√ Jagoan - Jagoan Nasional Indonesia
Konten [Tampil]
Pahlawan secara etimologi kata berasal dari bahasa sansekerta “phala” yang bermakna hasil atau buah. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pahlawan berarti orang yang menonjol alasannya keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran p0juang yang gagah berani. Dalam bahasa inggris pahlawan disebut “hero” yang diberi arti satu sosok legendaries dalam mitologi yang dikaruniai kekuatan yang luar biasa, keberanian, kemampuan dan diakui ilahi selalu membela kebenaran.
Pahlawan yang akan kita bahas disini bukanlah pahlawan yang mempunyai kekuatan super, tetapi pahlawan yang mempunyai keberanian super dalam membela Indonesia. Masa-masa usaha Indonesia sebelum merdeka dibantu oleh jerih payah, keringat, darah bahkan nyawa dari pahlawan ini. Jika dibahas satu per satu, satu artikel ini tidak akan mencukupi alasannya jumlahnya yang bahkan ratusan pahlawan yang tercatat dari banyak sekali daerah. Bagaimana dengan yang tak tercatat? Mungkin bahkan lebih banyak lagi. Untuk menggambarkan beberapa pahlawan pahlawan nasional Indonesia, mari kita mulai. Berikut ini yaitu ringkasan 11 tokoh-tokoh pahlwan Indonesia :
1. ADAM MALIK
Adam malik merupakan anak ketiga dari 9 bersaudara pasangan Haji Abdul Malik dan Salamah ini mempunyai talenta diplomasi yang luar biasa. Ia lahir pada 22 Juli 1917 di pematangsiantar. Adam malik dengan kecerdasan dan kelincahannya sebagai politisi atau diplomat sering kali dijuluki dengan ‘si bung’ dan ‘si kancil’. Ia menjadi pemimpin gerka cowok dalam persiapan kemerdekaan juga menyiapkan susunan pemerintahan. Pada tahun 1962, dengan kecerdasannya, ia sanggup bernegosiasi dengan delegasi belanda untuk penyerahan irian Barat kepada Indonesia juga pemulihan keanggotaan Indonesia dalam PBB diselesaikannya dengan baik. Ia juga menduduki dingklik menteri luar negeri pada tahu 1967 dan cukup banyak hal yang dilakukannya dalam masa sebelum kemerdekaan dan pasca kemerdekaan. Dengan banyaknya hal yang dilakukannya untuk Indonesia, maka ia terpilih menjadi Ketua Majelis Umum PBB pada tahun 1972. Akhirnya, ia wafat di Bandung pada 5 September 1984
2. RADEN AYU KARTINI
Raden Ayu kartini merupakan anak dari bupati jepara raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang lahir pada 21 april 1879. Ia yaitu anak ke lima dari sebelas bersaudara kandung maupun tiri. Kartini diperbolehkan bersekolah sampai umurnya 12 tahun di ELS (Europe Lagere School) dan mengasah kemampuan bahasa belandanya. Ia mulai berkeinginan untuk memajukan perempuan pribumi alasannya ia menyadari bahwa perempuan pribumi dianggap berstatus sosial rendah. Kartini menulis surat kepada teman-teman korespondens yang berasal dari Belanda. Ia memperjuangkan supaya perempuan memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hokum sebagai bab dari gerakan yang meluas.
Raden Ayu Kartini merupakan perempuan Indonesia yang masih dikenang sampai dikala ini. Namanya sudah tak absurd lagi di indera pendengaran rakyat Indonesia. Peringaran hari untuk mengenangnya pun ditetapkan secara khusus yaitu pada tanggal 21 april setiap tahunnya. Ia wafat pada 17 September 1904 di Rembang Jawa Tengah.
