√ Kisah Fantasi Dalam Bahasa Indonesia – Jenis, Struktur, Dan Contohnya
Cerita fantasi atau teks narasi ialah adalah jenis teks yang dibentuk berdasarkan imajinasi penulis berdasarkan pengalaman, pandangan, tafsiran, kecendikiaan, wawasan, dan penilaiannya terhadap aneka macam peristiwa. Peristiwa itu bisa saja pernah terjadi secara kasatmata ataupun hanya dalam imajinasi penulis saja. Kemudian, penulis mengungkapkannya kembali dengan memakai bahasa sebagai latnya berdasarkan kemampuan imajinasi dan keluasan wawasan pengetahuannya.
Sebagai salah satu jenis teks narasi, cerita
fantasi mempunyai beberapa ciri umum antara lain sebagai berikut.
1. Bersifat fiksi
Cerita fantasi bersifat fiktif atau bukan merupakan
kejadian nyata. Meskipun begitu, dongeng fantasi juga bisa diilhami dari
kejadian yang bergotong-royong atau kisah kasatmata hanya diberi bumbu fantasi.
2. Tema cerita
Cerita fantasi umumnya bertemakan magis,
supernatural atau futuristik. Dalam arti, dongeng fantasi umumnya mengungkapkan
hal-hal yang sifatnya magis, supernatural atau futuristik yang tidak ditemui di
dunia nyata.
3. Ide dongeng
Ide dongeng fantasi tidak dibatasi oleh realitas
atau kehidupan nyata. Dalam arti, ide dongeng yang diungkapkan penulis memiliki
imajinasi tanpa batas. Ide juga sanggup berupa irisan dunia kasatmata dan dunia hayal
yang diciptakan oleh penulis. Adapun ide dongeng bersifat sederhana tetapi mampu
untuk menitipkan pesan yang menarik.
4. Latar dongeng
Umumnya dongeng fantasi memakai berbagai
latar. Dalam arti, insiden yang dialami tokoh terjadi pada dua latar yaitu
latar yang masih ada dalam kehidupan sehari-hari dan latar yang tidak ada pada
kehidupan sehari-hari. Rangkaian peritiwa dongeng fantasi memakai berbagai
latar yang menerobos dimensi ruang dan waktu. Jalinan insiden pada dongeng fantasi
berpindah-pindah dari aneka macam latar yang melintasi ruang dan waktu.
5. Tokoh cerita
Tokoh dalam dongeng fantasi bersifat fiktif dan
memiliki tabiat serta karakteristik yang unik dan tidak ada dalam kehidupan
sehari-hari. Kerapkali, tokoh dalam dongeng fantasi digambarkan memiliki
kesaktian tertentu dan mengalami peritiwa yang misterius yang tidak terjadi di
dunia nyata. Di samping itu, tokoh dalam
cerita fantasi mengalami kejadian dalam aneka macam latar waktu dan latar tempat.
6. Bahasa
Bahasa yang dipakai dalam dongeng fantasi
biasanya mempunyai ciri kebahasaan sendiri sebagaimana halnya teks ulasan, teks
eksempulum, dan teks mekanisme dalam bahasa Indonesia. Adapun ciri kebahasaan cerita
fantasi ialah sebagai berikut.
- Menggunakan
kata ganti dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan menyerupai aku, dia, mereka, Ari, Yanti, dan lain-lain.
- Menggunakan
kata yang mencerap pencaindera untuk mendeskripsikan latar yakni latar waktu,
latar tempat, dan suasana. Misalnya : Tengah
malam bunyi mengerikan itu kembali terdengar. - Menggunakan
kata-kata yang bermakna kias dan makna khusus. Misalnya : Seketika matanya memerah menyerupai terbakar api sehabis meminum ramuan
itu. - Menggunakan
konjungsi atau kata sambung penanda urutan waktu menyerupai setelah itu, kemudian, sementara itu, bersamaan dengan itu, tiba-tiba,
ketika, sebelum, dan sebagainya. Tujuan digunakannya konjungsi atau kata
sambung penanda urutan waktu ialah untuk pertanda datangnya tokoh lain atau
perubahan latar baik latar suasana, waktu, dan tempat. Misalnya : Akhirnya Moni Sang Puteri berhasil bertemu dengan
Pangeran Rubi pujaannya dan menikah. - Menggunakan
kata atau ungkapan keterkejutan yang berfungsi untuk menggerakkan dongeng atau
memulai masalah. Misalnya : Tiba-tiba tikus besar itu datang. - Menggunakan
dialog atau kalimat eksklusif dalam cerita. Misalnya : “Larilah ke hutan! Naga itu mulai memporak porandakkan desa kita!”
