√ 22 Nama Kerajaan Di Indonesia Lengkap Beserta Sejarah Dan Raja
Konten [Tampil]
Daftar Nama Kerajaan di Indonesia
Kerajaan di Indonesia yang pertama berkembang di Indonesia yaitu kerajaan Hindu dan Buddha sedangkan sistem perekonomian yang di gunakan pada waktu itu yakni perdagangan, sehingga kekerabatan dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh menyerupai India, China dan wilayah Timur Tengah pun bisa terjalin. Pada zaman kerajaan berkembang Agama Hindu lah yang pertama masuk ke Indonesia dengan diperkirakan pada awal Tarikh Masehi dan terus berkembang hingga kerajaan-kerajaan Islam bermunculan. Berikut daftar kerajaan di Indonesia.
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia, kerajaan ini didirikan pada tahun 400 M, di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Nama Kutai diberikan oleh para jago mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang mengatakan eksistensi kerajaan tersebut. Tidak ada prasasti yang secara terang menyebutkan nama kerajaan ini dan memang sangat sedikit informasi yang sanggup diperoleh.
Informasi yang ada diperoleh dari Yupa / prasasti dalam upacara pengorbanan yang berasal dari kala ke-4. Ada tujuh buah yupa yang menjadi sumber utama bagi para jago dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai. Yupa yakni tugu watu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibentuk oleh para brahman atas kedermawanan raja Mulawarman. Dalam agama hindu sapi tidak disembelih menyerupai kurban yang dilakukan umat islam. Dari salah satu yupa tersebut diketahui bahwa raja yang memerintah kerajaan Kutai ketika itu yakni Mulawarman. Namanya dicatat dalam yupa alasannya yakni kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.
Kerajaan Kutai berakhir ketika Raja Kutai yang berjulukan Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ketika itu ibukota di Kutai Lama (Tanjung Kute).
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu, didirikan pada tahun 450 M, di Jawa Barat. Kata tarumanagara berasal dari kata taruma dan nagara. Nagara artinya kerajaan atau negara sedangkan taruma berasal dari kata tarum yang merupakan nama sungai yang membelah Jawa Barat yaitu Citarum. Pada muara Citarum ditemukan percandian yang luas yaitu Percandian Batujaya dan Percandian Cibuaya yang diduga merupakan peradaban peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Raja yang memerintah ialah Pernawarman.
3. Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kaling didirikan pada tahun 674 di Jepara, Jawa Tengah. Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) yakni sebuah kerajaan bercorak Hindu yang muncul di Jawa Tengah sekitar kala ke-6 masehi. Letak sentra kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. Sumber sejarah kerajaan ini masih belum terang dan kabur, kebanyakan diperoleh dari sumber catatan China, tradisi dongeng setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun berabad-abad lalu pada kala ke-16 menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh. Kalingga telah ada pada kala ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal mempunyai peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya. Raja yang memerintah ialah Ratu Sima. Pendeta yang populer ialah Jhanabhadra.
4. Kerajaan Sriwijaya
Adalah salah satu kemaharajaan laut yang pernah bangkit di pulau Sumatera dan banyak memberi dampak di Nusantara dengan daerah kekuasaan menurut peta membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa Barat dan kemungkinan Jawa Tengah. Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" atau "gemilang", dan wijaya berarti "kemenangan" atau "kejayaan", maka nama Sriwijaya bermakna "kemenangan yang gilang-gemilang". Bukti awal mengenai eksistensi kerajaan ini berasal dari kala ke-7; seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang paling bau tanah mengenai Sriwijaya juga berada pada kala ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682. Kemunduran dampak Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan di antaranya tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, India dan Serangan dari Raja Kertanegara dari Singasari, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya di bawah kendali kerajaan Dharmasraya.
Setelah jatuh, kerajaan ini terlupakan dan keberadaannya gres diketahui kembali lewat publikasi tahun 1918 dari sejarawan Perancis George Cœdès dari École française d'Extrême-Orient.
Raja-raja yang memerintah ialah:
- Sri Jayanaga
- Balaputradewa
- Sri Sangrawijayatunggawarman.
