√ Asi Dan Perempuan Muslimah
Konten [Tampil]
“Dan ibu- ibu hendaklah menyusui anak- anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna…” Demikian kutipan arti ayat Alquran surat Al Baqarah ayat 233.
Betapa terang dan gamblang tuntunan Al Alquran perihal cara merawat anak kita. Tanpa bicara data atau bukti ilmiah keajaiban Air Susu Ibu, Al Alquran telah memperlihatkan semenjak dahulu. Ketika kini banyak bukti ilmiah bermunculan perihal keajaiban Air Susu Ibu maka memperlihatkan ASI pribadi digalakkan kembali.
Maka, sebagai muslimah, mari kita mulai berpikir kembali, sudahkah ataukah bisakah kita memenuhi hak anak kita untuk mendapat ASI pribadi sebagaimana dituntun Alquran?
ASI yaitu masakan tepat bagi bayi gres lahir, selain itu, payudara perempuan memang berfungsi untuk menghasilkan ASI. (Chumbley, 2004). Sedangkan ASI pribadi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 pada Ayat 1 diterangkan “Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif yaitu ASI yang diberikan kepada bayi semenjak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan masakan atau minuman lain”
Ya, ASI yaitu masakan terbaik untuk setiap bayi gres lahir. Sungguh Allah SWT begitu tepat membuat manusia. Ketika janin mulai dibuat maka begitu pula makanannya mulai disiapkan. Segala perubahan yang terjadi dalam badan perempuan dikala hamil, semua yaitu satu paket tepat badan untuk menyiapkan perkembangan janin hingga dilahirkan ke dunia. Ketika janin mulai berkembang dalam rahim, maka otomatis payudara juga menyiapkan perlengkapan dan amunisi untuk memenuhi tugasnya memberi makan dikala bayi lahir.
Inilah yang sering luput dari aliran para calon ibu. Bahwa semua sudah dirancang sedemikian rupa dengan tepat oleh Sang Pencipta. Sehingga seringkali kita dengar alasan kenapa tidak menyusui yaitu alasannya ASI tidak keluar.
Sungguh suatu aliran yang salah besar dan akan memulai bulat setan sehingga ASI benar-benar tidak akan keluar. Pemikiran ini harus diluruskan biar bisa sukses memperlihatkan ASI eksklusif. Bahkan di kalangan tenaga kesehatan pun masih banyak yang belum memahami perihal cara kerja produksi ASI.
Seperti saya sampaikan sebelumnya bahwa semenjak janin berkembang, payudara disiapkan untuk menghasilkan ASI. Ketika bayi lahir, oleh efek hormon-hormon dan isapan bayi, maka ASI akan dikeluarkan. Prinsip produksi ASI yaitu “supply by demand”. Artinya produksi sesuai kebutuhan. Untuk memulai pengeluaran ASI dibutuhkan isapan bayi untuk merangsang hormon yang sanggup membuat ASI keluar.
Sesungguhnya ASI sudah tersimpan di payudara, tinggal dikeluarkan dikala di isap oleh bayi. Pada proses awal inilah yang sering membuat blunder untuk para ibu, terutama ibu muda atau gres pertama kali melahirkan. Kelelahan sehabis melahirkan, mendengar bayi menangis, akan memberi stress tersendiri untuk ibu baru. Karena kelelahan, stress dll seringkali menunda proses menyusui, sehingga bayi tidak bisa segera menghisap untuk memulai proses pengeluaran ASI.
Padahal hisapan pertama dan sesegera sehabis proses melahirkan akan memberi efek keberhasilan menyusui jangka panjang. Inilah yang disebut sebagai Inisiasi Menyusui Dini.
Kembali pada prinsip supply by demand, dikala bayi tidak menghisap, maka sinyal ke otak memberi tahu bahwa bayi tidak butuh ASI, sehingga ASI ditahan produksinya.