Jenis
Terdapat beberapa jenis dongeng fantasi yang dibedakan berdasarkan latar dongeng dan kesesuaiannya dalam kehidupan nyata.
1. Latar cerita
Berdasarkan latar cerita, dongeng fantasi
dibedakan menjadi dua kategori yaitu latar lintas waktu masa lampau dan latar
waktu sezaman.
- Cerita fantasi latar lintas waktu ialah dongeng fantasi dengan
menggunakan dua latar waktu yang berbeda. Misalnya, masa sekarang dengan masa depan
atau masa sekarang dengan masa lalu. - Cerita fantasi latar waktu sezaman ialah dongeng fantasi dengan
menggunakan satu latar waktu saja, contohnya masa lalu, masa kini, atau masa
depan.
2. Kesesuaian dalam kehidupan nyata
Berdasarkan kesesuaian dalam kehidupan nyata,
cerita fantasi dibedakan menjadi dua kategori yaitu dongeng fantasi total dan
cerita fantasi sebagian (irisan).
- Cerita fantasi total ialah dongeng fantasi yang berisi
fantasi pengarang terhadap objek tertentu. Pada dongeng fantasi total, semua
yang terdapat di dalamnya tidak terjadi dalam kehidupan nyata. - Cerita fantasi irisan ialah dongeng fantasi yang
mengungkapkan fantasi tetapi masih memakai nama-nama, daerah atau peristiwa
yang pernah terjadi dalam kehidupan nyata.
Struktur
Sebagai salah satu jenis teks narasi, dongeng fantasi pun mempunyai struktur tersendiri yang mencakup orientasi, komplikasi, dan resolusi.
- Orientasi berisi pengenalan tokoh, latar,
watak tokoh, dan konflik. - Komplikasi berii kekerabatan lantaran akibat
sehingga muncul problem sampai problem itu memuncak. - Resolusi berisi penyelesaian maalah dari konflik yang
terjadi.
Contoh
Berikut ialah contoh dongeng fantasi singkat dalam bahasa Indonesia yang dikutip dari Wuflite Edisi 4 Tahun 2009.
Pembias Indah karya Ariez Sunjaya |
---|
Saat tak terdengar lagi, saya berani melihat. Tatkala masih terdengar, saya tak berani membalas pandangan itu. Bagiku sobat ialah harapan, menyerupai bumi mengharap hujan. Kuhindari tatapannya hanya untuk dia, sahabatku. Entah mungkin delusi benakku atau memang ada, cinta itu menyerupai terbias dari kelopaknya. Sungguh gusar perasaanku melihat tatapan kekasih sahabatku menuju padaku. Awalnya memang buruk, tak sehari pun kulewatkan dengannya tanpa berselisih paham. Dia pilih selatan saya pilih utara. Tak sedetik saya berharap ia bertukar dengan orang lain, tak sealur saya mencoba menangkap kebanggaan kosongnya. Sebagian dari itu mungkin saya memang tak suka padanya. Namun tak terelakkan lagi, ketika ini saya terbalik menghadap bumi. Mungkin perasaanku tertinggal di permukaannya. Berjuta perjuangan kulakukan untuk menghindari itu. Sungguh, benakku ta cukup besar lengan berkuasa untuk itu. Saat ini sudah lebih dari sebulan saya tak bertemu sapanya, bertemu perkataannya yang senonoh. Tak sanggup kusangkal, saya merindukannya. Tapi rindu itu kucegah. Batin yang memberontak kutahan. Sebenarnya apa yang jiwaku inginkan? Jawaban itu kutemukan di sebelah sahabatku. Sang sobat duduk dan menatapku getir. Oh, saya benar-benar sadar, siapa yang kucoba lindungi dari perasaan serba salah ini. Aku memang tak kuat, tapi perasaan iri itu sirna begitu saja. Tak setitik pun ingin mengganggu mereka. Repihan hati ini kubawa dengan sebersit peluh kepada pecahan jiwaku yang lain. Dia hanya memaksa saya untuk mengakui