√ Panduan Lengkap Pembibitan Duku Yang Baik Dan Benar
Kabartani.com – Tersedia bibit duku bermutu dalam jumlah banyak, waktu singkat dan harga terjangkau merupakan langkah awal dan faktor penting dalam menunjang keberhasilan pengembangan budidaya duku. Bibit merupakan input awal yang sangat memilih mutu dan hasil buah yang akan dipanen.
Oleh lantaran itu, penggunaan bibit yang benar mutlak dibutuhkan baik dalam hal kesehatan maupun ketepatan varietas yang akan ditanam. Berdasarkan cara perbanyakannya tumbuhan duku sanggup diperbanyak secara vegetatif. Simak juga : Jenis-jenis Buah Duku yang Populer di Indonesia
Pemilihan Pohon Induk
Syarat utama yang harus dipenuhi untuk menciptakan bibit yaitu tersedianya pohon induk, yaitu tumbuhan yang mempunyai persyaratan tertentu untuk dijadikan sebagai sumber materi perbanyakan (biji, entris, mata tempel, dll). Persyaratan yang dimaksud antara lain sebagai berikut:
- Berproduksi tinggi dan mantap hasilnya,
- Kualitas buah yang dihasilkan cukup baik,
- Sudah beberapa kali berbuah,
- Pertumbuhannya normal, sehat dan tidak terjangkit hama dan penyakit,
- Sudah dilepas sebagai varietas unggul oleh Menteri Pertanian,
Tanaman yang sudah ditetapkan sebagai pohon induk harus dikelola secara optimal semoga tumbuhan tersebut sanggup tumbuh sehat, subur, serta berproduksi tinggi baik buah maupun entrisnya. Pemeliharaan pohon induk mencakup pemupukan, pengairan, dan pemangkasan. Pemberian pupuk buatan dilakukan dengan Urea 250 g/tanaman/tahun. TSP dan KCL masing-masing 300 g/tanaman/tahun yang diberikan dua kali.
Perbanyakan Tanaman
1. Persiapan Batang Bawah
Biji yang akan dipakai untuk batang bawah sebaiknya diambil dari buah yang sudah masak fisiologis (masak pohon). Buah yang diambil harus berasal dari pohon yang sehat dan buah berukuran sedang hingga besar semoga diperoleh biji yang besar.
Apabila lokasi produksi bibit berada jauh dari pohon duku, maka biji harus dibiarkan tetap berada dalam buah selama perjalanan, lantaran daya kecambah dari biji duku yang sudah berada diluar buah akan cepat menurun.
Biji yang dipakai harus mempunyai kondisi yang baik, yaitu bernas, utuh, padat, tidak keriput, segar, sehat, dan terbebas dari serangan jamur atau cendawan lainnya. Sebelum disemaikan, biji duku yang sudah terkumpul dan terpilih dibersihkan dengan air untuk menghilangkan lendir dan sisa-sisa daging buah dengan maksud semoga biji terbebas dari cendawan dan organisme pengganggu lainnya.
Cara membersihkannya yaitu dengan mengupas selaput biji secara hati-hati dengan tangan apabila biji yang akan dipakai tidak terlalu banyak. Tetapi apabila biji yang akan dipakai cukup banyak, maka caranya dengan merendam biji duku selama 24 jam dalam air, kemudian biji tersebut digosok dengan debu gosok atau pasir halus secara hati-hati semoga selaput daging buah hilang dan biji tidak rusak.
Untuk memilih biji yang bernas sanggup dilakukan dengan merendam biji kedalam air. Bila biji yang direndam tersebut terapung atau mengambang, mengatakan bahwa biji tersebut hampa atau tidak baik digunakan. Hanya biji-biji yang karam saja yang dipakai sebagai benih.
Setelah bersih, biji dikering-anginkan, dan selanjutnya direndam selama beberapa menit dalam larutan pestisida 2% untuk mematikan mikroorganisme pengganggu yang kemungkinan menempel pada biji duku.
Penyemaian biji harus dilakukan di daerah yang kondusif terhadap gangguan binatang maupun manusia, bersahabat dengan sumber air, dan letaknya strategis semoga gampang pengelolaannya. Selain itu harus mempunyai naungan untuk melindungi bibit dari sinar matahari eksklusif dan derasnya air hujan.
Untuk itu perlu dibentuk rumah bibit. Tempat persemaian memakai papan kayu dengan lebar 1 meter, dan panjang diadaptasi dengan kebutuhan. Media yang dipakai untuk persemaian biji duku yaitu pasir setebal ± 20 cm.
