√ 22 Nama Kerajaan Di Indonesia Dan Sejarahnya Lengkap
22 Nama Kerajaan di Indonesia dan Sejarahnya Lengkap – Kita kini hidup dizaman yang sudah modern dengan negara yang sudah merdeka. Tahukah kalian bahwa dulu jauh sebelum Indonesia mengalami kemerdekaan, ada banyak kerajaan-kerajaan yang berada di tanah air kita. Kerajaan-kerajaan tersebut menjadi sebuah kisah dan menjadi jalan lahirnya kemerdekaan Indonesia. Untuk itu sebagai warga negara yang baik, tidak ada salahnya jikalau kita menghormatinya dengan mengetahui apa saja kerajaan di Indonesia yang ada pada ketika itu.
Daftar Isi
- 1 22 Nama Kerajaan di Indonesia dan Sejarahnya Lengkap
- 1.1 1. Kerajaan Kutai
- 1.2 2. Kerajaan Tarumanegara
- 1.3 3. Kerajaan Kaling
- 1.4 4. Kerajaan Sriwijaya
- 1.5 5. Kerajaan Melayu
- 1.6 6. Kerajaan Mataram Hindu
- 1.7 7. Kerajaan Wangsa Isyana
- 1.8 8. Kerajaan Kediri
- 1.9 9. Kerajaan Bali
- 1.10 10. Kerajaan Singasari
- 1.11 11. Kerajaan Majapahit
- 1.12 12. Kerajaan Samudra Pasai
- 1.13 13. Kerajaan Demak
- 1.14 14. Kerajaan Pajang
- 1.15 15. Kerajaan Mataram Islam
- 1.16 16. Kerajaan Banten
- 1.17 17. Kerajaan Malaka
- 1.18 18. Kerajaan Aceh
- 1.19 19. Kerajaan Ternate
- 1.20 20. Kerajaan Tidore
- 1.21 21. Kerajaan Makasar
- 1.22 22. Kerajaan Banjar
22 Nama Kerajaan di Indonesia dan Sejarahnya Lengkap
Mari kita bahas mulai dari kerajaan yang paling renta terlebih dahulu.
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu yang tertua di Indonesia. Kerajaan ini didirikan pada tahun 400 M, di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Raja-raja yang memerintah adalah:
- Kudungga (raja pertama).
- Aswawarman.
- Mulawarman.
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu, didirikan pada tahun 450 M di Jawa Barat. Raja yang memerintah ialah Purnawarman.
3. Kerajaan Kaling
Kerajaan Kaling didirikan pada tahun 674 di Jawa Tengah. Raja yang memerintah ialah Ratu Sima. Beliau menghendaki semoga rakyatnya benar-benar menjadi orang yang jujur. Pendeta yang populer ialah Jhanabhadra.
4. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya didirikan pada kurun ke-7 di Sumatra (Kerajaan Budha). Guru agama Budha yang populer ialah Sakyakirti. Raja-raja yang memerintah adalah:
- Sri Jayanaga.
- Balaputradewa
- Sri Sangrawijayatunggawarman.
Sebab-sebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya, antara lain:
- Serangan Raja Colamandala dari India.
- Serangan Raja Kertanegara dari Singasari.
5. Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu bangun hampir bersamaan dengan Kerajaan Sriwijaya, tetapi pada tahun 692 kerajaan ini telah dikuasai Sriwijaya.
6. Kerajaan Mataram Hindu
Kerajaan Mataram Hindu bangun di Jawa Tengah dengan ibukota Medang Kamulan. Raja-raja yang memerintah adalah:
- Sanna.
- Sanjaya, bergelar Rakai Mataram Ratu Sanjaya.
- Rakai Panangkaran, bergelar Syailendra Sri Maharaja Dyah Pancapana Rakai Panangkarana.
Setelah pemerintahan Rakai Panangkaran, Mataram pecah menjadi dua. Sebagian memeluk agama Budha, sebagian memeluk agama Hindu. Syailendra Budha berkuasa di Jawa Tengah Selatan, Syailendra Hindu berkuasa di sekitar pegunungan Dieng. Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, Mataram dipersatukan kembali.
Raja-raja selanjutnya ialah :
- Rakai Pikatan.
- Balitung, bergelar Rakai Watukura.
- Daksa.