- Guru agama Buddha yang populer ialah Sakyakirti
5. Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu bangkit hampir bersamaan dengan Kerajaan Sriwijaya, tetapi pada tahun 692 kerajaan ini telah dikuasai Sriwijaya.
Raja-raja Kerajaan Melayu
Raja-raja Kerajaan Melayu
- Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1183). Sumber: Prasasti Grahi tahun 1183 di selatan Thailand, perintah kepada bupati Grahi yang berjulukan Mahasenapati Galanai supaya menciptakan arca Buddha seberat 1 bhara 2 tula dengan nilai emas 10 tamlin. Ibukota: Dharmasraya.
- Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa. (1286). Prasasti Padang Roco tahun 1286 di Siguntur, pengiriman Arca Amonghapasa sebagai hadiah Raja Singhasari kepada Raja Dharmasraya. Ibukota: Dharmasraya.
- Akarendrawarman. (1300). Sumber: Prasasti Suruaso. Ibukota: dharmasraya atau Suruaso.
- Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa. (1347). Sumber: Arca Amoghapasa. Ibukota: Suruaso atau Pagarruyung.
- Ananggawarman. (1375). Sumber: Prasasti Pagaruyung. Ibukota: Pagaruyung.
6. Kerajaan Mataram Hindu
Kerajaan Mataram Hindu bangkit di Jawa Tengah dengan ibukota Medang Kamulan.
Raja-raja yang memerintah ialah :
- Sanna
- Sanjaya yang bergelar Rakai Mataram Ratu Sanjaya
- Rakai Panangkaran, yang bergelar Syailendra Sri Mahraja Dyah Pancapana Rakai Panangkarana
Setelah memerintah Rakai Panangkaran, Mataram pecah menjadi dua. Sebagai pemeluk agama Buddha, sebagai pemeluk agama Hindu. Syailendra Buddha berkuasa di Jawa Tengah Selatan, Syailendara Hindu berkuasa di sekitar pegunungan Dieng. Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, Mataram disatukan kembali
Raja-raja yang selanjutnya ialah :
- Belitung yang bergelar Rakai Watukara
- Daksa
- Tulodong
- Wawa
- Mpu Sendok.
7. Kerajaan Wangsa Isyana
Mpu Sendok memindahkan sentra pemerintahan Syailendra Ke Jawa Timur pada tahun 929, lalu membentuk wangsa baru, yaitu Wangsa Isyana.
Raja-raja yang memerintah :
- Mpu Sendok, bergelar Maharaja Rake Hino Sri Isyana Wikramadharmotunggadewa
- Sri Isyanatunggawijaya
- Makutawangsawardhana
- Darmawangsa, bergelar Sri Darmawangsa Teguh Anantawikramatunggadewa
- Airlangga, bergelar Sri Maharaja Rake Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa.
- Janggala atau Singasari, dengan ibukota Kahuripan
- Panjalu atau Kediri, dengan ibukota di Daha.
8. Kerajaan Kediri
Kerajaan Janggala di perintah oleh Raja Mapanji Garakasan. Kerajaan Kediri di perintah oleh raja Sri Samarawijaya. Perebut kekuasaan antara jenggala dan kediri berlangsung hingga tahun1520. Selanjutnya selama kurang lebih setengah kala ke dua kerajaan tersebut tidak disebut-sebut lagi dalam sejarah. Tahun 117 kerajaan ini tampil lagi dengan rajanya : *
- Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Kameswara
- Jaya baya, bergelar Sri Maharaja Sang Mapanji jaya Jayabaya Pada masa itu, kitab Baharata Yudha di gubah oleh Mpu sedihdan di lanjutkan Mpu Panuluh (Mpu Sedah meninggalkan sebelum kitabnya selesai)
- Mpu Penuluh juga menulis buku Hariwangsa dan Gatutkacasraya
- Sri Aryeswara
- Kameswara, bergelar Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawarata.
- Mpu Tanakung, karyanya Werasancaya dan Lubdaka
- Mpu Darmaja, karyanya Smaradhahana.
