Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Cara Gampang Memproduksi Sendiri Benih Jagung Berkualitas

Kabartani.com – Keberhasilan budidaya jagung sangat ditentukan oleh kualitas benih yang digunakan. Ketersediaan benih saja tidak cukup jikalau tidak diikuti dengan kualitas benih yang tinggi. Oleh alasannya itu, penggunaan benih unggul bermutu diperlukan, alasannya merupakan suatu langkah awal dari keberhasilan suatu perjuangan pertanian.


Benih mempunyai dan membawa sifat-sifat genetis tumbuhan induknya, dan akan tampil optimal jikalau mutu benihnya tinggi yang diindikasikan oleh daya tumbuh dan vigor benih yang tinggi dilapangan (tumbuh cepat dan merata) dalam kondisi lingkungan yang optimal.


Tanaman jagung ialah tumbuhan yang menyerbuk silang, oleh alasannya itu dalam produksi benihnya perlu isolasi waktu atau jarak lokasi penanaman yang optimal, semoga tidak terjadi kontaminasi. Walaupun isolasi waktu ataupun jarak sudah cukup optimal, dalam produksi benih mulai dari kelas Benih Penjenis (BS) hingga kelas Benih Sebar (BR), namun pertanaman tidak pernah terhindar dari munculnya tipe simpang (off type).


Karena itu diharapkan seleksi pada ketika vegetatif, kemudian ketika awal berbunga juga dilakukan seleksi terhadap tumbuhan dengan warna bunga yang berbunga baik bunga jantan ataupun bunga betini sebelum terjadi penyerbukan. Hal ini mengingat jagung komposit dirakit dari banyak populasi, antara lain Lamuru, Bisma dan Sukmaraga sehingga setiap kali penanaman selalu muncul tipe simpang ataupun segregasi.


Produsen benih disarankan sanggup membedakan antara tipe simpang dan segregan. Tipe simpang ditunjukkan oleh kelainan bentuk tumbuhan (kadang-kadang ada yang terlalu tinggi dan warna batangnya berbeda dengan induknya, ataupun warna bunga jantan dan betina.


Jika ada kelainan pada warna dan bentuk bunga jantan, tetapi warna dan bentuk bunga betina (calon tongkol) sama dengan induknya cukup hanya memotong bunga jantannya saja, demikian pula sebaliknya. Oleh alasannya itu produsen benih atau penangkar perlu melaksanakan pemurnian pertanamannya mulai dari proses produksi hingga pada prosesing benih.


Terbentuknya segregan tidak perlu dieliminasi seluruhnya, cukup yang ekstrim-ekstrim saja alasannya untuk mempertahankan komposisi genetik suatu jagung komposit semoga heterozigositas-nya tetap berperan sesuai yang diharapkan.


Berbeda dengan jagung sintetik yang dirakit dari banyak sekali inbrida (galur murni) pemunculan segregan ataupun tipe simpang agak kurang sehingga penampilan di lapangan lebih seragam, ibarat Srikandi Putih-1 dan Srikandi Kuning-1.


Sebelum panen, seleksi tongkol yang menyimpang di pertanaman perlu dilakukan, antara lain tinggi tongkol yang melebihi rata-rata tinggi tongkol suatu populasi, posisi tongkol yang menyimpang dari posisi tongkol induknya, serta serta penutupan kelobot yang jauh menyimpang dari deskripsi induknya hendaknya dipanen lebih dahulu, alasannya jikalau panen sudah dilakukan dengan pengupasan kelobot dilapangan penyimpangan tersebut tidak sanggup lagi ditentukan.


Mutu fisiologis benih secara individu dicapai pada ketika benih mencapai masak fisiologis. Namun demikian, pada ketika tersebut kadar air biji masih tinggi (berkisar 30-35%) sehingga perlu penundaan panen 10 hingga 20 hari (tergantung kondisi iklim) semoga kadar air biji sanggup diturunkan menjadi 23-26%, dengan demikian biaya pengeringan tongkol lebih efisien.


Pada ketika pengeringan tongkol, sortasi tongkol masih perlu dilakukan untuk memisahkan tongkol-tongkol yang tidak dikehendaki dalam kelompok tongkol yang dipanen antara lain:



  • Adanya kontaminasi biji warna lain pada suatu tongkol, dan tongkol yang menyimpang atau ompong,

  • Tongkol yang berbiji jarang (barren cob) alasannya faktor genetis atau faktor fisiologis,

  • Tongkol yang tidak sehat, biasanya terjangkit cendawan terutama hasil panen demam isu hujan,

  • Tongkol yang bentuknya secara genetik berbeda dengan tongkol-tongkol yang normal alasannya efek penyimpangan (off type).


Penjemuran tongkol dilakukan sekitar 4-5 hari hingga kadar air biji turun menjadi 16-17% semoga pemipilan sanggup berjalan lebih cepat dan kualitas calon benih yang dihasilkan lebih baik.


