√ Tips For Writing Drama Scripts (Play Scripts)
Tips for Writing Drama Scripts (Play Scripts)
Menulis
sebuah naskah drama tidaklah gampang bagi sebagian orang, terutama bagi pemula.
Naskah drama bukanlah ibarat goresan pena – goresan pena formal atau akademik yang
memerlukan hukum penulisan baku, namun lebih memakai bahasa sehari – hari
agar terlihat lebih natural dan nyata. Oleh alasannya itu, sobat – sobat perlu
mengetahui beberapa hal semoga goresan pena naskah kalian sanggup terdengar lebih nyata.
Berikut ini ialah tips for writing drama
scripts (play scripts).
1) Grab the audience’s attention
Jangan
ambil waktu yang usang untuk memulai agresi utama dari sebuah dramamu. Beberapa
drama mungkin mempunyai pembukaan yang menarik, namun tidak semua drama tersebut
memiliki jalan dongeng yang anggun sampai ke bab akhir. Beberapa drama banyak
yang ibarat novel dan memakai narasi dongeng yang terllau banyak. Sebuah
alur dongeng yang anggun akan menciptakan para
penonton menyimak dongeng mu, apakah dongeng yang kau tulis perihal tragedi,
komedi, atau yang lainnya.
2) Make sure the structure keeps the audience listening
Pikirkan
tentang bab awal, tengah, dan simpulan dari ceritamu. Pikirkan juga perihal apa
yang akan menarik perhatian penonton di bab awal dongeng (sekitar 10 halaman
pertama di naskah cerita) dan kenapa mereka sanggup tertarik. Lalu, pertimbangkan
tentang bagaimana situasi di ceritamu berkembang dan berubah sepanjang bagian
tengah dongeng (bagian konflik), dan bagaimana konflik tersebut diselesaikan
dalam bab resolusi (bagian simpulan cerita). Kamu perlu untuk mengecek apakah
alur ceritamu itu gampang ditebak atau tidak. Para penonton akan tertarik
menonton drama mu jikalau kau menciptakan mereka penasaran. Oleh alasannya itu,
tambahkanlah beberapa elemen yang sanggup menciptakan para penonton terkejut dan
penasaran sepanjang drama sehingga mereka akan menonton sampai akhir.
3) Vary the length of your scenes
Setiap
adegan dalam dongeng drama mu sanggup mempunyai panjang waktu yang berbeda. Namun
begitu, jangan buat satu adegan dengan waktu yang terlalu panjang. Sebaiknya
satu adegan mempunyai panjang waktu yang tidak terlalu panjang atau terlalu
pendek, namun sudah menciptakan penonton mengerti apa yang ditampilkan dan sudah
terdapat penghubung untuk menguhubungkan dengan adegan berikutnya.
4) Express your characters between dialogue and
interaction
Jika kau ingin mempunyai satu huruf utama, pikirkan perihal bagaimana kau sanggup mengekspresikan huruf tersebut memlalui sebuah obrolan dan interaksi dengan huruf lainnya, daripada kau harus menciptakan huruf tersebut berbicara perihal dirinya sendiri untuk beberapa waktu (monologue). Sebagai contoh, Kevin ialah huruf utama yang mempunyai hubungan yang rumit dengan ibunya. Kamu sebaiknya menulis / mendeskripsikan sebuah adegan dimana Kevin dan ibunya saling beradu argumen, daripada menciptakan Kevin bernarasi (berbicara panjang lebar menjelaskan bahwa ia mempunyai hubungan yang rumit dengan ibunya). Dengan cara yang sama juga, kau sanggup menunjukkan beberapa agresi daripada harus bernarasi alasannya dengan menampilkan aksi, dongeng mu lebih terlihat faktual dan menarik. Selain itu, jangan buat kataktermu berbincang dengan huruf lain perihal info yang sudah mereka tahu, alasannya hal ini akan menciptakan penonton bosan.
data-ad-client="ca-pub-9290406911233137"
data-ad-slot="2698768695">
5) Get under the skin of your characters
Salah
satu cara semoga kita sanggup menulis naskah drama dengan baik ialah dengan
memahami satu per satu huruf yang kita tulis. Perdalam bagaimana perilaku
dan sifat dari huruf tersebut sehingga dongeng yang kau buat akan lebih
terasa faktual dan hidup. Ingatlah bahwa setiap huruf pastilah mempunyai sifat
yang berbeda layaknya di dunia nyata. Oleh alasannya itu, jangan menulis semua
karakter dengan sifat yang sama.
6) Use the four building blocks – speech, sound effects,
music and silence
Saat
kita menulis sebuah naskah drama, kita tidak hanya memikirkan alur dongeng dan
bagaimana kita berbagi obrolan dan jalan ceritanya. Namun, kita juga harus
memikirkan perihal jenis pengaruh bunyi dan musik apa yang akan ditampilkan dan
pada bab mana (adegan keberapa). Selain itu, kita tidak harus selalu
menambahkan pengaruh bunyi dan musik. Ada kalanya beberapa adegan membutuhkan
keheningan semoga dongeng yang ditampilkan lebih mengena ke para penonton.
7) Write something that is personal to you
Pikirkan
apa yang ingin kau ceritakan kepada dunia. Kenapa dongeng drama yang kau tulis
tersebut perlu untuk dibentuk menjadi sebuah pertunjukkan? Tulislah beberapa hal
tentang dirimu, perihal dunia yang kau tahu, khususnya perihal ceritamu. Ini
adalah kesempatanmu untuk menuliskan perihal apa yang ada dipikiranmu dan apa
yang penting bagimu. Atau kau juga sanggup menuliskan perihal bagaimana kamu
akan menceritakann / mempertunjukkan ceritamu tersebut, apa yang menarik dari
ceritamu, apa yang akan penonton rasakan ketika menonton drama pertunjukkan
tersebut. Sebuah drama yang anggun ialah tidak hanya mengandung satu ide
sederhana, namun perihal apa yang terjadi ketika dua pandangan gres disatukan.
8) Enjoy writing your play
Saat
kamu menulis naskah dongeng drama, menulislah dengan sepenuh hati. Jangan mulai
menulis dongeng jikalau kau masih dalam mood yang tidak baik alasannya hal tersebut
akan sanggup menghipnotis ceritamu. Saat kau dalam keadaan santai, kau akan
dapat menulis dengan baik dan kau akan mengingat apa yang akan kau tulis
dalam ceritamu. Menulis dengan santai juga akan menciptakan ceritamu lebih nyata
dan lebih natural alasannya kau mempunyai pikiran yang damai ketika menulis
ceritamu.
Demikianlah
tips for writing drama scripts (play
scripts). Semoga beberapa tips di atas sanggup membantu sobat – sobat menulis
dengan lebih baik, terutama dalam penulisan naskah drama. Good luck!
Sumber https://www.kakakpintar.id