Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Home / Sejarah

√ Sejarah Kerajaan Sriwijaya Di Indonesia

Konten [Tampil]
A. BERDIRINYA KERAJAAN SRIWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan nusantara yang terletak di pulau Sumatera yang paling besar pengaruhnya dan juga daerah kekuasaannya. Nama Sriwijaya sendiri diambil dari bahasa Sansakerta yaitu “Sri” yang artinya bercahaya atau gemilang, dan “Wijaya” yang berarti kemenangan atau kejayaan. Kaprikornus kerajaan Sriwijaya sanggup diartikan sebagai kerajaan gemilang yang meraih kemenangan atau kejayaan.

Sebenarnya, tahun berdirinya kerajaan Sriwijaya tidak diketahui dengan pasti, oleh alasannya ialah keterbatasan bukti-bukti yang mendukungnya. Tetapi, dari bukti yang tertua yang ditemukan ialah sebuah gosip dari China pada tahun 682 M dimana ada seorang pendeta dari Tiongkok yang berjulukan I-Tsing yang ingin berguru agama Buddha di India. Sebelum hingga ke India, pendeta tersebut singgah terlebih dahulu di Sriwijaya untuk mendalami bahasa Sansakerta selama 6 bulan. Pada ketika itu, kerajaan Sriwijaya sedang dipimpin oleh Dapinta Hyang.

Bukti kedua ialah adanya prasasti Kedukan Bukit tahun 683 M yang merupakan prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di Palembang. Isi dari prasasti tersebut ialah raja Sriwijaya berjulukan Dapunta Hyang mengadakan perluasan selama 8 hari dengan membawa 20.000 tentara dan berhasil menaklukkan beberapa daerah.

Dari kedua bukti tersebut, maka sanggup disimpulkan bekerjsama kerajaan Sriwijaya berdiri atau terbentuk pada kurun ke 7 Masehi di pulau Sumatera, tepatnya di daerah Palembang kini ini.
Pada tahun 1993, seorang peneliti berjulukan Pierre Yves Manguin mengadakan penelitian dan menemukan bekerjsama sentra pemerintahan kerajaan Sriwijaya terletak di Sungai Musi, antara Seguntang dan Sabokingking yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan kini ini.

Sebelum penelitian tersebut, Soekmono beropini bahwa sentra kerajaan Sriwijaya sebenarnya terletak di daerah sehiliran Batang Hari, antara Muara Sabak hingga ke Muara Tembesi (di provinsi Jambi sekarang), dengan catatan Melayu tidak masuk ke dalam daerah tersebut. Namun, jikalau melayu masuk ke dalam daerah itu, maka ia sependapat dengan Moens yang menemukan bahwa sentra kerajaan Sriwijaya terletak di daerah Muara Takus (provinsi Riau sekarang) menurut bukti petunjuk arah perjalanan I-Tsing dan sanggup dikaitkan dengan gosip wacana pembangunan candi yang dipersembahkan kepada Kaisar China oleh raja Sri Cudamaniwarmadewa pada tahun 1003 M yang salah satu belahan candi tersebut terletak di Muara Takus. Namun, pastinya ketika penaklukkan oleh Narendra Chola I yang berasal dari kerajaan Cholamandala Sriwijaya telah beribukota di Kadaram (Kedah sekarang). Hal ini tersebut di dalam prasasti Tanjore.
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan nusantara yang terletak di pulau Sumatera √ Sejarah Kerajaan Sriwijaya di Indonesia
KERAJAAN SRIWIJAYA
B. RAJA-RAJA KERAJAAN SRIWIJAYA
1. Dapunta Hyang
Pada masa pemerintahannya, Dapunta Hyang telah berhasil memperluas kekuasaan Sriwijaya hingga ke Jambi. Sejak awal pemerintahannya, Dapunta Hyang telah bercita-cita menciptakan kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan bercorak maritim. Bukti bahwa raja ini pernah berkuasa sanggup ditemukan di prasasti Kedukan Bukit yang bertarikh tahun 683 M.

2. Dharmasetu
Pada masa pemerintahannyam Dharmasetu memperluas lagi kekuasaan Sriwijaya hingga ke Semenanjung Malaya. Sriwijaya bahkan membangun sebuah pangkalan di daerah Ligor. Lalu, sriwijaya juga bisa menjalin hubungan diplomatik dengan China dan India. Pada masa ini pula kapal-kapal yang berlayar dari India dan China singgah ke Bandar-bandar Sriwijaya.

3. Balaputradewa
Raja Balaputradewa memerintah kerajaan Sriwijaya sekitar kurun ke 9. Hal ini diketahui dari prasasti Nalanda. Pada masa pemerintahannya, Sriwijaya bisa menjadi sentra agama Buddha di Asia Tenggara. Ia juga menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan Nalanda dan Cola. Raja Balaputradewa ialah keturunan daripada dinasti Syailendra, yaitu putra dari raja Samaratungga dengan Dewi Tara dari Sriwijaya.

4. Sri Sudamaniwarmadewa
Pada masa pemerintahannya, kerajaan Sriwijaya mendapat serangan dari raja Darmawangsa dari Jawa Timur. Namun, serangan tersebut berhasil dipatahkan.

5. Sanggrama Wijayattunggawarman
Pada masa pemerintahannya, kerajaan Sriwijaya berhasil ditaklukkan oleh raja Rajendra Chola dari kerajaan Chola. Sanggrama Wijayattunggawarman pun ditawan, dan dibebaskan kembali pada masa raja Kuluttungga I dari kerajaan Chola.