Setelah melalui proses pemipilan, calon benih tersebut segera dijemur di lantai jemur yang beralaskan terpal beberapa hari semoga kadar airnya turun hingga mencapai kadar air 10-11%. Pada demam isu kemarau penurunan kadar air hingga 10-11 % tersebut tidak sulit dicapai, tetapi pada demam isu hujan agak sulit sehingga perlu dikeringkan dengan mesin pengering.


Setelah kering dilakukan sortasi biji, tergantung dari ukuran rata-rata biji yang akan disortasi. Pada benih Lamuru, Bisma, Sukmaraga dan Srikandi Putih-1, cukup memakai ayakan berdiameter 8 mm, untuk menghasilkan ukuran biji yang lebih seragam (diameter ayakan = 8 mm).


Selanjutnya calon benih dikemas dalam kantong plastik kedap udara, tergantung seruan konsumen biasanya 5 kg/kemasan semoga kantong tida gampang pecah, dan ke dalam kantong kemasan diberi carbofuran sekitar 1 g/kemasan untuk mencegah kumbang bubuk, dan benih simpan disimpan sambil menunggu ketika yang sempurna untuk distribusi ke konsumen.


 Keberhasilan budidaya jagung sangat ditentukan oleh kualitas benih yang dipakai √ Cara Praktis Memproduksi Sendiri BENIH JAGUNG Berkualitas


Kunci keberhasilan penyimpanan benih jagung terletak pada pengaturan kadar air dan suhu udara ruang simpan. Penyimpanan benih jagung pada suhu kamar dengan kadar air yang rendah (8%), daya kecambahnya masih cukup tinggi (= 90%) selama penyimpanan 16 bulan, dan pada kadar air 10% masih sanggup bertahan 14 bulan, pada kadar air 12% hanya sanggup bertahan 10 bulan.


Dengan demikian, benih sebaiknya dikemas pada kadar air kurang dari 11% untuk menjamin ketahanan simpan yang lebih usang dengan viabilitas yang tinggi (tumbuh cepat dan merata di lapangan).


Cara Sederhana Mengukur Tingkat Kekeringan Benih


Cara sederhana dan gampang untuk memperkirakan apakah benih yang dijemur sudah cukup kering adalah: ambil benih secukupnya kemudian masukkan kedalam botol gelas transparan kemudian ditutup yang rapat dan dilapisi dengan lilin cair pada penutupnya semoga tidak terjadi penguapan air sedikitpun dari dalam botol.


Botol kemudian dijemur di bawah sinar matahari mulai dari jam 9.00 pagi hingga jam 15.00 sore. Apabila benih sudah kering, dalam botol gelas tadi higienis ibarat pada awal botol dijemur, tetapi kalau masih tinggi kadar airnya akan terbentuk embun di dalam botol. Tidurkan posisi botol gelas dan dalam posisi tersebut berisi setengah bab benih.


Pastikan bahwa tutup botol betul-betul kedap udara, alasannya kalau epilog botol tidak kedap tidak akan dijumpai embun di dalam botol. Kalau ada alat pengukur kadar air, tentu sebaiknya gunakan alat pengukur kadar air, tetapi kalau tidak ada itu cukup membantu mengestimasi kondisi kering-tidaknya suatu calon benih dan sanggup dilakukan sebelum petugas dari BPSB tiba mengambil pola benih untuk keperluan sertifikasi. Lakukan sebanyak minimal 3 ulangan (3 botol) dari lot yang sama.


Distribusi Benih


Dalam upaya penyediaan benih bermutu, Badan Litbang Pertanian terus berupaya menyediakan benih sumber untuk dikembangkan lebih lanjut oleh Balai Benih dan para penangkar benih. Balai Penelitian Tanaman Serealia, melalui Unit Produksi Benih Sumber (UPBS) telah memproduksi dan menyebarluaskan benih sumber ke seluruh Indonesia.


Selama periode 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun 2005-2009, UPBS Balitsereal telah mendistribusikan sebanyak 12.807,75 kg benih sumber untuk ditanam petani. Varietas yang terbanyak diminati petani yaitu Lamuru, dan selama 5 tahun terakhir telah mencapai volume 3.655 kg, menyusul Sukmaraga sejumlah 3.499 kg, Bisma sejumlah 2.134,75kg, Srikandi Kuning 2.038 kg, dan menyusul Srikandi Putih 710 kg.


Distribusi volume benih terbesar ialah pada propinsi Sulsel sejumlah 3.240 kg, menyusul Gorontalo 925 kg, Jawa Timur 875,2 kg, Sulteng 701 kg dan NTT sejumlah 595 kg.


Simak juga:



Sumber: M. Aqil dan Sania S (Balitsereal, 2011)



Sumber https://kabartani.com