Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Teladan Esai Perihal Pendidikan

Konten [Tampil]

Karangan prosa yang mengupas suatu problem secara sepintas kemudian dari sudut pandang pribadi penulisnya disebut esai. Sebelumnya kita telah mengetahui dan memahami jenis-jenis esaistruktur esai yang baik, cara membuat esai yang benar, contoh esai singkat, dan contoh esai sastra. Berikut disajikan contoh-contoh esai perihal pendidikan.


1. Contoh 1


Berikut ialah teladan esai pendidikan berjudul Menengok Pudarnya Pesona Academic Honesty dengan perubahan seperlunya.


Menengok Pudarnya Pesona Academic Honesty

Oleh Usep Taryana

Juara 1 Lomba Esai LSP FKIP UNS dalam rangka Hari Pendidikan Nasional 2015


……….


Tak sanggup dipungkiri bahwa dalam pendidikan formal di Indonesia (sampai dikala ini), ukuran keberhasilan seseorang itu memang sangat tergantung pada tinggi rendahnya nilai yang mereka dapatkan, baik itu melalui aktivitas penilaian nilai yang ditentukan oleh pendidiknya, sekolah maupun oleh pemerintah pusat. Implikasi paradigma pendidikan yang berorientasi nilai ibarat itu mau tak mau membuat orang berfikir untuk mencari cara biar sanggup dikatakan berhasil melalui pemenuhan nilai yang seoptimal mungkin, termasuk dengan melaksanakan praktek kecurangan. Padahal salah satu esensi pendidikan yang ideal ialah membuat insan yang berkualitas dan berintegritas melalui penerapan nilai-nilai agama, kejujuran, dan tanggung jawab.


Dalam dunia pendidikan, istilah kejujuran meluas dengan munculnya istilah baru, yakni kejujuran akademik atau academic honesty. Kejujuran akademik itu sendiri merupakan salah satu aspek dalam integritas akademik (academic integrity). Dr. Tracey Bretag, seorang peneliti dari University of South Australia, menjelaskan integritas akademik sebagai tindakan yang berdasarkan pada nilai kepercayaan, keadilan, menghargai, tanggung jawab, rendah hati, dan kejujuran itu sendiri. Dalam praktiknya, problem kejujuran dinilai paling banyak mendapat sorotan dari para akademisi dunia. Hal ini didasari dengan banyaknya kasus yang mencerminkan rendahnya nilai-nilai kejujuran dalam diri seseorang, tanpa terkecuali pelajar dan pendidik.


Salah satu kasus penyimpangan terhadap kejujuran akademik ialah kecurangan akademik atau academic cheating. Kecurangan akademik itu sendiri, berdasarkan Deighton, merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapat keberhasilan dengan cara-cara yang tidak jujur. Dengan kata lain, perbuatan ibarat menyontek, plagiarisme, mencuri dan/atau menjiplak sesuatu yang bekerjasama dengan akademik itu dengan tujuan untuk mendapat keberhasilan sanggup dikategorikan sebagai kecurangan akademik, dan/atau bentuk penyimpangan terhadap kejujuran akademik. Lantas, bagaimana dengan kondisi empiris kejujuran akademik di Indonesia?


Academic Honesty sebagai Modal Dasar Menuju Generasi Emas


Kejujuran bersahabat kaitannya dengan kebenaran dan moralitas. Bersikap jujur merupakan salah satu tanda kualitas moral seseorang. Dengan menjadi seorang probadi yang berkualitas, kita bisa membangun sebuah masyarakat ideal. Masyarakat yang ideal akan menghasilkan generasi yang ideal pula, yakni generasi emas. Istilah generasi emas bahwasanya merupakan istilah yang dipakai oleh mantan Menetri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhammad Nuh, pada perayaan Hari Pendidikan Nasional pada tahun 2012 silam.


