√ 4 Film Maudy Ayunda Terbaik Garapan Sutradara Kondang Hanung Bramantyo
Maudy Ayunda, perempuan kelahiran 19 Desember 1994 ini mulai melejit karirnya ketika membintangi film “Perahu Kertas” garapan sutradara Hanung Bramantyo. Lewat sekuel film tersebut nama Maudy Ayunda mulai dipertimbangkan sebagai jajaran aktris multitalent di dunia hiburan. Bagaimana tidak, selain jago akting Maudy juga jago bernyanyi dan memainkan aneka macam jenis alat musik. Bakat menyanyinya dibuktikan dengan mengisi soundtrack film nya sendiri lewat singel dengan judul yang sama “Perahu Kertas” dan “Tahu Diri”. Tak hanya itu, beberapa jajaran film Maudy Ayunda lainnya juga terbilang sukses di kancah perfilman tanah air.
Mengawali debut di dunia layar lebar, film Maudy Ayunda yang pertama ialah “Untuk Rena” pada tahun 2005. Disusul dengan film “Sang Pemimpi” pada tahun 2009, dalam film tersebut Maudy berperan sebagai gadis Melayu berjulukan Zakiah Nurmala. Selain itu masih banyak film Maudy Ayunda lainnya menyerupai “Rumah Tanpa Jendela”, “Malaikat Tanpa Sayap”, dan “Refrain”.
Film Maudy Ayunda Terbaik
Karena akting nya yang mumpuni di “Perahu Kertas”, Maudy menyerupai sudah dipercaya oleh Hanung Bramantyo untuk kembali bermain dalam beberapa film garapannya. Hal ini dibuktikan dengan empat film Maudy Ayunda terbaik hasil garapan Hanung Bramantyo di bawah ini:
1. “2014” – Siapa Di Atas Presiden (2015)
Film ini bercerita ihwal picik dan kotornya dunia politik, ihwal Ricky Baskoro (Rizky Nazar) yang tidak pernah oke dengan langkah-langkah yang diambil Ayahnya, Bagas Notolegowo (Ray Sahetapy) yang mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia. Bagi Ricky politik bisa menciptakan orang berkuasa, namun bisa juga menyeretnya pada kegelapan. Hubungan Ricky dan sang Ayah menjadi renggang alasannya ialah tidak sepaham.
Seiring panasnya persaingan, Bagas bisa mengungguli lawan-lawannya yaitu Faisal Abdul Hamid (Rudy Salam) dan Syamsul Triadi (Akri Patrio). Misinya untuk membersihkan Indonesia dari korupsi sejalan dengan keinginan rakyat. Ini menciptakan pihak-pihak tertentu tidak nyaman, lantas muncul bisikan-bisikan jahat untuk menjatuhkan Bagas. Tejadi permainan politik, Bagas dijebak dan diseret dalam kasus kriminal tertuduh sebagai tersangka. Untuk tetap bisa melanjutkan karirnya di dunia politik, Bagas harus bisa menunjukan bahwa dirinya tidak bersalah.
Diam-diam Ricky berusaha menulusuri kasus yang menimpa Ayahnya tersebut. Upaya ini mempertemukan Ricky dengan Krishna Dorojatun (Donny Damara), seorang pengacara terbaik di Indonesia, yang belum pernah kalah di meja hijau satu kali pun. Ricky meminta tolong Krishna untuk menolong ayahnya. Laras (Maudy Ayunda), anak Krishna, tertarik pada kegigihan Ricky dan memutuskan ikut membantu Ricky menyelidiki kasus tersebut.
Kerasnya dunia politik menciptakan Ricky sadar bahwa lawannya bukan hanya satu dua orang yang sekadar mencari untung. Siapa mereka? Sebagaimana pertanyaan Ricky pada Krishna, “Siapa pemerintah (presiden)?” Dan ketika Krishna menjawab “lebih tinggi lagi,” siapa bekerjsama yang ada di benak Krishna? Siapa di atas Presiden?
