√ Mengenal Sistem Refugia, Sistem Gres Dalam Penanganan Hama Dengan Memanfaatkan Flora Hias Di Lahan Pertanian
KABARTANI.COM – Mengenal Sistem Refugia, Sistem Baru Dalam Penanganan Hama Dengan Memanfaatkan Tanaman Hias Di Lahan Pertanian. Mungkin istilah tumbuhan refugia dalam pertanian masih sangat absurd di indera pendengaran petani Indonesia.
Namun belakangan ini Refugia mulai di gencarkan di Indonesia, termasuk di kawasan kami. Kini petani di Klaten mulai menanam tumbuhan refugia di lahan pertanian, selain sanggup menanggulangi hama ternyata refugia juga bisa mempercantik lahan pertanian kita.
Untuk itu kita juga sebaiknya mengenal apa itu refugia, Refugia yaitu microhabitat buatan yang di tanam dalam lahan pertanian baik ditanam secara monoculture atau tumpang sari dengan tumbuhan yang lain. Penanaman refugia sebagai salah satu upaya konservasi musuh alami. Refugia yang ditanam dipilih tumbuhan yang berbunga. Tanaman yang berpotensi besar sebagai refugia yaitu tumbuhan bunga matahari, tumbuhan kenikir dan tumbuhan bunga kertas (zinnia) sebab ketiga tumbuhan ini mempunyai bunga yang mencolok dan mempunyai warna yang diminati serangga musuh alami.
Selain tumbuhan bunga, refugia juga bisa dilakukan dengan gulma, Adapun cara menciptakan refugia gulma yaitu dengan menentukan gulma dari jenis gulma yang berbunga ibarat asteraceae kemudian gulma ini ditata dalam jalur khusus. Jenis gulma berbunga ini akan menarik serangga musuh alami. Pengaruh gulma pada tumbuhan tidak pokok tidak terlalu berarti, bahkan meningkatkan stabilitas ekologi pertanian
elain gulma, tumbuhan liar yang berbunga di sekitar lahan pertanian juga berpotensi untuk dijadikan refugia, bisa menjadi habitat alternatif untuk serangga jenis predator maupun jenis parasitoid. Tumbuhan liar sanggup menarik kumbang kubah, belalang sembah dan juga laba-laba. Tumbuhan liar yang berpotensi sebagai refugia yaitu jenis Synedrella nodiflora, Centella asiatica, Setaria, Borreria repens, dan Arachis pentoi
Serangga musuh alami sangat tertarik dengan tumbuhan yang berbunga. Yang paling banyak melaksanakan kunjungan yaitu kumbang, lalat, lebah, semut, thrips dan kupu-kupu. Ternyata tidak hanya penyuluh ya yang melaksanakan kunjungan ke wilayah binaan, musuh alami juga melaksanakan kunjungan rutin pada wilbin refugia tertentu. Kunjungan serangga ini untuk mendapat masakan berupa polen atau neknectarang mengandung 10-70% gula, lipid, asam amino dan mineral, 15-30% protein, lemak, vitamin dan unsur lain. Cara mendapat nectar ini dengan urutan belahan bawah bunga kemudian ke belahan atasnya. Ternyata serangga ini tahu loh mana belahan bunga yang mempunyai nectar paling banyak yaitu belahan bawah. Dari kelompok seranga diatas lebah merupakan polinator yang paling penting sebab mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan polen dan nektar dalam jumlah yang banyak yang selanjutnya akan dikonsumsi bersama dalam koloninya.
Refugia tumbuhan berbunga tidak semuanya sanggup dipakai sebagai perjuangan konservasi musuh alami, terkadang mendatangkan seranga hama yang tidak kita kehendaki. Dari hasil penelitian yang paling cocok dipakai sebagai konservasi musuh alami pada tumbuhan padi yaitu bunga kertas dan bunga jengger ayam. Tanaman kacang panjang juga ternyata sangat cocok dipakai untuk perjuangan konservasi musuh alami. Tanaman kacang ini bisa diambil manfaat secara pribadi (kacang dan lembanyung) dan secara tidak pribadi (sebagai refugia).
Sumber https://kabartani.com