Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ 3 Perbedaan Puisi Usang Dan Gres Dalam Bahasa Indonesia

Konten [Tampil]

Puisi merupakan suatu karya sastra yang memberikan pikiran dan perasaan epenulisnya melalui susunan kata yang berirama tanpa alunan lagu. Berdasarkan waktunya, puisi terbagi atas dua jenis, di mana jenis-jenis puisi tersebut yaitu puisi usang dan puisi baru. Puisi usang yaitu puisi yang lahir dan berkembang jauh sebelum sastra barat mempengaruhi kesusasteraan Indonesia. Di lain pihak, sastra gres yaitu sastra yang tumbuh dan berkembang ketika dan sesudah sastra barat mempengaruhi kesusasteraan kita.


Pada artikel kali ini, kita akan mengetahui apa saja perbedaan dari dua jenis puisi tersebut. Adapun pembahasan soal keduanya itu akan dibahas sebagaimana berikut ini!


1. Pengarangnya


Perbedaan pertama yang menempel pada puisi usang dan gres yaitu pengarangnya. Pengarang pada puisi usang biasanya tidak tercantumkan dalam puisi usang alias anonim. Salah satu faktor anonimnya nama penulis puisi usang yaitu sebab puisi ini disampaikan secara mulut dari satu orang ke lain orang tanpa diketahui siapa orang pertama yang menyebarkannya. Meski begitu, ada pula beberapa puisi usang yang nama pengarangnya gampang diketahui. Misalnya: Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji.


Di lain tempat, nama pengarang dari puisi gres relatif gampang diketahui. Hal ini dikarenakan puisi gres selalu mencantumkan nama pengarangnya, entah itu di bawah judul puisi ataupun di sampul depan sebuah buku antologi puisi.


2. Penyebaran


Seperti yang disebutkan pada poin pertama, puisi usang merupakan puisi yang disebarkan secara mulut dari satu orang ke lain orang. Cara penyebaran ini dilakukan dengan mendendangkan puisi lama, baik itu tanpa musik ataupun dengan musik; baik dilagukan maupun dideklamasikan. Sedikit sekali puisi usang yang disebarkan melalui teks atau buku. Hal itu menyebabkan nama pengarang puisi usang sulit dideteksi dan diteliti lebih dalam oleh para penelitis. Hal sebaliknya terjadi pada puisi baru. Penyebaran puisi secara tekstual (buku) sangatlah masif, sehingga nama pengarang pun sanggup diketahui dan juga diteliti.


3. Penulisannya


Letak perbedaan terakhir yang menempel pada puisi usang dan gres yaitu cara puisi itu dituliskan. Dari segi ini, puisi usang sanggup dibilang merupakan puisi yang ditulis dengan sejumlah hukum yang ketat. Misalnya saja syair. Jenis puisi usang ini mesti ditulis dengan sejumlah aturan, seperti: satu baitnya wajib empat baris, tiap barisnya terdiri dari 8-12 suku kata, dan pola rima hasilnya harus a-a-a-a.


Di lain tempat, puisi gres mempunyai kelonggaran dalam teknis penulisannya. Jadi, meskipun ada beberapa puisi gres yang mempunyai sejumlah teknis penulisan khusus, namun teknik penulisan itu sanggup dikembangkan oleh si penulis.


Misalnya saja pada puisi soneta. Puisi modern ini mempunyai sejumlah hukum penulisan, yakni: mesti berjumlah 14 baris yang ditulis dalam format 4-4-3-3, dan rima hasilnya mesti a-b-b-a, a-b-b-ba, c-d-c, d-c-d. Namun, hukum tersebut sanggup diubah atau dikembangkan tanpa harus menghilangkan hukum dasar dari puisi soneta, yaitu: harus berjumlah 14 baris.


Demikianlah perbedaan puisi usang dan gres dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin menambah acuan soal puisi, maka pembaca sanggup membuka beberapa artikel berikut, yaitu: jenis-jenis puisi lama; jenis-jenis puisi baru; jenis-jenis puisi kontemporer; macam-macam puisi gres menurut bentuknya; macam-macam puisi gres menurut isinya; contoh jenis-jenis puisi lama; serta contoh puisi kontemporer multilingual. Semoga bermanfaat untuk para pembaca sekalian. Terima kasih.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com