- Tulodong.
- Wawa.
- Empu Sendok.
7. Kerajaan Wangsa Isyana
Empu Sendok memindahkan sentra pemerintahan Syailendra ke Jawa Timur pada tahun 929, lalu membentuk wangsa gres yaitu Wangsa Isyana. Raja-raja yang memerintah adalah:
- Empu Sendok bergelar Maharaja Rake Hino Sri Isyana Wikramadharmotunggadewa.
- Sri Isyanatunggawijaya.
- Makutawangsawardhana.
- Dharmawangsa, bergelar Sri Dharmawangsa Teguh Anantawikramatunggadewa.
- Airlangga, bergelar Sri Maharaja Rake Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa.
Tahun 1401 Kerajaan Kahuripan dibagi menjadi 2 (tugas pembagian diserahkan kepada Empu Bharada), yaitu:
- Jenggala atau Singasari, dengan ibukota di Kahuripan.
- Panjalu atau Kediri, denagn ibukota di Daha.
8. Kerajaan Kediri
Kerajaan Jenggala diperintah oleh Raja Mapanji Garasakan. Kerajaan Kediri diperintah Raja Sri Samarawijaya. Perebutan kekuasaan antara Jenggala dan Kediri berlangsung hingga tahun 1502. Selanjutnya selama lebih kurang setengah kurun kedua kerajaan tersebut tidak disebut-sebut lagi dalam sejarah.
Tahun 1117 kerajaan ini tampil lagi dengan rajanya:
- Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Kameswara.
- Jayabhaya, bergelar Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya.
Masa ini, kitab Bharatayudha digubah oleh Empu Sedah dan dilanjutkan oleh Empu Panuluh (Empu Sedah meninggal sebelum kitabnya selesai). Empu Panuluh juga menulis buku Hariwangsa dan Gatutkacasraya.
- Sri Aryeswara.
- Kameswara, bergelar Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawarata.
Pujangga yang populer pada masa itu ialah:
- Empu Tanakung, dengan hasil karyanya Werasancaya dan Lubdaka.
- Empu Darmaja, dengan hasil karyanya Smaradhahana.
Kerajaan Kediri tamat riwayatnya pada tahun 1222, lantaran ditaklukan oleh Ken Arok.
9. Kerajaan Bali
Raja-raja Wangsa Warmadewa. Salah satu wangsa yang populer memerintah di Bali ialah wangsa Warmadewa.
Rajanya yang populer adalah:
- Sri Candrabhayasingka Warmadewa.
- Udayana, bergelar Dharmoyana Warmadewa.
Udayana berputra 3 orang, yaitu: pertama Airlangga, yang menjadi menantu Raja Dharmawangsa dan lalu menjadi raja di Kahuripan (kerajaan wangsa Isyana). Kedua, Marataka, yang menggantikan Udayana (tetapi tidak terkenal). Ketiga, Anak Wungsu, yang menggantikan tahta Marataka, tahun 1049.
Dari pemerintahan Anak Wungsu ditinggalkan 28 buah Prasasti Singkat, yang antara lain ditemukan di Gua Gajah, gunung Kawi (Tampak Siring), Gunung Panulisan, dan Sangit.
Raja-raja lain di Bali
Sesudah pemerintahan wangsa Warmadewa, Pulau Bali diperintah oleh raja-raja lain yang berganti-ganti, yang populer di antaranya:
- Jayasakti, memiliki kitab Undang-undang yaitu Uttara Widhi Balawan dan Rajawacana (tahun 1133 – 1150).
- Jayapangus, memakai kitab Undang-undang Manawasasanadharma (1117 – 1181).
Tahun 1284 Kerajaan Bali ditaklukan oleh Kertanegara dari Singasari.
10. Kerajaan Singasari
Riwayat dan pemerintahan Ken Arok serta raja-raja Singasari terdapat dalam buku Pararaton dan Negarakertagama.
Raja-raja yang memerintah adalah:
- Ken Arok, sesudah membunuh Akuwu Tumapel dan Tunggul Ametung, menaklukan Kerajaan Kediri tahun 1222 di Ganter. Ken Arok sebagai pendiri dan raja pertama di Singasari bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi, lalu keturunannya populer dengan sebutan wangsa Rajasa.