rasa. Tapi tetap kukatakan tidak. Meski ternyata jawabannya bukan itu, masih puluhan lembah nan jauh harus kutempuh untuk menemukannya. Kalau memang sang mentari mampu, saya akan mencoba bertamu. Jika saja bulan tertarik, saya akan ceritakan padanya. Namun gelombang besar dalam jiwa mengamuk, menghantam setiap celah perasaan untuk membukanya. Perang ini takkan sebentar usai. Justru menurutku gres saja dimulai. Jikalau memang terserat, suratan takdir akan kubaca. Namun jikalau mungkin bisa kuubah, kuharap yang terbaik. Ini ujian ketabahan. Berarti kesabaran akan berbuah kebaikan. Jauh dari itu semua, andaikan sanggup kutanyakan pada sang pembias cinta itu, akan saya tanyakan. Tapi sisi lain diriku berkata sebaliknya. “Dia tidak membiaskan apa-apa, hanya secercah sengit bagimu.” Inilah perang. Aku pun gusar dengan perkataan itu. Coba kusangkal tapi memang benar. Batinku yang satu berkata lagi, “benar, perasaannya sama denganmu.” Bingung tak terelakkan. Aku belum melewati satu lembah pun. Bahkan mungkin saya tersesat dalam rimba perasaanku sendiri. Rimba itu berliku-liku, namun tetap menuju satu arah, yaitu, “tidak.” Lalu seketika batinku berbisik, “Bukan itu, tapi lembah pikiran, mungkin di situ kau akan menemukannya.” Baralihlah saya mencari. Ternyata ini bukanlah soal perasaan, bukanlah soal cinta, tak benar soal romansa. Ini hanya tipu budi wangi sang pikiran, ia memang berilmu menyembunyinkan dirinya, meski toh saya menemukannya. Rakit berjulukan batinlah yang mengantarku, dan alhasil lembah nan jauh itu kutemukan ujungnya. Di sana tertulis : “Benak berada di bawah batin, sesuatu yang terpikirkan harus tersaring kepadanya, dank au harus mengetahui satu hal yang teramat terang yang memang kau sudah mengetahuinya sedari dulu. Aku hanya membenarkan lantaran itu memang benar. Dan saya akan menyelahkan jikalau itu memang tidak baik bagi bumi dalam dirimu … “ Tulisan itu terpotong seakan batinku yang lain menyembunyikannya, lantaran ia memang membenci sang pikiran. Lalu kutemukan di bawah genggaman si batin itu. Kubuka perlahan. Dan seratan itu persis menyerupai yang kuharapkan. “Waktu akan membuktikan. Jikalau bumi ini berguncang, salah satu yang menyelamatkanmu ialah sahabat. Dan tak sedikit sahabatmu yang mengajarimu berenang ketika pikiran terbanjiri masalah. Jadi, relakan ia untuk sahabatmu.” Seratan butut itu terlalu dalam merosok ke perasaanku, dan menyalakan kembali senyum wajahku. Aku siap menyambut kembali batinkeburukanku yang sedang termenung. Yah, waktu akan membuktikan betapa ia memang benar. “Aku sudah memilih,” ucapku pada sang pikrian. |
Demikianlah ulasan singkat perihal dongeng fantasi dalam bahasa Indonesia terkait dengan jenis, struktur, dan contohnya. Artikel lain yang sanggup dibaca di antaranya ialah contoh dongeng singkat, contoh novel fiksi, contoh prosa gres novel, contoh dongeng novel, contoh novel singkat, jenis-jenis novel, perbedaan cerpen dan novel, contoh roman singkat, contoh cerpen alur mundur, contoh cerpen alur campuran, contoh cerpen singkat perihal lingkungan alam, contoh cerpen pendek, contoh alur dongeng dalam cerpen, serta contoh cerpen singkat beserta strukturnya. Semoga bermanfaat. Terima kasih.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com