√ Mesin Panen Jagung Tipe Kombinasi Solusi Jitu Peningkatan Perjuangan Tani
Kabartani.com – Mesin pemanen ini merupakan redesign dan reversed engineering dari mesin panen padi combine harvester. Mesin ini sanggup dioperasikan di lahan agak lembap maupun lahan kering, digerakkan oleh motor disel 43 HP, dilengkapi dengan rangkaian pisau potong, pengarah, perontok, dan ayakan yang sanggup disetel untuk merontokkan padi maupun jagung.
Proses pemipilan jagung dianggap sebagai proses kritis dalam penanganan pasca panen. Peluang kehilangan karenanya mencapai 8%. Proses pemanenan jagung selama ini sebagian besar masih dilakukan secara manual, sehingga membutuhkan waktu yang usang dan tenaga kerja yang tidak sedikit.
Untuk mengatasinya diharapkan rekayasa mesin pemanen jagung. Mesin panen ini biasa dikenal sebagai mesin panen tipe kombinasi. Penggunaan mesin panen jagung di Indonesia dikala ini sudah tidak sanggup ditunda lagi, disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
- Semakin sulitnya tenaga panen di banyak sekali daerah,
- Adanya kondisi sosial budaya yang kontra produktif terhadap aktivitas panen tersebut,
- Tingginya susut hasil dari aktivitas panen secara konvensional, dan beberapa faktor lain.
Dua jenis mesin panen jagung yang dikembangkan dikala ini yaitu corn picker dan combine harvester. Salah satu langkah dalam mempercepat tingkat adopsi mesin panen yakni melalui aktivitas redesign dan reversed engineering dari mesin combine harvester yang ada di pasaran.
Spesifikasi Teknis Mesin Jagung Tipe Kombinasi
Mesin ini memiliki dimensi 4.350 mm x 2.270 mm x 2.280 mm, bobot 2.150 kg, lebar kerja 160 cm dengan 3 baris pemotongan tanaman jagung, tenaga penggagas motor diesel 43 HP, serta memakai roda krepyak (crawler) dari karet sehingga cocok dipakai untuk lahan agak lembap maupun lahan kering.
Mesin panen jagung tipe combine harvester merupakan adonan dari banyak sekali subsistem saling berinteraksi dan bekerja gotong royong untuk mencapai tujuan pemanenan dalam bentuk jagung yang sudah dirontok.
Prinsip kerja mesin combine harvester sebagai berikut:
- Menggaet dan mengarahkan tanaman menuju belahan pemotong (reel),
- Memotong batang jagung (cutting platform),
- Merontokkan bulir jagung dari tongkolnya (threshing),
- Memisahkan jagung dan kotoran (separation and cleaning), dan
- Memotong atau menghancurkan batang jagung (chopping).
Tahapan Kegiatan Rekayasa
Pendekatan yang dipakai dalam perekayasaan mesin panen jagung yakni melalui reversed engineering dengan memodifikasi beberapa bagian/komponen mesin panen padi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh mesin panen jagung. Modifikasi dilakukan pada belahan pengarah (reel guide), pisau statis, perontok (threshing), dan belahan pembersih (cleaning) dengan memakai dukungan software Computer Aided Design (CAD).
Kemudian tahapan proses pabrikasi dari semua komponen, untuk belahan reel guide modifikasi pada pengarah berbentuk segi lima dengan sudut antar dual reel 120° dengan jumlah batang pengarah menjadi 3 buah. Bagian pisau stastis dimodifikasi dengan menciptakan pemanis pisau stastis terbuat dari plat besi setebal 3 mm yang sanggup dibongkar pasang.
Untuk belahan perontok (thresher) perubahan dilakukan pada panjang gigi perontok dan mengubah jarak antara gigi perontok dengan saringan. Bagian pembersih dilakukan perubahan dengan merubah ukuran dari ayakan yang diubahsuaikan dengan ukuran varietas jagung yang ada di Indonesia.
Uji Kinerja Mesin Pemanen Jagung Tipe Kombinasi
Kegiatan yang dilakukan sehabis perakitan dan modifikasi yakni pelaksanaan uji fungsi mesin untuk mengetahui kinerja mesin secara faktual dengan beberapa kondisi lahan yang berbeda. Pengujian dilakukan di BBP Mektan Serpong dengan kadar air jagung dikala panen 24%, diperoleh tingkat kehilangan hasil sebesar 6,10%, kebersihan 96,5% dan kerusakan biji (jagung retak dan rusak) sebesar 1,96%.
Pada pengujian unjuk kerja di Klaten (Jateng), pada kondisi kadar air jagung 23,50%, didapatkan kapasitas kerja sebesar 7,50 jam/ha pada kecepatan kerja 1,50 km/jam, dengan kondisi hasil panen tingkat kebersihan 99,74%, kerusakan biji 0,52% dan susut hasil sebesar 2,79%.
Sedangkan pada pengujian di Lampung, pada kadar air jagung 32,40%, didapatkan kapasitas kerja 10,56 jam/ha pada kecepatan kerja 1,10 km/jam. Dengan tingkat kebersihan mencapai 96,30% kerusakan biji 1,70% dan susut hasil sebesar 2,50%.
Simak juga:
- Cara Membuat Mesin Pengering Gabah Sederhana Untuk Menyiasati Pengeringan Gabah di Musim Penghujan
- D’Ozone Mesin Pengawet Sayuran dan Buah Zaman Now
Sumber: Sigit Triwahyudi, Joko Wiyono dan Doni Anggit S. (BBPMektan, 2017)
Sumber https://kabartani.com