9. Kerajaan Bali
A. Raja-raja Wangsa Warmadewa Salah satu wangsa populer yang memerintah di Bali ialah Wangsa Warmadewa. Raja yang populer ialah :
- Tri Candrabhaysingka Warmadewa
- Udayana, bergelar Dhamodayana Warmadewa. Udayana, berputra tiga orang yaitu : Airlangga, yang menjadi menantu Raja Dharmawangsa, dan lalu menjadi raja Kahuripan (kerajaan wangsa Isyana). Marataka, yang menggantikan Udayana (tetapi tidak terkenal). Anak Wungsu, yang menggantikan tahta Marataka tahun 1049
- Dari pemerintahan Anak Wungsu di tinggalkan 28 buah prasasti Singkat, yang antara lain di temukan di goa Gajah, Gunung Kawi (Tampak Siring), Gunung Panulisan, dan Sangit.
- Jayasakti, mempunyai kitab undang-undang yaitu uttara Widhi Balawan dan Rajawacana (1133 – 1150)
- Jayapangus, memakai kitab undang-undang Manawasasa nadharma (117 – 1181).
10. Kerajaan Singasari
Riwayat dan pemerintahan Ken Arok serta raja-raja Singasari terdapat dalam buku Pararaton dan negara kertagama. Raja-raja yang memerintah ialah :
- Ken Arok. Ken Arok menjadi raja Singasari sehabis membunuh Tumapel Tunggul Ametung dan menaklukkan Kerajaan Kediri tahun 1222 di Ganter. Ken Arok sebagai pendiri dan raja pertama di Singasari yang bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi, lalu keturunannya populer dengan sebutan wangsa Rajasa.
- Anusapati (anak Tunggul Ametung - Ken Dedes). Anusapati menjadi raja Setelah membunuh Ken Arok (ayah tirinya), dengan menyuruh seorang pengalasan (budak).
- Tohjaya (anak Ken Arok - Ken Umang). Tohjaya menjadi raja sehabis membunuh Anusapati. Tahun 1248 timbul pemberontakan yang dilancarkan oleh: Ranggawuni (anak Anusapati) dan Mahisa Campaka (anak Mahisa Wongaleleng atau cucu Ken Arok dan Ken dedes).
- Ranggawuni. Bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana 1248 - 1268. Wisnuwardhana memerintah Singasari bahu-membahu Mahisa Cempaka sebagai Ratu Anggabaya, yaitu pejabat tinggi yang bertugas menanggulangi ancaman yang mengancam kerajaan, gelarnya Narasinghamurti.
- Kertanegara. Bergelar Srimaharajadhiraja Sri Kartanegara (1269 – I292), merupakan raja Singasari yang terbesar. Tahun 1275 dikirimnya ekspedisi Pamalayu. Daerah-daerah yang ditaklukkannya antara lain Bali, Pahang, Sunda, Bakulapura (Kalimantan Barat Daya) dan Gurun (Maluku) serta mengadakan kekerabatan persahabatan dengan Jaya Singawarman - Raja Campa. Tahun 1292 di taklukan oleh Jayakatwang dari Kediri.
11. Kerajaan Majapahit
#Kertarajasa, Jayawardhana (1292-1309).
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya (anak Lembu Tal atau cucu Mahisa Campaka) pada tahun 1292 sehabis memperdayai bala tentara Kubilai Khan dan Cina yang bermaksud menghukum Raja Jawa yang telah menghina utusannya yaitu Meng Ki pada masa pemerintahan Kertanegara di Singasari. Karena Kertanegara telah dihancurkan oleh Jayakatwag dari Kediri, maka bala tentara Kubilai Khan menghancurkan Kediri. Yang selanjutnya atas siasat Raden Wijaya di bantu oleh Arya Wiraraja, bala tentara Cina sanggup dihancurkan oleh Raden Wijaya. Akhirnya Raden wijaya menjadi Raja Majapahit pertama dengan gelar Kertarejasa Jayawardhana. Raden Wijaya memperistri 4 orang putri Kertanegara, yaitu :
- Tribuana, sebagai permaisuri
- Gayatri. yang lalu menurunkan raja-raja Majapahit
- Narendraduhita
- Prajnaparamita.