Ketika bayi menghisap pada awalnya ASI yang keluar gres sedikit. Ini juga seringkali disalahartikan sebagai ASI tidak keluar. Padahal jumlah yang sedikit itu sudah sesuai dengan kebutuhan bayi pada awal kehidupannya. Banyak yang belum mengetahui bahwa dikala bayi gres lahir, beliau masih mempunyai cadangan masakan dalam badan yang dibawa dari rahim. Dan ini bisa membuat bayi bertahan selama hampir 72 jam dg kondisi “kekurangan” makanan. Karena itulah jumlah ASI yang sedikit di awal kelahiran cukup untuk bayi. Pun lambung bayi masih seukuran kelereng yang bisa menampung ASI hanya sedikit sekali.
Karena dianggap ASI yang keluar “sedikit” maka ibu sudah merasa tidak bisa menyusui sehingga muncullah pilihan susu formula. Dengan munculnya susu formula maka bayi tidak diajari lagi untuk menghisap payudara. Sehingga sinyal ke otak pun memberitahu untuk mengurangi produksi ASI alasannya bayi tidak menghisap dianggap sebagai tidak perlu memberi makan bayi.
Inilah yang membuat bulat setan sehingga ASI benar-benar menjadi berkurang produksinya. ASI pada awal kelahiran sedikit dianggap sebagai tidak keluar ASI-nya sehingga bayi diberi susu formula. Ketika bayi tidak menghisap payudara maka otak merespon dengan mengurangi produksi, produksi semakin berkurang dan bayi semakin jarang menyusu alasannya diberi susu formula maka produksi ASI akan benar-benar berkurang.
Belum lagi bicara faktor stress yang sebelumnya sedikit saya singgung. Agar produksi ASI manis dan bisa keluar dengan lancar dibutuhkan suatu hormon tertentu. Hormone ini akan terhambat jikalau dalam kondisi stress. Karena itu menyusui harus dalam kondisi relaks, bahagia, tanpa tekanan dan enjoy. Dengan begitu produksi dan pengeluaran ASI akan lancar. Kurangnya pengetahuan, kurang pemahaman perihal proses menyusui niscaya akan menghipnotis psikis ibu. Menghadapi bayi menangis, yang sering diartikan sebagai “kelaparan” membuat ibu semakin stress. Padahal bayi menangis tidak melulu lapar lho. Bukankah komunikasi yang bisa dilakukan hanya menangis?
Makara sebaiknya jangan terburu-buru menyimpulkan bayi menangis alasannya lapar. Kepanasan, kedinginan, ingin di timang dll yaitu beberapa kondisi yang juga membuat bayi menangis.
Dengan mengetahui proses menyusui berjalan diharapkan ibu lebih rileks, lebih percaya diri untuk bisa memperlihatkan ASI pada anak. Ditambah dengan bayi sering menghisap payudara maka produksi ASI niscaya akan semakin banyak alasannya sinyal otak menangkap bahwa bayi perlu makan sehingga ASI semakin ditingkatkan produksinya.
Ya, menyusui, terutama di awal kelahiran, bisa dibilang perlu mental yang kuat, perlu kepercayaan diri yang tinggi. Dengan mempunyai pengetahuan, akan mempunyai kesiapan mental dan kepercayaan diri untuk bisa memperlihatkan ASI pada anaknya. Tentu dengan pertolongan lingkungan sekitar menyerupai suami dan orang tua/mertua. Diharapkan lingkungan bisa memberi pertolongan dan memberi suasana menyenangkan untuk bisa ibu menyusui anaknya.
Alangkah indahnya jikalau semua ibu bisa member ASI pada anaknya. Terutama kita sebagai muslimah. Bahwa menyusui telah di menjadi kewajiban kita sebagaimana dalam Surat Al-Baqarah ayat 233. Dengan menyusui kita tidak hanya memperlihatkan hak anak kita, tapi sekaligus melakukan kewajiban kita sebagai muslimah untuk mentaati petunjuk Allah aza wa jalla.
Sumber http://alifr0505.blogspot.com