati mendapatkan nasihat Petruk.
I nti pendidikan kebijaksanaan pekerti yang sanggup diambil dari kisah diatas :
- Budi dan tabiat tidak sanggup diukur dari penampilan/ fisik, tetapi dengan sikap nyata.
- Bawahan harus setia pada atasan
- Mengerjakan kiprah hingga tuntas dan diusahakan berhasil dengan baik
- Jangan merebut hak dan milik orang lain
- Semua tindakan harus dengan penuh perhitungan, jangan ceroboh dan tergesa-gesa mengambil keputusan.
- milikilah tabiat momong, momot, momor,mursid, dan murakabi
- Kalau sudah mulia jangan terlena
- Kalau salah harus berani mengakui dan meminta maaf
Sumber http://mtsmafaljpr.blogspot.com