Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Kiat Dan Cara Menyentuh Hati

Konten [Tampil]
Ada banyak diantara para da’i yang tidak mengetahui cara mengambil hati objek dakwah, padahal mereka mempunyai semangat tinggi untuk menyeru insan dalam kebaikan, sehingga banyak kesempatan berharga yang terbung sia-sia. Sebenarnya cara untuk memikat hati objek dakwah dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya umur, latar belakang pendidikan, dan tradisi.
Di dalam buku ini disebutkan bahwa salah satu metode dakwah yaitu dakwah fardiyah. Apa itu dakwah fardiyah? Yang dimaksud dengan dakwah fardiyah yaitu dakwah yang dilakukan secara personal. Dimana da’I mendakwahkan mad’u (objek dakwah) secara perorangan dan sesuai kebutuhan mad’u, alasannya setiap insan mempunyai abjad dan kondisi yang berbeda. Dakwah fardiyah berada dalam kondisi hening dan penuh cinta kasih, dakwah ini memperlihatkan kesempatan untuk saling memahami dan juga berdialog wacana pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu jwanya. Dalam dakwah fardiyah, sanggup dilakukan dengan atau tanpa kata-kata. Dakwah tanpa kata-kata berarti berdakwah melalui qudwah hasanah, keyakinan pada dakwah mirip ini akan melahirkan keyakinan pada fakta kasatmata dan realita yang nyata. Sedangkan dakwah melalui kata kata yaitu dakwah yang ada pada umumnya dalam memberikan nilai nilai islam.
Selanjutnya sehabis mengetahui bagaimana metode dakwah kita harus mengetahui bagaimana cara menggoda objek dakwah, Langkah awal dalam mengikat objek dakwah yang pertama, mengenal si objek dengan cara yang unik. Setiap orang tentu akan mersa bahagia jikalau dipanggil dengan namanya apalagi nama yang ia sukai. Kedua, sehabis tau namanya, cobalah memahami sifat dan karakteristik mad’u kita biar kita tidak salah dalam mengajaknya. Ketiga, barulah kita mengajaknya untuk sekedar mengobrol seputar islam kemudian mengajaknya kearah kebenaran.
Lalu siapa yang harus kita proritaskan dalam berdakwah? Dalam buku ini dijelaskan ada tiga karakteristik manusia. Yang pertama yaitu insan yang berprilaku dengan moral islamyah. Golongan inilah yang harus diutamakan alasannya mereka lebih bersahabat dengan dakwah kita, dan untuk mengajak mereka pun tidak banyak kesulitan. Kedua, insan yang berprilaku dengan moral asasiyah yaitu mereka yang tidak taat dalam beragama namun tidak pula terang terangan dalam bermaksiat. Golongan ini menempati posisi kedua. Ketiga, insan yang berprilaku dengan moral jahilyah, mereka bukan lah orang dari golongan pertama maupun kedua, mereka yang tidak perduli orang lain dan orang lain pun membenci mereka karna perangainya yang jelek. Golongan ini yang disebut rasulullah dalam hadisnya sebagai “sejelek buruk teman bergaul”. Golongan inilah yang menempat urutan terkhir dalam prioritas dakwah fardiyah.
Ada beberapa sarana-sarana dakwah yang sanggup kita tempuh, diantaranya ialah ucapkan salam kepadanya. Ucapan salam yang keluar hendaknya berasal dari  lubuk hati yang paling dalam dan disertai dengan rasa cinta. Dan ucapkan lah salam kepada semua orang, baik yang sudah dikenal ataupun orang-orang yang gres kita temui. Dengan begitu anda telah memasuki tahap awal dalam berdakwah. Kemudian ketika anda telah mengenalnya dan tidak menemukannya dalam waktu yang usang maka carilah. Ketika ia sakit maka jenguklah, dan lebih baik lagi dengan membawakan hadiah yang sesuai untuknya. Ketika ia mengundang maka penuhilah. Ketika ia bersin dan mengucapkan “hamdalah” maka jawablah. Dan ketika ia meninggal maka antarkanlah ketempat pemakamannya. Dan jikalau sebelumnya anda sanggup mengenal langsung orang yang telah meninggal dunia, maka ketika itu anda sanggup memakai kesempatan untuk berkenalan dengan keluarganya.
Tak hanya metode dakwah, penampilan seorang da’I pun juga kuat dalam dakwahnya. Cara bertutur kata dan penampilan seorang da’I akan menarik perhatian orang yang mendengar dan melihatnya. Penampilan dan moral yang baik  akan menciptakan orang yang  gres saja memandang menjadi tertarik dan simpati. Karena pada kenyataannya penampilan yang menarik itu sanggup berpengruh paada kekerabatan antar individu dan bahkan kekerabatan secara umum. Dan islam sebagai agama dakwah bagi seluruh umat insan dihentikan melewatkan hal ini dalam menggoda seseorang.
Kemudian ada dua sifat yang harus dimiliki seorang da’I biar dakwahya berhasil, yaitu mempunyai sifat cerdas dan bersih. Cerdas yang dimaksud yaitu cerdas akalnya, dimana ia bisa memandang segala sesuatu secara proporsional. Dan higienis yang dimaksud yaitu higienis hatinya, hati yang sanggup menyayangi dan menyayangi orang lain serta hati yang tidak bersuka ria diatas peneritaan orang lain.
Seperti sebuah bangunan, yang menjadi pondasi yaitu aqidah, yang menjadi tiang yaitu syariat, dan yang menjadi atap yaitu dakwah itu sendri. Diibaratkan mirip ini, ketika sebuh rumah tidak ada atap yang menutupinya maka akan bolong dan bocor sehingga banyak efek luar yang masuk, maka dari itu perlunya dakwah untuk menaungi atau menjadi penutupnya biar ada yang melindungi. Itulah alasan mengapa kita harus berdakwah. Namun ingat, dakwah akan terus berjalan dengan ada atau tidaknya kita dalam dakwah tersebut. Karena pada hakikatnya kita lah yang membutuhkan dakwah bukan dakwah yang membutuhkan kita. Dan teruntuk para da’I hendaklah gemar berkenalan dan menarik simpati, demikian itu biar diantara kaum muslimin saling mengenal,
Semoga Bermanfaat,,,Terima Kasih.

Sumber http://alifr0505.blogspot.com