- Jayanegara (dari permaisuri)
- Sri Gitarya (dari Gayatri) lalu menjadi Bhre Kahuripan
- Dyah Wiyat (dari Gayatri) lalu menjadi Bhre Daha.
Jayanegara menggantikan ayahandanya dengan gelar Sri Jayanegara. Pada masa pemerintahannya timbul pemberontakan, yaitu :
- Pemberontakan Ranggalawe dari Tuban
- Pemberontakan Sora, pada tahun 1311
- Pemberontakan Nambi, pada tahun 1316
- Pemberontakan Kuti, pada tahun 1319. lbukota Majapahit berhasil diduduki dan raja Jayanegara mengungsi ke desa Bedander dikawal oleh 15 orang pengawal setia (pasukan Bhayangkari) di bawah pimpinan Gajah Mada. Atas perjuangan Gajah Mada ibukota sanggup direbut lagi, dan kembali Jayanegara bertahta, Atas jasanya Gajah Mada diangkat menjadi patih Kahuripan dan lalu Kediri.
#Tribhuwana Tunggadewi (1328 -1350)
Jayanegara wafat tidak meninggalkan putra, maka Gayatri atau Rajapatni berhak menjadi raja. Karena Gayatri telah menjadi bhiksuni (pendeta agama Buddha), maka diwakilkan kepada Sri Gitarya, Bhre Kahuripan yang bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardhana. Timbul pemberontakan Sadeng, yang sanggup dipadamkan oleh Gajah Mada, alasannya yakni jasanya pada tahun 1331 Gajah Mada diangkat menjadi perdana menteri, yang pada ketika pelantikannya mengucapkan Sumpah Palapa.
Tahun 1350 Gayatri atau Rajapatni wafat, Tribuwana yang mewakilinya menyerahkan kekuasaan itu pada anaknya bernama, Hayam Wuruk.
#Rajasanegara (1350 -13891)
Hayam Wuruk naik tahta pada usia 16 tahun, bergelar Rajasanegara, merupakan raja terbesar dalam sejarah Majapahit dengan Gajah Mada sebagai Mahapatih. Kekuasaannya mencakup seluruh Kepulauan Nusantara, bahkan masih ditambah dengan Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Melayu. Karya sastra yang populer diantaranya :
- Negarakertagama karya Mpu Prapanca
- Sutasoma atau Parusadashanta dan
- Arjunawijaya karya Mpu Tantular.
#Wikramawardhana (1389 - 1429)
Hayam Wuruk dengan permaisurinya hanya mempuyai seorang putri yaitu Kusumawardhani yang selanjutnya memerintah bersama suaminya Wikramawudhana yang masih saudara sepupunya. Bhre Wirabumi, anak dari selir diberi kekuasaan memerintah daerah Blambangan, merasa tidak puas, dan merasa lebih berhak atas tahta Majapahit.
Tahun 1401 - 1406 timbul perang saudara antara Bhre Wirabumi dan Wikramawardhana. Bhre Wirabumi gugur (Perang Paregreg). Tahun 1429 Wikramawurdhana wafat, Majapahit telah menjadi kerajaan kecil jawaban dari satu persatu daerahnya melepaskau diri. Tahun 1478 Bhatara Prabu Girindrawardhana raja Daha merebut Majapahit dari Raja Kertabumi (Raja Majapahit yang terakhir).
12. Kerajaan Samudra Pasai
Samudra Pasai yakni kerajaan Islam Nusantara yang pertama. Letaknya di Aceh Utara (sekarang masuk Kabupaten Lhoksumawe) bangkit kala 13.
Raja-rajanya ialah :
- Sultan Malik al Saleh.tahun 635 Hijriah atau l297 Masehi
- Sultan Muhammad bergelar Sulatan Malik al Tathir.