- Anusapati (anak Tunggul Ametung – Ken Dedes) sesudah membunuh Ken Arok (ayah tirinya), dengan menyuruh seorang pengalasan (budak).
Tohjaya (anak Ken Arok dan Ken Umang), sesudah membunuh Anusapati. Tahun 1248 timbul pemberontakan yang dilancarkan oleh Ranggawuni (anak Anusapati) dan Mahisa Campaka (anak Mahisa Wonga Teleng atau cucu Ken Arok – Ken Dedes). - Ranggawuni bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana 1248 – 1268. Wisnuwardhana memerintah Singasari tolong-menolong Mahisa Campaka sebagai Ratu Anggabhaya yaitu pejabat tinggi yang bertugas menanggulangi ancaman yang mengancam kerajaan, gelarnya Narasinghamurti.
- Kertanegara bergelar Sri Maharajadhiraja Sri Kertanegara (tahun 1269 – 1292), merupakan Raja Singasari yang terbesar. Tahun 1275 dikirimnya ekspedisi Pamalayu. Daerah-daerah yang ditaklukannya antara lain Bali, Pahang, Sunda, Bakulapura (Kalimantan Barat Daya) dan Gurun (Maluku) serta mengadakan relasi persahabatan dengan Jaya-singhawarman Raja Campa. Tahun 1292 ditaklukan oleh Jayakatwang dari Kediri.
11. Kerajaan Majapahit
Kertarajasa Jayawardhana (1292 – 1309)
Didirikan oleh Raden Wijaya (anak Lembu Tai atau cucu Mahisa Campaka) pada tahun 1292 sesudah memperdayai bala tentara Kubilai Khan dari Cina yang bermaksud menghukum Raja Jawa yang telah menghina utusannya yaitu Meng Ki pada masa pemerintahan Kertanegara di Singasari.
Karena Kertanegara telah dihancurkan oleh Jayakatwang dari Kediri maka bala tentara Kubilai Khan menghancurkan Kediri, yang selanjutnya atas siasat Raden Wijaya dibantu oleh Arya Wiraraja, bala tentara Cina sanggup dihancurkan oleh Raden Wijaya. Akhirnya Raden Wijaya menjadi Raja Majapahit pertama dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.
Raden Wijaya memperistri 4 orang putri Kertanegara, yaitu:
- Tribhuwana sebagai permaisuri.
- Gayatri, yang lalu menurunkan raja-raja Majapahit.
- Narendraduhita.
- Prajnaparamita.
Tahun 1309 Raja Kertarajasa wafat, meninggalkan 3 orang putra:
- Jayanegara (dari permaisuri).
- Sri Gitarja (dari Gayatri) lalu menjadi Bhre Kahuripan.
- Dyah Wiyat (dari Gayatri) lalu menjadi Bhre Daha.
Sri Jayanegara (1309 – 1328)
Jayanegara menggantikan ayahandanya dengan gelar Sri Jayanegara. Timbul pemberontakan, yaitu:
- Pemberontakan Ranggalawe dari Tuban.
- Pemberontakan Sora pada tahun 1311.
- Pemberontakan Nambi pada tahun 1316,
- Pemberontakan Kuti pada tahun 1319, ibukota Majapahit berhasil diduduki dan Raja Jayanegara mengungsi ke Desa Bedander dikawal oleh 15 orang pengawal setia (pasukan Bhayangkari) di bawah pimpinan Gajah Mada. Atas perjuangan Gajah Mada ibukota sanggup direbut kembali, dan kembali Sri Jayanegara bertahta. Atas jasanya Gajah Mada diangkat menjadi Patih Kahuripan dan lalu Kediri.
Dalam pemerintahannya Raja Jayanegara memakai lambang Minadwaya (dua ekor ikan).
Tribhuwana (1328 – 1350)
Jayanegara wafat tidak meninggalkan putra. Maka Gayatri atau Rajapatni berhak menjadi raja. Karena Gayatri telah menjadi bhiksuni (pendeta agama Budha), maka diwakilkan kepada Sri Gitarja, Bhre Kahuripan yang bergelar Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhana.
Timbul Pemberontakan Sadeng, yang sanggup dipadamkan oleh Gajah Mada, lantaran jasanya pada tahun 1331 Gajah Mada diangkat menjadi perdana menteri, yang pada ketika pelantikannya mengucapkan Sumpah Palapa.