M. Nuh (sapaan) mengatakan, semenjak tahun 2010 hingga 2035 nanti, bangsa Indonesia akan dikaruniai potensi sumber daya insan (SDM) berupa populasi uisa produktif yang jumlahnya luar biasa, atau yang lebih dikenal dengan istilah bonus demografi. Apabila kesempatan tersebut sanggup kita manfaatkan dengan baik, hal itu tentu akan berdampak positif bagi kemjuan bangsa Indonesia dari segi sumber daya manusianya. Maka disinilah kiprah strategis pembangunan pendidikan untuk mewujudkan hal tersebut menjadi sangat penting.


Pendidikan sejatinya haruslah menjadi investasi sumber daya insan (human capital inveshment) yang sanggup membuat iklim kompetitif yang memungkinkan semua masyarakat ikut serta dalam penyelenggaraan dan pembangunan negara melalui SDM-nya yang mumpuni. Itulah inti generasi emas, yakni generasi yang bisa membawa perubahan dengan berdiri di kaki sendiri.


Generasi emas juga tidak melulu berbicara mengenai kecerdasan intelektual SDM-nya saja, melainkan abjad yang terbangun dalam SDM itu juga haruslah abjad emas. Hakekatnya, abjad emas itulah yang merupakan pondasi utama untuk membangun generasi emas. Salah satu indikator abjad emas yang harus dimiliki oleh kita semua ialah kejujuran, terutama dalam bidang pendidikan, yakni kejujuran akademik. Untuk itu, investasi SDM-nya juga harus merambah pada abjad manusianya, yakni insan yang jujur.


Menumbuhkan Academic Honesty melalui Character Education


Pendidikan Karakter atau Character Education merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai abjad insan yang ideal di lingkungan pendidikan. Pendidikan abjad ini sering juga disebut sebagai pendidikan sopan santun dan/atau pendidikan moral, yakni pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan dalam diri manusia. Salah satu nilai yang ditanamkan dalam pendidikan abjad ialah nilai kejujuran, terutama kejujuran akademik. Pendidikan abjad sanggup menumbuhkan kejujuran akademik dalam diri seseorang. Oleh karenanya, sangat diharapkan taktik yang efektif dari pelaksanaan pendidikan abjad tersebut.


Adapun taktik pelaksanaan pendidikan abjad untuk menumbuhkan kejujuran yang sanggup dilakukan di setiap sekolah/kampus itu sanggup melalui empat cara yang berkesinambungan, yakni : (1) Pembelajaran, artinya nilai-nilai kejujuran akademik itu harus di sampaikan oleh guru melalui proses pembelajaran, (2) Keteladanan, artinya kejujuran akademik itu harus diaplikasikan atau dimodelkan oleh para komponen pendidikan di sekolah/kampus. (3) Penguatan, sekolah/kampus sanggup membuat agenda khusus, ibarat pembuatan banner/spanduk yang menjelaskan pentingnya kejujuran akademik dengan tujuan untuk memperkuat nilai kejujuran tersebut. (4) Pembiasaan, sekolah harus sanggup membuat penyesuaian terhadap kejujuran akademik itu, ibarat contohnya melarang plagiarism, melarang mencontek, berlaku curang dan sebagainya. Keempat cara itu akan terealisasi dengan baik apabila semua komponen pendidikan bisa menerapkannya dengan baik pula.


Sebagai penutup, saya ingin mengutip kalimat yang sering diungkapkan oleh negarawan dunia, “Lebih baik jadi orang gagal yang jujur, daripada orang sukses tapi pembohong.” Hmm…. Manakah yang akan kita pilih??



2. Contoh 2


Contoh esai perihal pendidikan berikut ini berjudul Kemuliaan Guru yang Dirampas Zaman, dikutip dari nasional.sindonews.com, tanggal 25 Februari 2019, dengan penyesuaian.