13. Kerajaan Demak
- Raden Patah(±1500 -1518). Pada awal 1500 seorang Bupati Demak yang memeluk agama Islam yaitu Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit. Dibantu para ulama Raden Patah mendirikan Kerajaan Demak. Selanjutnya Demak menjelma sentra pengembangan agama Islam. Tahun 1511 kekerabatan Demak dengan Malaka terputus alasannya yakni Malaka dikuasai Portugis. Tahun 1513 armada Demak dibawah pimpinan Pati Unus menyerang malaka tetapi gagal.
- Pati Unus (1518 - l 521) Pati Unus populer dengan sebutan pangeran sabrang Lor, hanya tiga tahun menjadi raja.
- Sultan Trenggana (1521 - 1546) Sultan Trenggana yakni menantu Pati Unus. Tahun 1522 mempercayai seorang ulama dari Pasai (Faletehan) untuk memimpin armada Demak merebut Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon dari Pajajaran. Tahun 1546 Sultan Trenggana gugur dalam usahanya menaklukan Pasuruan. Setelah itu timbul kudeta antara Sunan Prawata (putra sulung Sultan Trenggana) dengan Pangeran Sekar (adik Sultan Trenggana). Sunan Prawata naik tahta sehabis membunuh Pangeran Sekar, tak usang lalu Sunan Prawata dibunuh oleh Arya Penangsang (anak Pangeran Sekar).
14. Kerajaan Pajang
Jaka Tingkir (menantu Sultan Trenggana), berhasil membinasakan Arya Penangsang atas dukungan Kyai Ageng Pemanahan. Jaka tingkir naik tahta bergelar Adiwijaya dan memindahkan sentra Kerajaan Demak ke Pajang. Kerajaan Pajang tidak usang berdiri. Setelah Sultan Adiwijaya wafat terjadi perebutan kekuasaan. Arya Pangiri (anak Sunan Prawata) mencoba merebut di gagalkan Pangeran Benawa (anak Sultan Adiwijaya) dibantu Sutawijaya (anak Kyai Ageng Pemanahan). Pangeran Benawaa merasa tidak sanggup menggantikan ayah handanya, maka menyerahkan kekuasaan kepada Sutawijaya, yang lalu memindahkan sentra pemerintahan ke Mataram.
15. Kerajaan Mataram Islam.
Sutawijaya lebih dikenal dengan Panambahan Senapati. Panembahan Senapati wafat tahun 1601. Kesultanan Mataram yakni kerajaan Islam di Pulau Jawa yang pernah bangkit pada kala ke-17. Kerajaan ini dipimpin suatu dinasti keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan, yang mengklaim sebagai suatu cabang bangsawan keturunan penguasa Majapahit. Asal-usulnya yakni suatu Kadipaten di bawah Kesultanan Pajang, berpusat di "Bumi Mentaok" yang diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas jasanya. Raja berdaulat pertama yakni Sutawijaya (Panembahan Senapati), putra dari Ki Ageng Pemanahan.
Kerajaan Mataram pada masa keemasannya pernah menyatukan tanah Jawa dan sekitarnya, termasuk Madura. Negeri ini pernah memerangi VOC di Batavia untuk mencegah semakin berkuasanya firma dagang itu, namun ironisnya malah harus mendapatkan dukungan VOC pada masa-masa tamat menjelang keruntuhannya.
Mataram merupakan kerajaan berbasis agraris/pertanian dan relatif lemah secara maritim. Ia meninggalkan beberapa jejak sejarah yang sanggup dilihat hingga kini, menyerupai kampung Matraman di Batavia/Jakarta, sistem persawahan di Pantura Jawa Barat, penggunaan hanacaraka dalam literatur bahasa Sunda, politik feodal di Pasundan, serta beberapa batas manajemen wilayah yang masih berlaku hingga sekarang.
16. Kerajaan Banten
Setelah Faletehan merebut Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon, maka dialah yang menguasainya. Karena di Demak timbul kudeta maka pada tahun 1522 Faletehan menyerahkan Banten kepada putranya Hasanuddin sebagai raja Banten yang pertama dan Faletehan memusatkan perhatiannya pada agama Islam di Gunung Jati, Cirebon. yakni sebuah kerajaan Islam yang pernah bangkit di Provinsi Banten, Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke daerah pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa daerah pelabuhan lalu menjadikannya sebagai pangkalan militer serta daerah perdagangan.
Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan tersebut. Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hasanuddin mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan, yang lalu hari menjadi sentra pemerintahan sehabis Banten menjadi kesultanan yang bangkit sendiri.
Selama hampir 3 kala Kesultanan Banten bisa bertahan bahkan mencapai kejayaan yang luar biasa, yang diwaktu bersamaan penjajah dari Eropa telah berdatangan dan menanamkan pengaruhnya. Perang saudara, dan persaingan dengan kekuatan global memperebutkan sumber daya maupun perdagangan, serta ketergantungan akan persenjataan telah melemahkan hegemoni Kesultanan Banten atas wilayahnya. Kekuatan politik Kesultanan Banten tamat runtuh pada tahun 1813 sehabis sebelumnya Istana Surosowan sebagai simbol kekuasaan di Kota Intan dihancurkan, dan pada masa-masa tamat pemerintanannya, para Sultan Banten tidak lebih dari raja bawahan dari pemerintahan kolonial di Hindia Belanda.
Raja-raja yang lain ialah :
- Pangeran Yusuf (1570)
- Maulana Muhammad (baru berusia 9 tahun), tahun 1596 gugur dalam usahanya menyerang Palembang
- Abdulmufakir (baru berusia 5 tahun), pemerintahan dikendalikan oleh Mangkubumi Jayanegara.
17. Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka tidak terletak di daerah Nusantara.
Raja-rajanya ialah :
- Paramisora, pelarian dari Majapahit, yang telah masuk lslam, yang telah diganti nama Sultan Iskandar Syah
- Sultan Mansyur Syah
- Sultan Mahmud Syah
18. Kerajaan Aceh
Pada awal kala 16 masih merupakan kerajaan kecil, di bawah kekuasaan Pedir. Raja-rajanya ialah :
- Sultan Ibrahim. Aceh melepaskan diri dari Kerajaan Pedir. Aceh semakin maju alasannya yakni Malaka di kuasai oleh Portugis, sehingga pedagang Islam dari Arab dan Gujarat mengalihkan perdagangannya ke Aceh.
- Sultan Iskandar Muda (1607-1639). Pada pemerintahannya Aceh mencapai puncak ketayaannya.
19. Kerajaan Ternate
Berdiri kira-kira Abad ke 13. Abad 14 Ternate Menjadi Kerajaan Islam. Masa Pemerintahan Sultan Baabullah Ternate Mencapai puncak kejayaannya. Tahun 1575 Sultan Baabullah Mengusir Portugis Dari Maluku. Baabullah bergelar yang di pertuan di 72 pulau, meluaskan daerahnya hingga Filipina.
20. Kerajaan Tidore
Merupakan kerajaan Islam di Maluku. Sempat diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, untuk berselisih dengan Kerajaan Ternate, tetapi berbalik kembali bahkan bahu-membahu mengusir bangsa Portugis dari Maluku. Rajanya yang populer yakni Sultan Nurku, yang gigih berjuang mengusir Belanda. Wilayahnya mencakup Halmahera. Seram, Kai, dan, hingga Papua.
21. Kerajaan Makasar
Pada kala ke 16 di Sulawesi Selatan terdapat dua kerajaan, yaitu Goa dan Tailo. Kedua kerajaan itu bersatu dengan nama Goa-Tailo, atau Makasar dengan ibu kota sombaopu, sebagai kerajaan Islam pertama di Sulawesi. Raja-rajanya ialah :
- Raja Goa Daeng Manribia dengan gelar Sultan Alaudin. Mangkubuninya yakni raja Tailo Karaeng Matoaya bergelar Sultan Abdullah
- Sultan Hasanuddin, masa pemerintahannya mencapai puncak kejayaan
22. Kerajaan Banjar
Dengan dukungan Kerajaan Demak, kala ke-76 Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan menaklukan Daha (sebuah kerajaan di pedalaman Kalimantan) Banjar yakni kerajaan Islam, dengan rajanya Raden Samudra yang Telah masuk Islam Berganti Nama Sultan Suryanullah.
Sumber : RPUL