Tahun 1350 Gayatri atau Rajapatni wafat, Tribhuwana yang mewakilkannya menyerahkan kekuasaannya pada anaknya yang berjulukan Hayam Wuruk.
Rajasanegara (1350 – 1389)
Hayam Wuruk naik tahta pada usia 16 tahun, bergelar Rajasanegara, merupakan raja terbesar dalam sejarah Majapahit dengan Gajah Mada sebagai Mahapatih.
Kekuasaannya mencakup seluruh Kepulauan Nusantara, bahkan masih ditambah dengan Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Melayu.
Karya sastra yang populer di antaranya:
- Negarakertagama karya Empu Prapanca.
- Sutasoma atau Purusadashanta dan Arjunawijaya karya Empu Tantular.
Tahun 1364 Gajah Mada wafat, kedudukannya diganti oleh 4 orang menteri. Tahun 1389 Hayam Wuruk wafat.
Wikramawardhana (1389 – 1429)
Raja Hayam Wuruk dengan permaisuri hanya memiliki seorang putri yaitu Kusumawardhani yang selanjutnya memerintah bersama suaminya Wikramawardhana yang masih saudara sepupunya. Bhre Wirabumi, anak dari selir diberi kekuasaan memerintah daerah Blambangan, merasa tidak puas dan merasa lebih berhak atas tahta Majapahit. Tahun 1401 – 1406 timbul perang saudara antara Bhre Wirabumi dan Wikramawardhana, Bhre Wirabumi gugur (Perang Paregreg). Tahun 1429 Wikramawardhana wafat, Majapahit telah menjadi kerajaan kecil jawaban dari satu persatu daerahnya melepaskan diri.
Tahun 1478 Bhatara Prabu Girindrawardhana raja Daha merebut Majapahit dari Raja Kertabumi (Raja Majapahit yang terakhir).
12. Kerajaan Samudra Pasai
Samudra pasai yaitu kerjaan Islam Nusantara yang pertama. Terletak di Aceh Utara (sekarang masuk dalm kabupaten Lhosumawe) bangun di kurun 13.
Raja-Raja nya adalah
- Sultan Malik al saleh , yahun 635 Hijriah atau 1297 Masehi
- Sultan Muhammad bergelar Sultan Malik al Tahir
13. Kerajaan Demak
Raden Patah (± 1500 – 1518)
Pada awal 1500 seorang Bupati Demak yang memeluk agama Islam, yaitu Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit. Dibantu para ulama Raden Patah mendirikan Kerjaan Demak. Selanjutnya Demak berubah menjadi sentra perkembangan Islam. Tahun 1511 relasi Demak dengan Malaka terputus lantaran Malakan dikuasai oleh Portugis. Tahun 1513 armada Demak dibawah pimpinan Unus menyerang Malaka tetapi gagal
Pati Unus (1518 – 1521)
Patu Unus dikenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor , hanya tiga tahun menjadi Raja.
Sultan Trenggana (1521-1546)
Sultan trenggana yaitu menantu Pati Unus. Tahun 1522 mempercayai seorang ulama dari Pasai (Faletehan) untuk memimpin armada Demak merebut Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon dari Pajajaran.
Tahun 1546 Sultan Trenggana gugur dalam usahanya menakluk- kan Pasuruan. Setelah itu timbul kudeta antara Sunan Prawata (pytra sUlung Sultan Trenggana) dengan Pangeran Sekar (adik Sultan Trenggana). Sunan Prawata naik tahta sesudah membunuh Pangeran Sekar, tak usang lalu Sunan Prawata dibunuh oleh Arya Penangsang (anak Pangeran Sekar),
14. Kerajaan Pajang
Jaka Tingkir (menantu Sultan Trenggana), berhasil membinasakan Arya Penangsang atas dukungan Kyai Ageng Pemanahan. Jaka tingkir naik tahta bergelar Adiwijaya dan memindahkan sentra Kerajaan Demak ke Pajang.