2. Perahu Kertas (2012)
Kisah ihwal Kugy (Maudy Ayunda), gadis unik dan esentrik yang mempunyai dunia imajinasinya sendiri. Kugy menganggap dirinya sebagai distributor neptunus yang dikirim ke dunia untuk memberikan kisah hidup yang ia lalui dengan menuangkannya dalam bentuk goresan pena di sebuah kertas. Dan kemudian kertas tersebut dilipatnya menjadi bahtera untuk dilepaskan di sungai atau di bahari lepas.
Kugy yang terpisah sekian tahun lamanya dari sobat kecilnya Noni karenanya bisa bersama lagi. Mereka akan memulai kuliah bersama di Bandung. Pacar Noni, Eko juga akan reuni lagi dengan sepupunya Keenan. Tak butuh waktu lama, keempatnya menjadi dekat dan Kugy meresmikan kelompok persahabatan mereka dengan nama Pura-Pura Ninja.
Dari pertemuan itulah awal kisah mimpi Kugy dimulai, mimpi yang selama ini berdasarkan sebagian orang tidak realistis dan tak mungkin diwujudkan, yaitu menjadi hebat dongeng. Keenan (Adipati Dolken), anak insan yang jago dan hobi melukis. Jiwa menggambar sudah terpatri dalam diri Keenan semenjak kecil. Hadirnya Keenan menciptakan dunia dongeng Kugy yang tadinya hanya berbentuk goresan pena seakan-akan menjadi hidup. Keenan lah yang mendeskripsikan setiap huruf yang ada di dalam kisah dongeng karangan Kugy menjadi faktual dalam wujud gambar.
Sejak pertemuan pertama mereka yang unik, Keenan menemukan mimpinya dalam diri Kugy. Mimpi melukis yang tadinya telah ia kubur dalam-dalam dan menentukan kuliah di jurusan ekonomi, seakan-akan kembali hidup sehabis ia bertemu Kugy. Kugy orang pertama yang mengagumi karya-karya Keenan. Bersama, kedua anak insan ini mewujudkan mimpi yang mereka berdiri di luar realita. Berbagai hal unik diwujudkan Kugy bersama Keenan, mulai dari membangun Sekolah Alit sampai Keenan masuk menjadi salah satu distributor neptunus.
Namun, pendewasaan diri menyadarkan Kugy, tak mungkin ia mewujudkan semua mimpi itu menjadi realita. Pandangan hidup yang berbeda memisahkan keduanya, Kugy menentukan pergi dari dunianya disaat Keenan menentukan tinggal dan terus mengasah talenta melukisnya. Takdir mempertemukan mereka kembali disaat keduanya berada di dunia yang berbeda. Kugy mempunyai dunia barunya berjulukan Remi sementara Keenan mempunyai dunia barunya berjulukan Lude.
3. Perahu Kertas 2 (2012)
“Hati itu dipilih bukan memilih. Jatuh cinta lah pelan-pelan jangan sekaligus, berat nanti”. Nasihat sederhana ini menyadarkan Lude bahwa hati Keenan belum bisa menghapus Kugy. Sejak pertemuan kembali Keenan dan Kugy di ijab kabul Noni dan Eko, Lude sadar akan satu hal bahwa selama ini Keenan melukis alasannya ialah Kugy. Kugy lah yang menjadi ide pada setiap gesekan di kanvas putih Keenan. Karena dunia yang telah ia bagi bersama Kugy tidak pernah benar-benar ditinggalkannya.
Film yang merupakan sekuel dari “Perahu Kertas” ini mengisahkan kembali pertemuan Keenan dan Kugy sehabis terpisah dan menentukan menjalani dunia masing-masing. Dunia yang telah Kugy bagi pada Keenan tak pernah benar-benar dilupakannya, tak pula dikuburnya. Keenan menyimpan dunia itu erat-erat di hati nya dan biar tetap berada pada tempatnya semula. Sementara Kugy mencoba membagi dunianya pada Remi, Keenan pun mencoba membagi dunianya pada Lude. Meskipun Keenan menyampaikan kalau hati nya telah menentukan Lude, namun ia tak bisa menyangkal bahwa setiap lukisan yang dibuatnya berasal dari hati dimana dunianya berjulukan Kugy tersimpan.
