√ Cara Menanam Bawang Merah Diluar Animo (Off-Season)
Kabartani.com – Selama ini budidaya bawang merah diusahakan secara musiman, yang pada umumnya dilakukan pada ekspresi dominan kemarau (april – oktober), sehingga menimbulkan produksi dan harganya berfluktuasi sepanjang tahun.
Sayangnya, ketika petani ingin menanam bawang merah pada ekspresi dominan penghujan atau diluar ekspresi dominan (off-season) harus menghadapi banyak sekali kendala. Seperti, tingginya serangan penyakit serta drainase yang buruk. Untuk itu dibutuhkan teknik budidaya tertentu semoga sanggup memperoleh hasil panen yang baik.
Pemilihan Varietas
Pemilihan varietas bawang merah unggul yang cocok ditanam diluar ekspresi dominan (khususnya varietas yang bisa menyesuaikan diri di ekspresi dominan hujan) menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) ketika ini telah menghasilkan 4 varietas bawang merah yang tahan terhadap kondisi banyak air.
1. Pikatan
- Umur panen normal 55 hari,
- Potensi hasil 6,2-23,3 ton/ha,
- Daya simpan hingga 6 bulan (dalam suhu ruangan).
2. Pancasona
- Umur panen normal 57 hari,
- Potensi hasil 6,9 -23,7 ton/ha,
- Daya simpan 3-4 bulan.
3. Trisula
- Umur panen normal 55 hari,
- Potensi hasil 6,5-23,2 ton/ha,
- Daya simpan hingga 5 bulan.
4. Mentes
- Umur panen normal 58 hari,
- Potensi hasil 7,1-27,6 ton/ha,
- Daya simpan hingga 3-4 bulan.
Simak juga: 14 Varietas Bawang Merah yang Dirilis Balitsa
Pengolahan Lahan
Usaha tani bawang merah pada ekspresi dominan hujan sanggup dilakukan di lahan sawah dan lahan kering. Tapi, sebaiknya di lahan kering atau tegalan atau di lokasi yang terbuka dan tidak terlindung tumbuhan besar menyerupai pohon kelapa dan bambu. Jenis tanah yang cocok ialah alluvial, latosol cokelat, andisol.
Bisa juga jenis tanah lain yang gampang membuang kelebihan air. Jenis tanah yang sangat liat (kurang porous) menyerupai grumosol ataupun podsolik merah kuning sebaiknya dihindari. Sebab, mengakibatkan drainase tidak berjalan dengan baik. Jika kemasaman atau pH tanah kurang dari 5,5 perlu dilakukan pengapuran dengan Dolomit sebanyak 1,5 ton/ha.
Pengolahan lahan dilakukan secara manual dengan cangkul atau memakai traktor. Dibuat bedengan tanam dengan lebar 1,0-1,2 meter dan panjang diubahsuaikan dengan keadaan lahan. Jarak antar bedengan 20-30 cm, dengan kedalaman parit 20-30 cm. Tanah hasil pencangkulan diletakkan di atas bedengan, sehingga tinggi bedengan sekitar 20-30 cm. Setelah itu dilakukan pengolahan kedua hingga tanah bedengan rata dan rapi.
Penanaman
Benih bawang merah yang baik yaitu umbi yang sudah disimpan sekitar 2,5 hingga 4 bulan dan titik tumbuhnya mencapai 80%. Kondisinya segar, kekar, tidak cacat dan bebas dari hama/penyakit yang melekat pada umbi bawang serta ukuran umbi seragam.
Jika umbi bawang merah belum siap benar ditanam (pertumbuhan tunas dalam umbi kurang dari 80%), maka sanggup dilakukan pemotongan ujung umbi. Tujuannya ialah untuk mempercepat pertumbuhan. Jarak tanam yang dipakai yaitu : 15 x 20 cm atau 15 x 15 cm.
Umbi bibit dibenamkan sehingga rata dengan permukaan tanah. Apabila umbi bibit seragam, tumbuhan bawang sudah tumbuh merata sehabis 7 – 10 hari
Pemupukan
Pupuk dasar yang dipakai yaitu pupuk sangkar sapi (15 – 20 t/ha) atau kotoran ayam (5 – 6 ton/ha) atau kompos (2,5-5 ton/ha), pupuk buatan TSP/SP-36 (120 – 200 kg/ha), pupuk sangkar atau kompos dan pupuk buatan (TSP) disebar serta diaduk rata dengan tanah satu hingga tiga hari sebelum tanam.
Selanjutnya dilakukan pemupukan susulan memakai Urea (150 – 200 kg/ha), ZA (300 – 500 kg/ha) dan KCl (150 – 200 kg/ha). Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 10 – 15 hari sehabis tanam dan susulan II pada waktu umur 1 bulan sehabis tanam, masing-masing 1/2 dosis.
Sementara, 100 kg NPK (15:15:15) Mutiara diaplikasikan pada umur 3 minggu. Sedangkan pupuk hayati diaplikasikan melalui bibit sebelum tanam dan atau dengan penyemprotan pada tumbuhan umur 1 – 4 minggu.
Pengairan dan Penyiangan
Pengairan dilakukan setiap hari pada pagi hari dan sore hari hingga tumbuhan tumbuh (1 minggu) dan selanjutnya disiram setiap pagi memakai gembor membasahi daun tumbuhan bawang merah.
Untuk mempercepat penuaan umbi bawang sehabis tumbuhan berumur lebih dari 55 hari sanggup dilakuakn penyiraman pada siang hari. Penyiangan tumbuhan bawang merah dengan cara manual dilakukan sesuai keadaan gulma di lapangan, yaitu antara satu hingga dua kali penyiangan, dan umumnya dilakukan sebelum aplikasi pemupukan.
Pengendalian OPT
Pengendalian OPT dilakukan menurut kosep PHT (Pengendalian Hama Terpadu).
Panen
Ciri-ciri fisik tumbuhan bawang merah yang siap dipanen yaitu sebagai berikut (Tjiptono 1986 dalam Musaddad dan Sinaga 1995) :
- Jika dipegang, pangkal daun sudah lemas.
- Daun (70-80%) berwarna kuning pucat.
- Umbi sudah terbentuk dengan penuh dan kompak.
- Sebagian umbi sudah terlihat di permukaan tanah.
- Umbi berwarna merah tua/merah keunguan serta berbau khas.
- Sebagian besar (> 80%) daun tumbuhan telah rebah.
Prosesing Hasil Panen
Terlebih dahulu dilakukan pengeringan dengan menjemur penggalan umbi bawang merah di bawah sinar matahari pribadi selama 7 – 14 hari. Pembalikan dilakukan setiap 2 – 3 hari ketika susut bobot umbi mencapai 25 – 40% dengan kadar air 80 – 84%.
Bawang merah untuk konsumsi dikemas memakai karung-karung jala yang berkapasitas antara 50 – 100 kg. Penyimpanan bibit dilakukan dalam bentuk ikatan kemudian digantungkan pada rak-rak bambu. Suhu penyimpanan yang baik berkisar antara 30 – 33 derajat Celcius, dengan kelembaban nisbi antara 65 – 70%.
Simak juga:
- Cara Mencegah Dan Mengobati Busuk Daun (Pucuk Daun Menguning) Pada Tanaman Bawang Merah
- Cara Menanam Bawang Merah Menggunakan Botol Air Mineral Bekas
- Menanam Bawang Merah Dengan Media Batang Pisang Yang Masih Hidup
Sumber: http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-terbaru/172-bm-2.html
Sumber https://kabartani.com