√ Cairan Serebrospinal (Css) : Pengertian, Fungsi, Pembentukan
Konten [Tampil]
A. PENGERTIAN CAIRAN SEREBROSPINAL
Cairan serebrospinal merupakan cairan bening yang berada di otak dan sterna serta ruang subarachnoid yang mengelilingi otak dan medulla spinalis (sumsum tulang belakang). Cairan ini mempunyai tekanan yang konstan dan mempunyai ruangan-rungan yang saling bekerjasama satu sama lain.
Cairan serebrospinal dihasilkan oleh pleksus choriodeus ventriculus lateralis, yaitu suatu ruangan yang terletak di dalam otak insan yang kemudian cairan yang dihasilkan dialirkan ke ventrikel lateralis. Cairan serebrospinal berfungsi sebagai peredam mekanis terhadap kejut. Cairan ini juga memperlihatkan pelumasan antara tulang dan sekitarnya dan otak dengan sumsum tulang belakang. Ketika seseorang mengalami cedera kepala, cairan ini bertindak sebagai bantal yang akan meminimalisir atau mengurangi efek daripada cedera tersebut.
CAIRA SEREBROSPINAL |
B. PROSES TERBENTUKNYA CAIRAN SEREBROSPINAL
Sebagian besar cairan serebrospinal (sebanyak dua per tiga atau lebih) diproduksi di dalam pleksus koroideus ventrikel serebri. Sejumlah kecil cairan serebrospinal dibuat oleh sel ependim yang membatasi ventrikel dan membran araknoid, dan sisanya terbentuk dari cairan yang bocor ke ruangan perivascular di sekitar pembuluh darah otak (kebocoran sawar darah otak).
Pada orang cukup umur normal, volume cairan serebrospinal yaitu sekitar 21 ml/jam atau 500 ml/hari. Totalnya hanya sekitar 150 ml.
C. LETAK CAIRAN SEREBROSPINAL
Secara anatomis, cairan serebrospinal ditemukan di dalam ruang-runag otak (ventrikel) otak), yaitu pada :
- Ruang Subaraknoid
- Ventrikel otak
- Kanal sentra sumsum tulang belakang
Cairan ini mirip yang telah dijelaskan sebelumnya dihasilkan di dalam pleksus koroid yang terdapat di atas (atap) ventrikel ke-tiga dan ke-empat dan pada dinding tengah ventrikel lateral. Cairan ini dihasilkan terus menerus, yang diimbangi dengan proses penyerapan kembali (absorpsi) kembali ke dalam darah.
D. ALIRAN CAIRAN SEREBROSPINAL
Aliran yang dilalui oleh cairan serebrospinal mulai dari dikala terbentuk sampai diabsorpsi kembali ke dalam darah dijelaskan sebagai berikut :
Ventrikel lateral è ventrikel III (disini cairan serebrospinal akan bertambah banyak) è mengalir melalui akuaduktus sylvii ke dalam ventrikel IV (yang juga menghasilkan cairan serebrospinal) è keluar melalui foramen magendie dan luschka (lubang yang terdapat di tengkorak) ke dalam ruang subaraknoid è sinus venosus kranial melalui vili araknoid (vili ini merupakan berkas pia araknoid yang menembus duramater (salah satu lapisan otak).
Setelah memahami anutan cairan ini, maka kita sanggup memilih tanggapan daripada kelainan-kelainan yang sanggup terjadi. Salah satunya ialah apabila salah satu foramen mengalami penyumbatan, maka cairan serebrospinalnya akan terus bertambah, sehingga ventrikel otak akan semakin membesar alasannya yaitu tekanan cairan yang semakin banyak tersebut. Pembesaran ventrikel ini akan menjadikan pemfokusan pada saraf-saraf di sekitarnya. Sehingga akan mengganggu fungsi normal dari kerja otak. Apabila hal ini terjadi pada bayi gres lahir, maka kepala bayi tersebut akan membesar, atau kita sering menyebutnya dengan istilah hidrosefalus.
CAIRAN SEREBROSPINAL |
E. FUNGSI CAIRAN SEREBROSPINAL
Fungsi utama dari cairan serebrospinal ini yaitu untuk melindungi sistem saraf sentra yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dari stress berat berupa tekanan atau benturan dari luar. Selain itu, cairan serebrospinal juga sanggup berperan dalam mempertahankan lingkungan cairan biar sesuai dengan otak.
Dapat diibaratkan sebetulnya cairan serebropinal yaitu air yang dipakai untuk mengapungkan otak. Sehingga apabila terjadi tekanan atau benturan, tidak eksklusif mengenai otak, sehingga sanggup meminimalkan cedera yang terjadi.
Cairan serebrospinal sanggup menunjang keseimbangan komposisi jaringan di dalam tengkorak. Bersama dengan otak dan darah yang berada di dalam kapiler, ketiganya berperan dalam menjaga tekanan intrakranial (tekanan dalam ruang tengkorak) dalam batas yang normal. Menurut postulat Kellie Monroe, jikalau salah satu dari ketiga komponen tersebut jumlahnya melebihi batas normal, maka akan menimbulkan peningkatan tekanan intrakranial. Komposisi cairan ini terdiri dari adonan plasma darah dan cairan interstitial (air, elektrolit, oksigen, karbon dioksida, glukosa, beberapa leukosit (terutama limfosit) dan sedikit protein.
Sumber http://www.ilmudasar.com