3. KI HADJAR DEWANTARA
Tokoh satu ini lahir dengan nama orisinil Raden Mas Soewardi Soerjaningratpada tanggal 2 Mei 1889. Karena ia lahir dari keturunan orisinil jawa, dikala usianya genap 40 tahun, sesuai dengan tradisi hitungan tahun cakra namanya berkembang menjadi Ki hadjar Dewantara. Dimasa mudanya, ia aktif menulis di banyak sekali surat kabar sambil bekerja sebagai pegawai apotek Rathkamp Yogyakarta. Ia tergolong penulis yang handal. Tulisannya tersebar di segala media tersohor pada masanya menyerupai Sedya Tarna, Midden Java, Oetaesan Hindia, Kaaem Maeda, De Express, Tjahaya Timaer, dan Paesara. Ia dijuluki sebagai bapak pendidikan dan tanggal kelahirannya ditetapkan sebagai hari pendidikan nasional alasannya slogan ciptaannya yaitu tut wuri handayani. Ia diasingkan ke pulau Bangka bersama kedua temannya “tiga serangkai”. Dalam masa pengasingan inilah ia mempunyai keinginan untuk memajukan kaum pribumi dengan ilmu pendidikan. Ia wafat pada 26 April 1959.
3. MUHAMMAD HATTA
Mohammad Hatta dikenal sebagai wakil presiden pertama republic Indonesia yang berperawakan hening dan bijak. Ia lahir di Aur Tajungkang Mandianin, Bukittinggi, Sumatra Barat pada 12 Agustus 1902. Mohammad Hatta mempunyai latar belakang pendidikan agama yang kuat. Ayahnya merupakan seorang keturunan ulama. Ia menempuh pendidikan sembari mengikuti pengajian secara teratur. Guru pembimbingnya yaitu Syeikh Muhammad Djamil Djambek dan Haji Abdullah Ahmad. Ia mulai berkarir dalam bidang poitik bahkan dikala masih bersekolah di Belanda tahun 1921-1932 di Handels Hogeschool. Ia memulai pertempuran tidak langsungnya dengan belanda melalui organisasi, goresan pena bahkan pidatonya. Ia juga sempat dipenjarakan Belanda alasannya dianggap sebagi ancaman. Karena kegigihannya dan dorongan dari pahlawan-pahlawan lainnya maka ia dipercaya untuk menjabat sebagai wakil presiden. Mohammad Hatta dikenal sebagai peroimpin yang higienis dan tak pernah berupaya memperkaya diri dan keluarga. Ia juga higienis dalam menilai kekuasaan yang gotong royong sanggup ia gelapkan. Ia selalu menghargai perempuan sembari tetap menjaga jarak menurut adab yang dituntut dari seorang muslim yang saleh.
4. JENDRAL SOEDIRMAN
Jendral Soedirman lahir di Rembang, Purbalingga 7 Februari 1912. Sifatnya yang pantang mengalah dank eras dalam menegakkan prinsip menjadikannya panutan dan motivasi bagi pasukan Indonesia. Awal karirnya yaitu sebagai seorang guru di Muhamadiyah Solo tahun 1934. Saat penjajahan Jepang, ia mengikuti pendidikan calon daidancho PETA di bogor dan setelahnya menjadi komandan di Kroya. Jejak ini yaitu awal mula kiprahnya dalam dunia militer. Ia juga sangat aktif dalam memperjuangkan Indonesia. Dalam perang gerilya, ia melawan belanda secara sembunyi –sembunyi walaupun terus dikejar dan diburu. Pada tamat masa hidupnya, sesudah kemerdekaan, ia mengidap TBC yang menyebabkan ia wafat pada 29 januari 1950.
5. SOEKARNO
Soekarno lahir di Surabaya pada 1 Juni 1901. Orang tuanya berjulukan Raden Soekemi dan Ida Ayu Nyoman Rai. Soekarno meraih gelar insinyur teknik sipil dari Sekolah Teknik Tinggi Bandung. Sejak ia masih muda, Soekarno sangat tertarik pada bidang politik, dimana ia bisa menyalurkan bakatnya berpidato. Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Stu die Club di Bandung, yaitu kelompok gerakan politik radikal. Setelah lulus kuliah, beliau menulis rangkaian artikel berjudul Nasionalisme, Islam, dan Marxisme dalam sebuah terbitan milik perkumpulan Indonesia Moeda yang menarik perhatian kaum terpelajar dikala itu. pada dikala usianya genap 26 tahun, ia mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia yang kemudian ditangkap oleh belanda alasannya acara politiknya. Di pengadilan, ia menjadikan hal itu sebagai momen emas untuk menyerukan pandangan politiknya.
