√ Kalsium Karbonat Berdasarkan Perspektif Geologi
Konten [Tampil]
Proses sedimentasi batuan karbonat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor lingkungan menjadi sebuah faktor yang paling memengaruhi proses pembuatan batuan ini. Karena banyak dari batuan sedimen karbonat terbentuk di dasar maritim atau lingkungan perairan, maka faktor lingkungan yang kuat pun berkaitan dengan aspek-aspek yang ada di lingkungan perairan, yakni kedalaman air, kejernihan air, kadar garam dan suhu air. Kalsium karbonat merupakan senyawa yang meliputi 20%-30% dari seluruh zat yang membentuk batuan.
Batuan karbonat mengalami beberapa fase, yakni fase primer, sekunder dan butiran. Tahap primer ditentukan oleh presipitasi yang berasal dari organisme. Tahap sekunder ditentukan oleh presipitasi yang berasal dari alami non organik. Tahap butiran ini sanggup dikatakan sama dengan prosedur pada batuan klastik terigen, yakni hasil dari pelapukan kerikil sebelumnya. Batuan karbonat mempunyai komposisi aragonite sebagai salah satu mineral utamanya. Komposisi aragonite ini di lalu hari berubah dan menjadi dolomit dan kalsit.
Batuan kalsit sanggup muncul dalam tiga bentuk tekstur, yakni butiran karbonat, mikrokistalin kalsit dan sparry calcite. Butiran karbonat bertekstur lebih agresif dan lebih menyerupai kristal kalsit. Mikrokistalin kalsit lebih menyerupai dengan lumpur pada batuan sedimen silisiklastik, tetapi dengan ukuran yang lebih kecil lagi. Sementara sparry calcite cukup menyerupai dengan kristal kalsit, namun dengan tekstur yang lebih kasar. Berbeda dengan tekstur yang lain. sparry calcite hanya bisa dilihat dengan santunan mikroskop.
![]() |
Gambar sparry kalsit dalam mikroskop. |
Secara umum, batuan sedimen karbonat terbagi menjadi empat jenis, yaitu batuan karbonat yang mempunyai sifat klastik, batuan karbonat yang mempunyai sifat afanitik (sering disebut juga sebagai kerikil gamping halus), batuan karbonat yang bersifat kerangka atau terumbu, dan santunan sedimen karbonat yang bersifat kristalin atau dolomit. Paragraf selanjutnya akan membahas lebih lanjut mengenai syarat-syarat pembentukan batuan yang berasal dari kalsium karbonat sebagai berikut:
1. Kejernihan air
Batuan yang berasal dari kalsium karbonat berasal dari hasil sekresi organisme atau makhluk maritim serta presipitasi air maritim yang terjadi secara kimiawi. Dengan kata lain, pembentukan batuan sedimen karbonat sangat bergantung pada organisme yang berada di sekitarnya. Kejernihan air menjadi penting biar sinar matahari sanggup menembus perairan tanpa gangguan dari polusi air. Tanpa air yang jernih, kecil kemungkinan bagi batuan karbonat untuk terbentuk dengan baik.
2. Kedangkalan air
Kedangkalan air menjadi faktor utama lain yang memengaruhi pembentukan batuan yang berasal dari kalsium karbonat. Selama kedalaman maritim tersebut masih sanggup ditembus matahari, maka kemungkinan pembentukan batuan masih tinggi. Adapun batas kedangkalan air disebut sebagai zona fotik. Zona fotik merupakan wilayah yang masih bisa dimasuki oleh cahaya matahari, sehingga organisme yang berada di dalamnya bisa menjalankan proses fotosintesis. Batas kedalaman yang harus diteliti terutama yaitu batas kedalaman saat mineral karbonat sanggup terendapkan.
3. Salinitas air
Batuan sedimen karbonat tersusun pada kisaran 25%-35%, dengan rata-rata kisaran salinitas berada pada persen 22%-40%. Berdasarkan persen tersebut, maka kita sanggup menyimpulkan bahwa maritim dengan salinitas yang tinggi bisa membentuk santunan karbonat dengan baik.
4. Temperatur air
Organisme yang membentuk batuan karbonat biasanya bisa bertahan hidup pada suhu 36°. Kondisi temperatur yang hangat bisa membantu organisme untuk tetap hidup di bawah air. Organisme inilah yang membantu pembentukan batuan karbonat.
Berdasarkan definisi kalsium karbonat tersebut, maka sanggup disimpulkan bahwa kelangsungan organisme yang berada di dalam lautan menjadi sangat penting untuk membentuk batuan sedimen karbonat. Selain syarat-syarat tersebut, keberadaan mineral karbonat dan produktivitasnya ditentukan oleh organisme yang menyusun batuan karbonat. Anda bisa menemui pola batuan kalsium karbonat di beberapa titik di Indonesia. Batu gamping bisa banyak ditemukan di Kalimantan Timur, Jepara, maupun Jawa Tengah. Karbonat jenis ini intinya mempunyai pembagian yang sangat luas dengan jenis yang sangat banyak.
Fragmen batuan karbonat yang kompleks sanggup dihasilkan dari aneka macam insiden alam, menyerupai contohnya pengikisan kerikil gamping yang terjadi di darat maupun di maritim yang lalu diendapkan. Untuk itu, studi mengenai batuan karbonat menjadi cukup kompleks. Perlu adanya penelitian lapangan yang disertai peralatan yang mumpuni untuk memahami lebih lanjut proses pembentukan batuan karbonat.
Sumber http://www.geologinesia.com