Selain itu, raja-raja yang pernah menguasai kerajaan Sriwijaya ialah sebagai berikut, yaitu :
  1. Sri Udayadityawarman
  2. Hie-Tche
  3. Sri Cudamanivarmadewa
  4. Sri Maravijayottungga
  5. Sumatrabhumi
  6. Sangramavijayattungga
  7. Rajendra Dewa Kulottungga
  8. Rajendra II
  9. Rajendra III
  10. Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
  11. Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
  12. Srimat Sri Udayadityawarman

C. MASA KEEMASAN SRIWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya menemui masa keemasannya pada sekitar kurun ke 9-10 Masehi. Saat itu, Sriwijaya dipimpin oleh raja Balaputradewa. Sriwijaya sanggup menguasai hampir seluruh Sumatera, Kalimangan Barat, Jawa Barat, dan Semenanjung Melayu. Mereka juga berhasil menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Kerajaan Sriwijaya juga menguasai selat malaka dan selat sunda, yang menjadikan mereka menjadi pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal.
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan nusantara yang terletak di pulau Sumatera √ Sejarah Kerajaan Sriwijaya di Indonesia
KERAJAAN SRIWIJAYA
Oleh alasannya ialah daerah yang dikuasainya, maka kerajaan Sriwijaya disebut juga sebagai kerajaan Nusantara pertama. Sriwijaya pernah menjadi kerajaan maritim alasannya ialah mempunyai angakatan maritim yang berpengaruh dan wilayah perairan yang luas, sentra agama Buddha yang dibuktikan dari hasil perjalanan I-Tsing, sentra pendidikan, dan sentra perdagangan di Asia Tenggara.

Sriwijaya juga mengambil biaya bea dan cukai bagi pedagang-pedagang aneh yang atau kapal-kapal yang melewati dua selat tersebut. Jasa pelabuhan dan juga perdagangan menjadi lahan Sriwijaya untuk mendapat keuntungan, terlebih dari pedagang atau kapal dari India dan China.

D. RUNTUHNYA KERAJAAN SRIWIJAYA
Berikut ini ialah yang menjadi beberapa faktor mundurnya dominasi kerajaan Sriwijaya di nusantara, yaitu :
  • Berkembangnya kekuatan kerajaan di Jawa dan India. Pertama-tama kerajaan Cholamandala yang dipimpin oleh raja Rajendrachola menyerang kerajaan Sriwijaya pada tahun 1017. Serangan ini dilanjutkan pada tahun 1025, yang mengakibatkan raja Sriwijaya ketika itu ditawan.
  • Dilakukannya ekspedisi Pamalayu oleh kerajaan Singasari yang mengakibatkan wilayah melayu lepas dari kekuasaan kerajaan Sriwijaya
  • Lemahnya kontrol sentra pemerintahan Sriwijaya terhadap daerah kekuasaannya, sehingga memudahkan daerah-daerah tersebut memisahkan diri
  • Perubahan letak sentra pemerintahan Sriwijaya akhir pengendapan lumpur sungai Musi, yang mengakibatkan sentra pemerintahannya jauh dari pantai. Sehingga ibukota Sriwijaya kurang diminati lagi
  • Terjadinya penyerangan yang dilakukan oleh kerajaan Majapahit, yang mengakibatkan jatuhnya kerajaan Sriwijaya

E. PENINGGALAN KERAJAAN SRIWIJAYA
1. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti ini ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di desa Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, di tepi sungai Tatang yang mengalir ke sungai Musi. Saat ditemukan, prasasti ini berukuran 45 x 80 cm dengan bentuk mirip kerikil kecil. Huruf yang terdapat diatasnya ialah karakter Pallawa yang memakai bahasa Melayu Kuna. Sekarang, prasasti ini disimpan di Museum Nasional Indonesia.

2. Prasasti Kota Kapur
Prasasti ini ditemukan di pesisir barat pulau Bangka pada bulan Desember 1892 M oleh J.K van der Meulen yang bertarikh tahun 682 Masehi. Prasasti ini juga memakai karakter Pallawa dengan bahasa Melayu Kuna. Kota Kapur berbentuk tugu persegi-segi dengan ukuran tinggi 177 cm, lebar 32 cm pada belahan dasar, dan 19 cm pada belahan puncak.

3. Prasasti Talang Tuo
Prasasti ini bertarikh tahun 684 Masehi dan ditemuka di sebelah barat kota Palembang, Sumatera Selatan. Isi dari prasasti ini yaitu wacana pembuatan sebuah taman Sriksetra oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga yang bertujuan untuk mendapati kemakmuran

4. Prasasti Talang Batu
Prasasti ini ditemukan di Palembang dan berisi wacana kutukan-kutukan kepada orang-orang yang menciptakan kejahatan dan orang-orang yang melanggar perintah raja

5. Prasasti Palas
Ditemukan di desa Palas, Lampung Selatan yang berisi wacana Lampung Selatan yang telah dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya

6. Prasasti Ligor
Prasasti ini bertarikh tahun 775 Masehi dan ditemukan di tanah Genting Kra. Isinya ialah mengenai kerajaan Sriwijaya yang diperintah oleh raja Darmaseta  

7. Prasasti Karang Birahi
Prasasti ini ditemukan pada tahun 686 Masehi di Jambi dan isinya sama dengan prasasti Kota Kapur wacana permohonan keselamatan.

Sumber http://www.ilmudasar.com