Kerajaan Pajang tidak usang berdiri. Setelah Sultan Adiwijaya wafat terjadi perebutan kekuasaan. Arya Pangiri (anak Sunan Prawata) mencoba merebut, digagalkan Pangeran Benawa (anak Sultan Adiwijaya) dibantu Sutawijaya (anak Kyai Ageng Pemanahan). Pangeran Benawa merasa tidak sanggup menggantikan ayahandanya, maka menyerahkan kekuasaan kepada Sutawijaya, yang lalu memindahkan sentra pemerintahan ke Mataram.
15. Kerajaan Mataram Islam
Sutawijaya lebih dikenal dengan Pahembahan Senapati. Panembahan Senapati wafat tahun 1601.
16. Kerajaan Banten
Setelah Faletehan merebut Banten. Sunda Kelapa, dan Cirebon, maka dialah yang menguasainya. Karena di demak timbul perebutan , kekuasaan maka pada tahun 1522 Fafetehan menyerahkan Banten kepada putranya Hasanuddin sebagai raja Banten yang pertama dan Faletehan memusatkan perhatiannya pada agama Islam di Gunung Jati, Cirebon.
Raja-raja yang lain adalah:
- PangeranYusuf(1570).
- Maulana Muhammad (baru berusia 9 tahun), tahun 1596 gugur dalam usahanya menyerang Palembang.
- Abdulmufakir (baruberusia 5 tahun), pemerintahan dikendalikan oleh Mangkubumi Jayanegara.
17. Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka tidak terletak di tempat Nusantara.
Raja-raja yang lain adalah:
- Paramisora, peiarian dari Majapahit, yang telah masuk Islam berganti nama Sultan Iskandar Syah.
- Sultan Mansyur Syah.
- Sultan Mahmud Syah.
Tahun 1511, Malaka jatuhketanganPortugis.
18. Kerajaan Aceh
Pada awal kurun 16 masih merupakan kerajaan kecil, di bawah | kekuasaan Kerajaan Pedir.
Raja-rajanya adalah:
- Sultan Ibrahim, Aceh melepaskan diri dari Kerajaan Pedir. Aceh semakin maju lantaran Malaka dikuasai Portugis, sehingga pedagang Islam dari Arab dan Gujarat mengalihkan perdagangannya ke Aceh.
- Sultan Iskandar Muda (1607 -1639). Pada pemerintahannya Acehmencapai puncak kejayaannya.
19. Kerajaan Ternate
Berdiri kira-kira kurun ke-13 Abad 14 Ternate menjadi kerajaan Islam Masa pemerintahan Sultan Baabullah Ternate mencapai puncak kejayaan. Tahun 1575 Sultan Baabullah mengusir Portugis dari Maluku. Baabullah bergelar yang dipertuan di 72 pulau, meluaskan daerahnya hingga Filipina.
20. Kerajaan Tidore
Merupakan kerajaan Islam di Maluku. Sempat diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, untuk berselisih dengan Kerman Ternate, tetapi berbalik kembali bahkan tolong-menolong mengusir bangsa Portugis dari Maluku. Rajanya yang populer yaitu Sultan Nuku, yang gigih berjuang mengusir Belanda. Wilayahnya mencakup Halmahera, Seram, Kai, hingga Papua.
21. Kerajaan Makasar
Pada kurun ke 16 di Sulawesi Selatan terdapat dua kerajaan. yaitu Goa dan Tailo. Kedua kerajaan itu bersatu dengan nama Goa-Tailo atau Makasar dengan ibukota Sombaopu, sebagai kerajaan Islam pertama di Sulawesi.
Raja-rajanya ialah:
- Raja Goa Daeng Manribia dengan gelar Sultan Alaudin.
- Mangkubuninya yaitu raja Tailo Karaeng Matoaya bergelar SultanAbdullah.
- Sultan Hasanuddin. masa pemerintahannya mencapai puncak kejayaan.
22. Kerajaan Banjar
Dengan dukungan Kerajaan Demak, kurun ke-16 Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan menaklukkan Daha (sebuah kerajaan di pedalaman Kalimantan). Banjar yaitu kerajaan Islam, dengan rajanya Raden Samudra yang telah masuk Islam berganti nama Sultan Suryanullah.
Jadi itulah itulah nama-nama kerajaan di Indonesia yang sanggup kita pelajari dalam artikel 22 Nama Kerajaan di Indonesia dan Sejarahnya Lengkap. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua, terimakasih sudah menyimak materi ini hingga habis.
Sumber http://www.seputarpengetahuan.co.id