Biji duku yang telah disiapkan, segera disemaikan pada kotak persemaian secara teratur, diletakkan berbaris dengan jarak antar baris ± 5 cm, kemudian ditutup dengan pasir setebal 0,5 cm. Untuk menjaga kelembaban media persemaian, dilakukan penyiraman dengan interval 2 hari sekali. Waktu yang dibutuhkan biji duku untuk berkecambah berkisar antara 3-4 minggu.
Apabila biji duku sudah berkecambah dan berumur ± 1,5 bulan, maka semaian tersebut harus segera dipindahkan kedalam polibag dengan ukuran 15 x 21 cm dengan memakai media tanam adonan tanah + pupuk sangkar + kompos (perbandingan 2:1:1).
Pemindahan semaian sedini mungkin, ini dimaksudkan untuk mengurangi rusaknya akar sekaligus meningkatkan daya hidup semaian. Pemindahan semaian dipilih yang seragam dan dilakukan secara hati-hati dengan mencungkil medianya dan segera ditanam ke polibag.
Pemeliharaan tumbuhan meliputi: penyiraman, pemupukan, penyiangan terhadap gulma yang tumbuh disekitar semaian, dan penyemprotan pestisida secara terencana untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Pemeliharaan secara optimal ini harus terus dilakukan hingga bibit duku mencapai kondisi siap sambung.
2. Pelaksanaan Perbanyakan Tanaman
Tanaman duku sanggup diperbanyak secara vegetatif dengan cara sambung pucuk/sambung celah. Sambung pucuk merupakan salah satu metode penyambungan dengan memakai potongan pucuk entris yang terdiri dari beberapa mata tunas. Sebagai bantang bawah sanggup memakai jenis langsat atau kokosan. Penyambungan dilakukan pada batang bawah yang sudah berumur ± 1 tahun.
Keuntungan perbanyakan tumbuhan secara vegetatif yaitu :
- Buah yang dihasilkan, karakternya sama dengan pohon induknya,
- Tanaman cepat berbuah/berproduksi,
- Arsitektur tumbuhan menjadi lebih rendah, sehingga gampang pengelolaannya baik pemeliharaan tumbuhan maupun pemanenan buah.
- Dapat digabungkan sifat-sifat yang baik dari perakaran batang bawah dan batang atas.
Tahapan pelaksanaan perbanyakan tumbuhan duku dengan sambung pucuk mirip terlihat pada Gambar 2, yaitu :
- Siapkan batang bawah yang akan disambung yaitu yang telah berumur ±1 tahun, berdiameter 0,8 – 1 cm atau sebesar pensil (Gambar 2a).
- Batang bawah dipotong pada buku kedua dari pucuk atas, sehingga masih tersisa daun yang tumbuh di potongan bawahnya. Daun yang tersisa tersebut jangan dibuang, tetapi dibiarkan tetap tumbuh. Tepat ditengah bekas potongan dibelah dengan pisau menjadi 2 bagian sama besarnya sedalam ±3 cm (Gambar 2b).
- Pucuk entris dipotong sepanjang ±15 cm, dan buang seluruh daunnya, kemudian potongan pangkal disayat miring pada kedua sisinya sehingga membentuk taji (huruf V). Pucuk entris dipilih yang ukurannya sama/sedikit lebih kecil dari batang bawah. Ranting yang baik dipakai sebagai entris yaitu yang sudah berwarna hijau kecoklat-coklatan (Gambar 2c).
- Pucuk entris disisipkan pada celah batang bawah dan potongan sambungan tersebut diikat dengan tali plastik, kemudian disungkup dengan kantong plastik bening (Gambar 2d).
- 2-3 minggu sehabis penyambungan, apabila entris sudah pecah tunas atau keluar daun baru, berarti penyambungan berhasil. Sungkup plastik pun sudah sanggup dibuka, tetapi tali pengikat sambungan masih tetap dibiarkan hingga pertumbuhan bibit sudah benar-benar berpengaruh (berumur ±2 bulan).
Pemeliharaan Bibit
Sebelum ditanam di kebun, bibit perlu menerima perawatan intensif semoga tumbuh dengan baik dan sehat. Perawatan bibit memerlukan perhatian khusus lantaran tumbuhan masih lemah dan peka terhadap lingkungan. Adapun pemeliharaan atau perawatan yang dibutuhkan diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Penyiraman
Penyiraman bibit sanggup dilakukan 2 kali sehari agar media tanam bibit tetap lembab, namun penyiraman jangan berlebihan. Penyiraman sanggup memakai selang atau gembor dan harus hati-hati semoga tidak merusak media tanam.