Kemuliaan Guru yang Dirampas Zaman

Oleh : Yetri Erni Yenti

Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah FIB Universitas Andalas


Guru seharusnya sosok panutan yang digugu dan ditiru. Ditangannyalah dititipkan kaum muda untuk dikembangkan menjadi insan yang menjunjung tinggi moralitas dan martabat kemanusiaan. Jangan tanyakan berapa honor yang diperoleh seorang guru alasannya ialah itu tak sebanding dengan apa yang telah mereka lakukan. Dedikasi dan jasa guru pada upaya pencerdasan bangsa akan selalu terukir sekalipun napas sudah berpisah dari raga.


Namun remaja ini pandangan terhadap figur mulia guru mulai luntur. Hal ini tercermin dari banyaknya kasus yang menimpa guru. Guru seolah berada di persimpangan jalan. Dalam menjalankan tugasnya, guru kini sering dibayangi aneka macam bahaya mulai dari yang ringan hingga dengan jeruji besi.


Kondisi kini sangat berbeda dengan masa lalu. Di masa lalu, tindakan guru menegur murid merupakan bab dari bentuk perhatian guru. Tak heran, guru zaman dulu sangat berwibawa di mata siswa dan masyarakat. Bayangkan, kalau guru sudah menatap siswa dengan tatapan diam, maka siswa pun akan dengan segera menyadari kesalahannya. Tak ada yang melaporkan atau menuduh guru telah melaksanakan pelanggaran HAM alasannya ialah sang guru menegur atau menunjukkan hukuman atas kesalahan siswanya.


Tetapi apa boleh buat, zaman telah berubah. Dulu guru ialah teladan, sosok guru yang harus dihormati, kini justru terbalik. Guru di zaman kini dianggap sebagai “mesin” akademik saja, bukan sebagai sosok yang harus diteladani, disayangi, dan dihormati di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Tidak mengherankan, banyak kasus perlakuan murid yang tak layak kepada guru telah membawa tanggapan runtuhnya moralitas kaum muda.


Belum usang ini dunia pendidikan Indonesia digemparkan dengan aneka macam kasus kekerasan siswa terhadap gurunya. Dari aneka macam jenis latar belakang dan kronologi kasus menggambarkan ada yang salah dalam etika dan moralitas siswa. Kenyataan ini semakin mempertegas perihal pentingnya pendidikan abjad bagi siswa. Pendidikan abjad tidak hanya terfokus pada penyampaian materi akademik saja, tetapi juga menyebarkan etika serta sopan santun perihal bagaimana seharusnya siswa bersikap dan menghormati guru.


Kita patut berguru memuliakan guru dari negeri Jepang. Ketika bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945, Kaisar Hirohito memerintahkan Menteri Pendidikan menghitung jumlah guru yang masih hidup. Para guru dikumpulkan dan diberikan kiprah berat untuk membangun Jepang menjadi bangsa yang unggul.


Mengembalikan kembali perspektif kemuliaan seorang guru ialah langkah kasatmata yang harus dilakukan semua komponen masyarakat. Tak hanya tanggung jawab lingkungan sekolah. Dimulai dari keluarga yang menanamkan nilai agama dan etika, lingkungan, dan media massa pun harus berhati-hati dalam menunjukkan segala tontonan serta informasi. Karena baik eksklusif maupun tidak eksklusif hal-hal tersebut membentuk tabiat seorang siswa yang sedang proses pencarian jati diri. Selain itu, membangun komunikasi, baik antara siswa dan guru biar tidak terjadi kesalahpahaman yang berujung baku hantam. Jangan hingga dunia pendidikan Indonesia tercoreng dengan ungkapan “guru sibuk mengajar, sedangkan siswa asyik menghajar.”



Demikianlah ulasan singkat perihal teladan eai perihal pendidikan. Artikel lain yang sanggup dibaca di antaranya ialah  jenis-jenis karangan semi ilmiah, jenis-jenis prosa non fiksi, jenis-jenis prosa baru, contoh tajuk planning singkatcontoh resensi buku pelajarancontoh resensi buku cerpencontoh cerpen singkat beserta strukturnyacontoh novel terjemahancontoh sinopsis film, dan contoh sinopsis buku kumpulan puisi. Semoga bermanfaat. Terima kasih.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com