Sama halnya dengan Kugy, Lude sangat mengagumi setiap hasil karya Keenan. Namun, melalui Lude Keenan tersadar bahwa Kugy tak pernah pergi, bahwa Keenan melukis dengan hati tapi tidak untuk Lude melainkan untuk Kugy, dunia yang disimpan nya rapi pada ruang khusus di hatinya. Di lain sisi, Kugy tak berhasil melabuhkan bahtera kertasnya bersama Remi, ia kembali ke dunianya dan menjadi distributor neptunus.
Disaat bahtera kertas Kugy kembali berlayar bebas, Keenan memutuskan untuk melepas Lude dan mengarungi kembali dunia mimpinya. Akankah bahtera kertas Kugy berlabuh kembali pada Keenan? Akankah tuhan neptunus menginzinkan bahtera kertas Kugy berlayar kembali menuju dunia yang dulu telah ia tinggalkan?
4. Tendangan Dari Langit (2011)
Tendangan dari langit bercerita ihwal mimpi seorang anak yang bercita-cita ingin menjadi pemain sepak bola. Wahyu (Yosie Kristanto) seorang pelajar yang tinggal di desa langitan di lereng Gunung Bromo bersama ayahnya, Pak Darto (Sujiwo Tedjo). Meski terlahir dari keluarga sederhana, Wahyu merajut impiannya untuk menjadi pemain sepak bola kenamaan tanah air demi membahagiakan ayah dan ibunya.
Secara alamiah Wahyu mempunyai talenta sepak bola yang baik. Didukung oleh semangatnya berlatih, Wahyu pun mulai merangkai impian untuk menjadi pemain sepak bola professional. Sayangnya, lokasi klub sepak bola jauh dari tempatnya, sehingga ia kesulitan untuk mendapatkan akses. Tapi alasannya ialah tidak ingin menyia-nyiakan talenta sepak bolanya, wahyu pun mendapatkan anjuran pamannya (Agus Kuncoro) untuk bertanding di klub Desa Karangsari.
Pertandingan sepak bola yang biasanya menjadi ajang taruhan tersebut menjanjikan penghasilan yang bagus. Sayang, Pak Darto tidak menyukai apa yang dilakukan Wahyu. Tapi Wahyu tetap nekat mengikuti pertandingan untuk mendapatkan kuda taruhan biar sanggup membahagiakan orangtuanya. Akhirnya tim Karangsari menang, hal itu menciptakan wahyu senang. Sebaliknya, Pak Darto bukannya memperlihatkan proteksi dan selamat, ia malah meminta Wahyu untuk melupakan mimpinya menjadi pesepakbola professional.
Akhirnya Wahyu menuruti kemauan Ayahnya. Ia melupakan mimpinya dan kembali ke sekolah. Di sekolah, Wahyu menghabiskan banyak waktunya dengan gadis yang disukainya, Indah (Maudy Ayunda). Sahabat Wahyu dan sobat Indah terus mendukung korelasi Wahyu dan Indah. Sayang romansa tersebut sempat terganggu oleh kehadiran Hendro (Giorgino Abraham) yang menyukai Indah.
Bagaimana kelanjutan kisah Wahyu? Akankah ia bisa bertemu dan bertanding bersama dengan pemain sepak bola favoritnya, Irfan Bachdim. Atau Wahyu hanya akan melanjutkan sekolahnya menyerupai anak Sekolah Menengan Atas pada umunya sembari menikmati kisah cinta nya dengan Indah?
Itulah 4 film Maudy Ayunda yang digarap apik dan memukau oleh sutrada kondang Hanung Bramantyo. Bapak 5 anak orisinil Yogyakarta ini selalu berhasil menciptakan film dengan warna yang berbeda, banyak pesan moral yang sanggup kita ambil dari film-film karya Mas Hanung. Kita tunggu ya kerja sama Hanung dan Maudy berikutnya.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com