2. Penyiangan
Gulma yang tumbuh di sekitar tumbuhan atau polibag harus segera dicabut semoga tidak mengganggu pertumbuhan bibit. Tempat pembibitan harus higienis dari sampah semoga tidak menjadi sarang hama dan penyakit yang membahayakan bibit duku.
3. Pemupukan
Pemupukan pada bibit sanggup memakai pupuk NPK atau pupuk daun. Pupuk NPK diberikan secara butiran maupun cair. Pupuk butiran diberikan dengan takaran 3 g/tanaman dengan interval 2 bulan sekali, sedangkan pupuk cair 15 g/10 liter air diberikan dengan interval waktu 1 bulan sekali. Untuk pupuk daun takaran yang dipakai yaitu 2 cc/liter air dengan interval 2 ahad sekali.
4. Pengendalian Hama Utama
Hama yang menyerang tumbuhan duku yaitu kutu perisai (Asterolecanitum sp). Daun yang terjangkit akan mengecil sehingga bentuk tanamannya mirip sapu. Serangan kutu ini dimulai dari celah-celah kulit, kemudian masuk kedalam batang, dan selanjutnya menjadikan kerusakan pada batang. Pengendalian secara kimiawi yaitu dengan insektisida yang mengandung senyawa organofosfat dan bersifat sistemik, contohnya Phosfen dan Phosdrin.
Hama lain yang menyerang tumbuhan duku yaitu hama kutu putih (Pseudococcus lepelleyi). Gejala yang disebabkan oleh hama ini yaitu kuncup daun dan daun muda berwarna putih. Penyebabnya yaitu kutu putih yang tertutup oleh massa putih mirip lilin dan bertepung. Pengendaliannya sanggup dilakukan dengan insektisida Confidor 200 SL, Kanon 400 EC, Sevin 85 S dan Perfekthion. Pemberiannya sesuai dengan takaran tawaran yang sanggup dilihat pada label kemasan.
5. Pengendalian Penyakit Utama
Penyakit yang menyerang tumbuhan duku yaitu penyakit mati pucuk. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu ujung cabang atau ranting yang terjangkit tampak mengering. Pada daun ada bercak-bercak coklat, di tengahnya ada titik hitam. Bila serangannya hebat, daun banyak yang rontok.
Penyebab penyakit ini yaitu cendawan Gloeosporium sp. Penyebaran sporanya melalui percikan air hujan, kemudian sporanya menempel pada daun sehingga tumbuh menjadi penyakit. Pengendaliannya sanggup dilakukan dengan memotong potongan tumbuhan yang telah terjangkit dan selanjutnya dibakar semoga tidak menyebar ke tumbuhan lainnya.
Pengendalian secara kimiawi sanggup dilakukan dengan penyemprotan fungisida mirip Manzate, Zenlate, Fermate, dan Dithane. Dosis yang diberikan sesuai dengan tawaran yang tertera pada label kemasannya.
Kriteria Bibit Duku Bermutu
Kriterian bibit duku yang bermutu untuk siap ditanam di lapang yaitu sebagai berikut :
Ciri Morfologi :
- Penampakan bibit vigor dan kokoh dengan daun lebar dan utuh, serta warna daun hijau mengkilat,
- Berbatang tegap dan lurus, jumlah percabangannya cukup banyak (± 3-4 cabang),
- Diameter batang ±1,5 – 2 cm,
- Tinggi tumbuhan ±0,75 – 1 m,
- Umur tumbuhan sekitar 6-8 bulan sehabis penyambungan,
Ciri Kesehatan :
Tanaman sehat, tidak mengatakan tanda-tanda serangan hama dan penyakit, dan defisiensi unsur hara, contohnya :
- Batang berlubang lantaran penggerek batang,
- Tanaman kerdil dan daun kuning,
Demikianlah informasi mengenai Panduan Lengkap Pembibitan Tanaman Duku Bermutu yang Baik dan Benar. Semoga informasi ini bermanfaat bagi sobatani sekalia. Silahkan bagikan artikel ini kalau bermanfaat, Terima kasih.
Referensi : Lukitariati Sadwiyanti (Balitbu, 2009)
Sumber https://kabartani.com