7. DEWI SARTIKA
Dewi Sartika yaitu anak dari pasangan Patih Bandung, R Rangga Somanegara dan RA. Rajapermas. Ia lahir pada tahun 1884 di Cicalengka. Kemampuannya dalam membaca dan menulis menggemparkan warga alasannya pada dikala itu tidak ada anak yang pintar dalam hal tersebut. Karena melihat bahwa perempuan Indonesia tidak mempunyai latar-belakang pendidikan yang baik saati itu. Ia kemudian memimpikan membangun sebuah sekolah sehubungan hobinya yaitu bermain sekolah-sekolahan sekaligus membantu rakyat indonesia. Pada tahun 1904, sekolah yang telah usang diimpikannya dibangun di Pendopo Kabupaten Bandung dimulai dari satu ruang yang sempit selanjutnya meluas bahkan mempunyai cabang. Dewi sartika meninggal pada 11 September 1947 sesudah mewujudkan keinginan terbesarnya
7. TJIPTO MANGOENKOESOEMO
Tjipto Mangoenkoesoemo merupakan pahlawan yang lahir di desa Pecangan, Jepara, Jawa Tengah pada tahun 1886. Ia berhasil menamatkan studi dokternya di School Ter Opleiding van Indische Artsen (Stovia) atau Sekolah Dokter Bumiputra, Jakarta. Walaupun telah menerima gelar Dokter, ia menaruh perhatian besar terhadap perbaikan bangsa. Ia mulai menulis artikel yang dimuat di harian De Locomotif yang isinya perihal kritikan terhadap kebangsawanan. Tjipto Mangoenkoesoemo dijuluki sebagai “Bapak Kemerdekaan Indonesia”. Ia selalu menyerukan perihal persamaan ha kantar warganegara. Tidak cukup hanya dengan melahirkan tulisan-tulisan frontal, tapi iajuga sering turun ke desa-desa (blusukan) memberi ceramah dan menggalang pemogokan. Ia tergolong pemimpin pergerakan yang menolak politik kooperatif. Ia dibuang ke Banda dan Bangka kemudian kembali ke tanah air pada tahun 1914.
8. TJOET NYAK DHIEN
Wanita pemberani satu ini lahir di Aceh pada tahun 1848. Pada dikala perang melawan belanda, ia kehilangan banyak orang terdekatnya. Walaupun begitu, ia tidak lengah dan bergerilya keluar masuk hutan dan gunung serta memimpin pasukan menggantikan Teuku umar selama enam tahun. Saat usianya semakin tua, alasannya takut ia kan melaksanakan perlawanan kembali Belanda membuangnya ke Sumedang, Jawa Barat dan meninggal dalam masa pembuangannya di tahun 1908.
9. BUNG TOMO
Soetomo atau kerap dijuluki bung tomo lahir di Surabaya pada 3 Oktober 1920. Ia merupakan seorang patriot yang paling bisa menggerakkan massa melalui orasinya. Diusianya yang bahkan gres menginjak 17 tahun, ia sudah dipercaya memegang tanggung jawab sebagai Sekretaris Partai Indonesia Raya Cabang Tembok Duku, Surabaya. Ia juga memulai kiprahnya dalam dunia goresan pena yang pertama kali diterbitkan di harian Oemoen, Surabaya. Dengan kemampuan orasinya, ia terus aben semangat juang rakyat Indonesia khususnya Surabaya dikala melawan Belanda 10 November 1945. Pertempuran ini menjadi pertempuran terdahsyat selama usaha kemerdekaan Indonesia yang ada akibatnya dikenang dengan Hari Pahlawan yang diperingati pada tanggal 10 November setiap tahunnya.
10. MUHAMMAD YAMIN
Muhamad Yamin merupakan pahlawan yang sulit untuk dilupakan. Bagaimana tidak, lelaki kelahiran 23 April 1933 di Sawahluwnto, Sumbar ini populer cukup lincah dalam permainan panggung politik. Saat Jepang menduduki Indonesia, Ia dduk sebagai salah satu anggota BPUPKI. Dalam lembaga inilah ia membentuk konsep-konsep asas dan dasar negara Indonesua yang isinya tidak jauh berbeda dari apa yang kita tau kini ini. Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat Dalam sidang BPUPKI, 29 Mei 1945 itu ia menegaskan bahwa negara gres yang akan dibuat yaitu negara Kebangsaan Indonesia tanpa sangkut paut dengan nasionalisme Sriwijaya atau Majapahit.
Sumber http://www.ilmudasar.com










